Ditulis oleh Tim Konten Medis
Stunting adalah permasalahan serius pada anak yang disebabkan oleh gizi buruk, lingkungan tidak sehat, dan kesadaran masyarakat yang rendah. Ciri-ciri anak stunting dapat berupa tinggi dan berat badan rendah dibandingkan dengan anak usianya.
Ibu hamil dapat mencegah kelahiran stunting pada anak dengan mencukupi asupan makanan sehat setiap harinya.
Tubuh membutuhkan berbagai macam nutrisi dalam jumlah tertentu untuk menjaga jaringan dan fungsi di dalamnya. Jika tidak memperoleh asupan nutrisi yang cukup, kondisi ini bisa meningkatkan risiko terjadinya malnutrisi atau kekurangan nutrisi.
Pada anak-anak, malnutrisi dapat menimbulkan stunting atau gagalnya pertumbuhan pada otak dan tubuh. Beberapa faktor pendorong muncul di tingkat dasar, meliputi tingkat pendidikan ibu dan ayah, status sosial ekonomi rumah tangga, kondisi sanitasi, akses layanan kesehatan ibu, dan keluarga berencana.
Apa Itu Stunting?
Stunting adalah kondisi ketika anak mengalami gangguan pertumbuhan dan perkembangan akibat gizi buruk, infeksi berulang, dan stimulasi psikososial yang tidak memadai. Kondisi ini ditandai dengan tinggi badan yang tidak sesuai standar deviasi pada kurva pertumbuhan Badan Kesehatan Dunia (WHO).
Anak yang mengalami pertumbuhan terhambat terjadi saat 1000 hari pertama sejak pembuahan hingga berusia 2 tahun. Stunting dapat menurunkan sistem imun dan meningkatkan risiko terkena infeksi.
Anak-anak yang mengalami stunting memiliki risiko lebih tinggi terkena hipertensi, diabetes, dan obesitas saat mereka dewasa, dengan rata-rata IQ mereka 11 poin lebih rendah dibandingkan anak-anak tanpa stunting.
Meskipun begitu, tidak semua anak yang memiliki tubuh pendek itu dikatakan stunting sehingga perlu mendapatkan diagnosis lanjut oleh dokter atau ahli medis profesional.
Penyebab Stunting
Stunting atau gizi buruk kronis dapat diketahui dengan adanya pertumbuhan terhambat dan tinggi badan yang tidak sesuai dengan usianya. Kondisi ini bisa terjadi sejak bayi di dalam kandungan hingga awal kehidupan anak.
Stunting merupakan konsekuensi dari kekurangan energi-protein kronis. Selain itu, faktor-faktor pemicu lainnya, termasuk infeksi dan penyakit, berperan penting dalam penyebab stunting. Dalam situasi kekurangan pasokan makanan berkualitas, pertumbuhan akan terhambat secara serius oleh periode pemulihan yang berulang dari penyakit.
Faktor ibu dan pola asuh yang salah juga bisa meningkatkan risiko stunting pada anak. Pada kondisi ini, ibu tidak memiliki perilaku dan praktik pemberian makan dengan baik sehingga berpengaruh pada perkembangan tubuh anak.
Selain itu, penyebab stunting bisa terjadi karena berbagai kondisi pada ibu selama masa kehamilan. Misalnya, mengalami infeksi penyakit, kehamilan remaja atau dini, gangguan mental pada ibu, hipertensi atau tekanan darah tinggi, dan jarak kelahiran yang rendah. Kondisi ini juga dipengaruhi oleh rendahnya akses pelayanan kesehatan berupa air dan sanitasi yang bersih.
Baca Juga: 10 Pedoman Gizi Seimbang Menurut Kementerian Kesehatan
Ciri-Ciri Stunting
Adapun sejumlah ciri-ciri atau gejala stunting pada anak meliputi:
- Terhambatnya perkembangan dan pertumbuhan tulang pada anak
- Anak memiliki berat badan rendah yang tidak sesuai dengan usianya
- Cenderung memiliki tinggi badan rendah atau pendek yang tidak sesuai dengan usianya
- Memiliki proporsi tubuh yang terlihat normal tetapi tampak lebih kecil atau muda untuk anak usianya
Cara mengatasi penderita stunting tidak hanya dilakukan oleh orang tua saja, tetapi pemerintah juga ikut turun tangan dalam menurunkan angka stunting. Saat ini, pemerintah Indonesia telah mencanangkan upaya prevalensi sebagai target nasional untuk menurunkan angka kasus gizi buruk anak hingga 14 persen.
