Ditulis oleh Tim Konten Medis
Tanda-tanda keputihan yang berbahaya yaitu memiliki tekstur kental dan berbusa, berwarna hijau, kuning, atau abu-abu, terkadang berbau amis dan tidak sedap, serta jumlahnya yang berlebihan. Cara mencegah keputihan abnormal bisa dengan menghindari produk pembersih kewanitaan.

Penyebab keputihan tidak normal bisa terjadi karena berbagai alasan, seperti penggunaan douche, infeksi jamur, bakteri, atau parasit. Cara menghilangkan keputihan, tergantung pada penyebab yang mendasarinya.
Sebagai contoh, keputihan akibat infeksi jamur bisa dengan pemberian obat antijamur berbentuk pil, krim, atau gel. Sementara keputihan karena vaginosis bakterialis dapat terobati dengan obat antibiotik sesuai anjuran dokter.
Apa Itu Keputihan?
Keputihan adalah cairan yang keluar dari vagina, warnanya bisa bening, putih, atau putih pucat. Cairan ini berfungsi untuk membersihkan dan menjaga vagina tetap lembap, serta membantu melindungi organ intim dari bakteri dan infeksi.
Setiap wanita memiliki jumlah keputihan yang berbeda, serta teksturnya bisa berubah tergantung pada hormon selama siklus menstruasi. Setelah selesai haid, biasanya keputihan tidak banyak atau bahkan tidak keluar. Jika keluar, tekstur keputihan cenderung kental.
Di tengah siklus haid, keputihan lebih encer dan berwarna bening. Terkadang, cairan ini tampak berwarna kuning atau cokelat muda apabila menempel di pakaian dalam.
Selain itu, keputihan juga bisa keluar lebih banyak saat wanita mendapatkan rangsangan seksual. Anda perlu memahami cara mengetahui jika keputihan itu buruk untuk kesehatan sehingga bisa langsung konsultasi ke dokter
Baca Juga: Keputihan Tanda Hamil dan Menjelang Haid, Apa Bedanya?
Tanda-Tanda Keputihan yang Berbahaya
Ciri-ciri keputihan normal muncul dengan warna bening atau putih. Berikut ini adalah tanda-tanda keputihan yang berbahaya:
1. Tekstur
Keputihan normal bisa berubah tekstur dari encer menjadi agak kental, tergantung siklus hormon. Namun, ciri-ciri keputihan tidak normal, yaitu memiliki tekstur kental, berbusa, dan menggumpal.
Kondisi ini dapat mengindikasikan infeksi, seperti infeksi jamur atau parasit. Dokter dapat mendeteksi perubahan tekstur keputihan dengan melakukan pemeriksaan panggul dan mengumpulkan sampel cairan vagina.
Ini penting untuk mengetahui ada atau tidaknya infeksi, peradangan, atau penyakit menular seksual.
2. Warna
Perubahan warna keputihan menjadi gejala keputihan tidak normal selanjutnya. Kondisi ini bisa menandakan masalah pada organ intim.
Jika keputihan berwarna kuning, abu-abu, atau hijau, hal ini karena infeksi bakteri atau penyakit menular seksual. Terkadang, keputihan juga karena adanya infeksi jamur.
Infeksi ini biasanya membuat cairan vagina menjadi kental, putih, dan mirip seperti keju. Selain itu, area vagina bisa terasa gatal, bengkak, dan sakit saat berhubungan intim.
Kondisi ini dapat diobati dengan obat antijamur sesuai resep dokter. Bila keputihan berbau tidak sedap, seperti bau amis dan warnanya abu-abu serta encer, hal ini bisa menandakan infeksi bakteri.
Dalam istilah medis, keputikan akibat infeksi bakteri disebut vaginosis bakterialis. Ini terjadi karena keseimbangan bakteri baik dan jahat di vagina terganggu.
Anda bisa mengatasi kondisi ini dengan mengonsumsi makanan yang mengandung probiotik, seperti yoghurt, kefir, atau tempe.
3. Bau
Keputihan normal tidak berbau atau hanya berbau ringan. Jika muncul bau amis atau busuk, ini bisa mengindikasikan adanya infeksi bakteri, penyakit menular seksual, hingga keputihan tanda kanker serviks.
Bau menyengat sering disertai rasa gatal atau panas di area vagina. Perawatan untuk infeksi vagina cenderung bervariasi, tergantung dari penyebabnya.
Dokter dapat merekomendasikan obat-obatan, seperti metronidazole, krim antijamur.
Baca Juga: Cara Mencegah dan Mengobati Keputihan
4. Jumlah
Sebagian wanita dapat mengeluarkan banyak cairan vagina. Sementara sebagian lainnya hanya mengeluarkannya sedikit saja.
Jumlah keputihan atau cairan vagina berdasarkan faktor-faktor, seperti kehamilan, penggunaan pil KB, atau masa ovulasi. Namun, jika Anda mengalami keputihan terus menerus pertanda adanya masalah kesehatan tertentu.
Kapan Harus ke Dokter?
Segera konsultasikan ke dokter jika mengalami tanda-tanda keputihan yang berbahaya dengan gejala berikut:
- Keputihan berwarna dan berbau tidak biasa
- Iritasi atau gatal yang terus-menerus di area genital
- Nyeri saat buang air kecil atau saat berhubungan seksual
- Pendarahan di luar siklus menstruasi
- Sakit perut bagian bawah
- Demam
Deteksi dini dapat membantu mencegah komplikasi serius dan mempercepat pemulihan.
Cara Mencegah Keputihan
Berikut beberapa cara menghilangkan keputihan yang bisa Anda lakukan:
- Mandi secara teratur dan bersihkan vagina dengan air mengalir saja
- Hindari penggunaan produk pembersih kewanitaan, seperti douche
- Bersihkan area organ intim dari arah depan ke belakang
- Keringkan vagina setelah buang air kecil atau besar
- Buang air kecil setelah berhubungan seksual untuk mencegah infeksi saluran kemih
- Ganti pembalut setiap 2-3 jam sekali saat menstruasi
- Gunakan pakaian dalam berbahan katun dan longgar
- Konsumsi makanan sehat
- Rutin berolahraga
- Gunakan kondom saat berhubungan seksual
Baca Juga: Ini 10 Pilihan Obat Keputihan yang Tersedia di Apotek
Jika mengalami tanda-tanda infeksi vagina, seperti keputihan kental dan berbau tidak sedap, gatal, iritasi, serta muncul sensasi terbakar pada vagina, sebaiknya segera periksakan diri ke dokter untuk mendapatkan perawatan yang tepat. Anda bisa kunjungi rumah sakit Ciputra Hospital terdekat untuk konsultasi kesehatan.
Yuk, jaga kesehatan tubuh dengan rutin melakukan medical check up di Ciputra Hospital. Anda juga bisa konsultasi dan buat janji dengan dokter di Ciputra Hospital terdekat.
Cek layanan rumah sakit Ciputra Hospital mulai dari rawat jalan hingga Medical Check Up (MCU) selengkapnya sekarang juga.
Telah direview oleh dr Sherly Susilo
Source:
- Cleveland Clinic. Vaginal Discharge. Juli 2025.
- Healthdirect. Vaginal Discharge. Juli 2025.
- Healthline. Bacterial Vaginosis Is Extremely Common — Here’s What You Need to Know. Juli 2025.