Ditulis oleh Tim Konten Medis
Apa itu rapid test? Rapid test antibody atau rapid test antigen? Sekarang sudah banyak cara untuk mendeteksi virus Corona. Anda bisa menggunakan beberpa jenis tes COVID-19, seperti rapid test dan Swab atau PCR test.
Fungsi rapid test dilakukan untuk penelitian atau pemeriksaan epidemiologi.
Apalagi baru-baru ini ada lagi jenis tes yang sedang hangat diperbincangkan, namanya rapid test antigen, antibody. Namun, masih ada banyak orang yang bingung dan sedikit rancu. Bagaimana cara membedakan jenis tes satu dengan yang lainnya? Lebih jelas akan kita bahas satu per satu lewat ulasan berikut!
Prosedur Rapid Test Antibody
Prosedur rapid test diawali dengan mengambil sampel darah dari ujung jari. Lalu, diteteskan ke alat rapid test. Sementara itu cairan untuk menandai antibodi ditetesakan pada tempat yang sama. Hasilnya berupa garis positif atau negatif dalam waktu 10-15 menit saja.
Berapa Lama Hasil Rapid Test Keluar
Hasil pemeriksaan rapid test cukup singkat memakan waktu selama 10-15 menit saja. Jadi, dengan melakukan rapid test, Anda dapat mengetahui langsung hasilnya. Sayangnya, hasil rapid test belum akurat, dan WHO sejak awal sudah mengeluarkan pernyataan bahwa rapid test sebaiknya hanya digunakan untuk penelitian epidemiologis, dan tidak untuk memeriksa apakah seseorang telah terinfeksi virus pada tubuhnya.
Fungsi Rapid Test Antibody
Fungsi rapid test dilakukan untuk penelitian atau pemeriksaan epidemiologi. Rapid test digunakan untuk skrining memberi informasi apakah seseorang teinfeksi virus di tubuhnya. Pemeriksaan jenis ini juga tidak akurat sehingga tidak disarankan sebagai sarana untuk mendiagnosis adanya virus Corona.
Rapid Test Antibody
Rapid test adalah salah satu tes yang digunakan untuk mendeteksi virus Corona dengan mendeteksi antibodi, yakni lgM dan lgG. Jadi, antibodi ini akan terbentuk saat seseorang terkena virus Corona. Sayangnya, pembentukan antibodi baru terbentuk bisa sampai berminggu-minggu. Artinya, pembentukan antibodi ini memerlukan waktu. Dengan demikian, keakuratan rapid test ini sangat rendah.
Antibodi terbuat dari protein berbentuk Y dan diproduksi sel b dalam sistem imun tubuh. Pembentukan antibodi pada tubuh memerlukan waktu yang berbeda-beda pada setiap orang. Oleh karena itu, penggunaan test ini untuk diagnosis tidak disarankan.
Anda akan melihat hasilnya berupa garis yang muncul setelah 10-15 menit. Jika hasilnya positif, artinya orang yang diperiksa pernah terinfeksi virus Corona. Namun, orang yang sudah terinfeksi virus corona dan memiliki virus ini di dalam tubuhnya belum tentu hasilnya positif bisa juga negatif. Pasalnya tubuh penderita belum membentuk antibodi terhadap virus Corona.
Rapid Test Antigen
Sementara rapid test antigen adalah tes imun yang dilakukan untuk mendeteksi keberadaan antigen virus tertentu yang terjadi saat ini. Biasanya rapid test antigen berguna untuk mendiagnosis patogen pernapasan, seperti Respiratory Syncytial Virus (RSV) dan virus influenza.
Rapid test antigen atau swab antigen merupakan jenis tes yang sama. Hanya penyebutan namanya saja yang berbeda. Jadi, disebut namanya sebagai rapid test antigen karena hasil pemeriksaan yang dilakukan cepat. Sedangkan disebut sebagai swab antigen karena dilakukan dengan metode swab atau usap mengambil sampel dari hidung dan tenggorokan.
Rapid test antigen lebih baik dari rapid test antibodi. Namun dengan catatan akurat untuk pasien dengan jumlah virus yang tinggi di tubuhnya. Sedangkan untuk orang yang belum diketahui statusnya, kekauratannya cukup rendah hanya 30%. Jadi rapid test antigen sangat tidak disarankan untuk diagnosis awal. Kini, rapid test antigen dapat ditemukan di tempat-tempat perawatan atau fasilitas kesehatan.
Proses pemeriksaannya dilakukan memakan waktu selama 15 menit. Pemeriksaan dimulai dengan mengambil sampel hasil swab hidung dan tenggorokan bisa juga air liur. Fungsinya untuk mendeteksi adanya antigen penyebab virus COVID-19.
Jika hasil rapid test antigen negatif maka Anda tetap harus menjalani isolasi mandiri. Sementara bila hasil pemeriksaan rapid test antigen positif, masih ada kemungkinan antigen tidak berasal dari virus penyebab corona. Sayangnya, pemeriksaan jenis ini kurang akurat dibandingkan Polymerase chain reaction (PCR) atau disebut juga tes PCR.
Harga Rapid Test Antigen & Test Antibody
Pemerintah menetapkan harga tertinggi pemeriksaan test antigen Rp250.000 (di pulau jawa) dan Rp275.000 (di luar pulau jawa). Lain halnya test antibody, Kementrian Kesehatan menetapkan biaya maksimal, sebesar Rp150.000. Biaya ini berlaku bagi pasien mandiri untuk seluruh layanan kesehatan.
Kelebihan dan Kekurangannya
Jenis tes untuk mendeteksi adanya virus Corona memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Kelebihan rapid test antibody metode pemeriksaan yang dilakukan lebih singkat dan memberikan hasil juga cepat. Selain itu, biaya yang dilakukan untuk pemeriksaan rapid test antibody pun lebih terjangkau ketimbang pemeriksaan lainnya. Sayangnya, rapid test antibody tidak memberikan hasil yang akurat dan jelas.
Sementara itu, kelebihan pemeriksaan test antigen tidak berbeda dengan test antibody. Test antigen pemeriksaannya cepat dan mampu memberikan hasil dalam waktu singkat. Harga pemeriksaan test antigen juga masih terjangkau. Namun, rapid test antigen ini juga tidak bisa dijadikan patokan atau tolak ukur untuk mendeteksi keberadaaqn virus Corona. Hasil pemeriksaan terkadang memberikan hasil positif palsu.
Anda tetap harus melanjutkan pemeriksaan Polymerase chain reaction (PCR) untuk mendapatkan hasil yang akurat. Pasalnya melalui pemeriksaan ini nilai spesifisitas (akurasi untuk suatu hasil positif) mencapai 97%. Ya, benar tes PCR sampai saat ini masih menjadi metode pemeriksaan kesehatan yang paling akurat. Sementara itu, untuk harga pemeriksaan PCR sendiri dibanderol dengan harga cukup tinggi. Hasil pemeriksaannya pun baru bisa diketahui paling cepat beberapa jam kemudian.
Itulah sedikit gambaran mengenai apa itu rapid test jenis pemeriksaan virus Corona. Apa pun hasil pemeriksaannya, jangan lupa untuk selalu menjaga diri dan terus memantau perkembangan kesehatan. Jika muncul gejala yang dicurigai COVID-19, seperti demam, batuk, suara serak, hingga sesak napas. Baiknya, segera hubungi fasilitas kesehatan terdekat. Jangan lupa untuk selalu mengenakan masker, menjaga jarak, dan mencuci tangan ya!
Telah direview oleh dr. Edwin Halim
Source