Program pendidikan gizi dan kesehatan bagi ibu dan remaja harus mencakup higiene dan sanitasi untuk mencegah penyakit menular. Pendidikan gizi merupakan salah satu program intervensi yang dikategorikan sebagai program khusus gizi.
Pemerintah juga bekerja sama dengan puskesmas dan posyandu untuk melakukan penyuluhan kesehatan agar anak terhindar dari stunting. Penyuluhan ini dapat berupa penimbangan berat badan dan pengukuran tinggi badan.
Apa Dampak Stunting pada Anak?
Malnutrisi, termasuk stunting menjadi salah satu penyebab utama kematian anak di seluruh dunia. Setiap tahunnya, kondisi ini bisa merenggut lebih banyak nyawa anak daripada kekerasan, bencana alam, dan infeksi penyakit.
Dampak gizi buruk terbagi atas 2 bagian, yaitu dampak jangka pendek dan jangka panjang. Pada jangka pendek, gizi buruk kronis bisa menyebabkan beberapa hal, seperti:
- Anak mudah terserang penyakit
- Perkembangan anak menjadi tidak optimal, seperti mengalami gangguan kognitif, motorik, dan verbal
- Sulit mengungkapkan bahasa ekspresif
Sementara itu, dampak jangka panjang pada anak stunting dapat berupa:
- Saat dewasa, postur tubuh tidak tumbuh secara optimal
- Mengalami obesitas dan penyakit lainnya
- Menurunnya kesehatan sistem reproduksi
- Performa dan kapasitas belajar yang tidak optimal saat sekolah
- Mengalami penurunan produktivitas dan kapasitas kerja
Gizi buruk sangat merugikan anak-anak karena bisa berlangsung seumur hidup dan menjadi beban yang menghambat pertumbuhan ekonomi. Jutaan anak yang seharusnya dapat berprestasi di sekolah, memperoleh pendidikan yang baik, dan berkontribusi bagi masyarakat justru terhambat oleh kurangnya gizi yang tepat.
Baca Juga: 10 Tips Menambah Nafsu Makan Anak Usia 1-2 Tahun
Bagaimana Cara Mencegah Stunting?
Anda tidak perlu khawatir karena terdapat pencegahan gizi buruk yang bisa dilakukan sejak dini untuk mengurangi risiko pertumbuhan anak terhambat. Berikut ini adalah beberapa pencegahan stunting:
- Melakukan skrining anemia dan konsumsi tablet tambah darah
- Saat masa kehamilan, pastikan untuk melakukan pemeriksaan rutin ke dokter
- Memenuhi asupan makanan sehat, seperti zat besi, asam folat, dan yodium selama hamil
- Menerapkan inisiasi menyusui dini agar berhasil menjalankan ASI eksklusif
- Ketika anak sudah lahir, lakukan pemeriksaan ke posyandu atau puskesmas secara berkala untuk memantau perkembangan dan pertumbuhan anak tetap ideal
- Memperhatikan jadwal imunisasi agar anak terlindungi dari berbagai infeksi penyakit
- Menerapkan gaya hidup sehat, seperti mencuci tangan sebelum makan, buang air di jamban, dan minum air putih bersih
Kapan Harus ke Dokter?
Sebagai orang tua, penting untuk melakukan pemeriksaan rutin ke dokter agar anak terhindar dari masalah kesehatan serius, termasuk gizi buruk. Anda juga perlu memberikan makanan gizi seimbang, akses sanitasi, dan air bersih sebagai langkah pencegahan gizi buruk kronis pada anak.
Jika anak mengalami tanda-tanda gizi buruk, seperti tinggi badan yang tidak sesuai dengan usianya dan daya tahan tubuh lemak, sebaiknya segera periksakan diri ke dokter untuk mendapatkan penanganan yang tepat. Anda bisa kunjungi rumah sakit Ciputra Hospital terdekat untuk konsultasi kesehatan.
Cek layanan rumah sakit Ciputra Hospital mulai dari rawat jalan hingga Medical Check Up (MCU). Yuk, jaga dan cek kondisi kesehatan Anda sekeluarga bersama Ciputra Hospital!
Telah direview oleh dr. Kezia Susanti
Source:
- National Library of Medicine. Stunting in Childhood: An Overview of Global Burden, Trends, Determinants, and Drivers of Decline. Agustus 2024.
- National Library of Medicine. Risk Factors and Nutritional Profiles Associated with Stunting in Children. Agustus 2024.
- World Health Organization. Stunting in a Nutshell. Agustus 2024.