Ditulis oleh Tim Konten Medis
Tes DNA merupakan suatu pemeriksaan yang dilakukan bukan hanya untuk mengetahui hubungan darah antara anak dan orang tua, tetapi juga dibutuhkan untuk mengetahui asal-usul keturunan, golongan darah, hingga mutasi genetik suatu penyakit. Yuk, kita ketahui lebih lanjut tentang jenis dan fungsi tes ini!

Cara kerja tes DNA bisa dilakukan dengan pengambilan sampel darah.
Apa Itu Tes DNA?
Tes DNA adalah suatu proses analisis genetik digunakan untuk memeriksa dan menganalisis informasi genetik yang terkandung dalam DNA seseorang. DNA atau deoksiribonukleat, merupakan suatu molekul yang membawa instruksi genetik unik untuk mengendalikan pertumbuhan, perkembangan, dan fungsi tubuh. Tes DNA digunakan untuk berbagai tujuan, termasuk untuk mengidentifikasi hubungan keluarga, mengungkapkan asal-usul etnis, menganalisis risiko penyakit, dan banyak lagi.
Proses tes DNA melibatkan pengambilan sampel bahan genetik, seperti air liur, darah, atau bahan tubuh lainnya. Setelah sampel diambil, DNA dalam sampel diisolasi dan dianalisis menggunakan teknik laboratorium canggih. Informasi genetik yang diambil dari sampel kemudian dibandingkan dengan basis data genetik yang luas untuk mengidentifikasi pola unik dari rantai DNA.
Baca Juga: Bagaimana Cara Tes HIV di Rumah Sakit?
Jenis-jenis Tes DNA dan Fungsinya
Fungsi tes DNA bergantung pada jenis-jenisnya, diantaranya:
1. Tes Pralahir
Tes pralahir atau dikenal sebagai tes prenatal melibatkan analisis DNA janin yang berkembang dalam rahim ibu sebelum kelahiran. Tujuan utama tes pralahir adalah mengidentifikasi kelainan genetik atau kromosom pada janin. Tes ini dapat memberikan informasi penting kepada dokter dan orang tua tentang kesehatan janin, serta membantu pengambilan keputusan mengenai perawatan dan manajemen kehamilan. Tes pralahir sering digunakan pada kasus di mana ada risiko cacat genetik yang tinggi, seperti riwayat keluarga penyakit genetik atau usia ibu yang lebih lanjut.
2. Tes Diagnostik
Tes diagnostik menggunakan analisis DNA pada seseorang yang menunjukkan gejala atau tanda terhadap suatu kelainan genetik merupakan tindakan yang baik. Fungsi tes DNA jenis ini adalah mengonfirmasi diagnosis pada individu yang sudah mengalami gejala atau masalah kesehatan tertentu.
Tes ini membantu dokter membuat diagnosis yang tepat untuk perawatan dan pengobatan yang efektif. Selain itu, juga dapat membantu menghindari diagnosa yang keliru dan perawatan yang tidak perlu.
3. Uji Pembawa
Uji pembawa adalah jenis tes DNA yang dilakukan pada individu tidak menunjukkan gejala penyakit tertentu, tetapi ingin mengetahui apakah mereka membawa satu salinan gen terkait dengan penyakit genetik. Kondisi ini dikenal sebagai penyakit autosom resesif, di mana seseorang hanya akan menunjukkan gejala penyakit jika memiliki dua salinan gen yang bermasalah.
Jika hanya satu salinan gen yang bermasalah, individu tersebut dianggap sebagai pembawa gen yang berarti mereka tidak menderita penyakit itu sendiri tetapi memiliki potensi untuk mentransmisikan gen yang bermasalah kepada keturunan mereka.

Tes skrining bayi baru lahir untuk mendeteksi kelainan genetik atau gangguan metabolisme yang mungkin memengaruhi kesehatan.
Adapun manfaat dari jenis tes DNA uji pembawa, yaitu:
- Perencanaan Kehamilan
Uji pembawa sangat penting bagi pasangan yang ingin merencanakan kehamilan. Jika kedua pasangan adalah pembawa gen bermasalah yang sama, ada risiko 25% bahwa anak mereka akan mewarisi dua salinan gen tersebut dan mengalami penyakit.
- Pemahaman Risiko
Uji pembawa memberikan informasi kepada individu tentang risiko mereka membawa gen bermasalah. Hal ini dapat membantu dalam pengambilan keputusan yang informasi tentang pernikahan, reproduksi, dan perawatan medis.
Baca Juga: Inilah Rekomendasi 10 Tes Psikologi Depresi
4. Tes Presimptomatik
Jenis tes DNA ini dilakukan pada individu yang memiliki riwayat keluarga terkait penyakit genetik tertentu. Tes ini bertujuan untuk mendeteksi adanya risiko mengembangkan penyakit genetik di masa depan, bahkan sebelum gejala penyakit muncul.
Tes presimptomatik memiliki beberapa tujuan penting:
- Deteksi Dini
Dengan mendeteksi adanya risiko penyakit genetik sejak dini, individu dapat mengambil langkah-langkah pencegahan atau mengambil tindakan medis yang tepat sebelum gejala penyakit muncul.
- Pengelolaan Kesehatan
Hasil tes ini dapat membantu individu dalam mengatur gaya hidup dan perawatan medis yang dapat mengurangi risiko pengembangan penyakit atau mengatasi gejala secara efektif.
- Keputusan Reproduksi
Hasil tes presimptomatik dapat memengaruhi keputusan reproduksi, seperti kapan dan bagaimana individu ingin memiliki anak, dengan mempertimbangkan risiko genetik yang mungkin diwariskan kepada keturunan.
5. Farmakogenetik
Farmakogenetik adalah cabang genetika yang berkaitan dengan bagaimana gen-gen individu memengaruhi cara mereka merespons obat-obatan. Setiap individu memiliki variasi genetik yang dapat memengaruhi metabolisme obat dalam tubuh mereka.
Tes farmakogenetik mengidentifikasi polimorfisme genetik tertentu yang dapat mempengaruhi bagaimana seseorang merespons terhadap obat. Informasi ini membantu dokter meresepkan dosis yang lebih sesuai dan jenis obat yang paling efektif sehingga menghindari efek samping yang tidak diinginkan dan meningkatkan hasil pengobatan.
6. Tes Pra-implantasi
Jenis tes DNA ini dilakukan selama program reproduksi buatan, seperti fertilisasi in vitro (IVF). Setelah pembuahan, embrio tumbuh di luar rahim sebelum diimplan kembali. Tes ini bertujuan untuk mengidentifikasi kelainan genetik atau kromosom pada embrio sebelum dilakukan implantasi. Dengan mengidentifikasi embrio yang paling sehat, tes pra-implantasi membantu pasangan yang mengalami kesulitan kehamilan memilih embrio yang memiliki potensi terbaik untuk berkembang menjadi bayi yang sehat.
7. Skrining Bayi Baru Lahir
Skrining bayi baru lahir merupakan rangkaian uji yang dilakukan pada bayi segera setelah lahir untuk mendeteksi kelainan genetik atau gangguan metabolisme yang mungkin mempengaruhi kesehatan mereka. Contoh kelainan yang diuji meliputi penyakit tiroid bawaan, fenilketonuria (PKU), dan fibrosis kistik. Skrining ini penting untuk mendeteksi kondisi dini yang memerlukan perawatan segera, sehingga intervensi dapat dimulai sebelum terjadi komplikasi serius.
Dengan memahami jenis-jenis tes DNA dan fungsinya, kita dapat mengetahui informasi lebih dalam tentang faktor-faktor genetik yang memengaruhi kesehatan dan perkembangan. Namun, penting untuk diingat bahwa hasil tes DNA harus dianalisis dengan hati-hati oleh profesional medis atau genetik yang berkualifikasi.
Baca Juga: Tes PCR- SGTF Mampu Deteksi Varian Omicron
Informasi genetik dapat memiliki dampak yang signifikan, baik dari segi kesehatan fisik maupun mental, dan keputusan tentang tes harus diambil setelah pertimbangan matang.
Telah direview oleh dr. Gisela Meydilin Sanjaya
Source: