Ditulis oleh Tim Konten Medis
Radang paru-paru (pneumonia) adalah suatu kondisi medis yang terjadi ketika paru-paru mengalami peradangan. Gejala radang paru-paru ini akan terlihat berbeda-beda, tergantung dari jenis patogen yang menyerangnya. Apa saja penyebab dari pneumonia? Simaklah penjelasan lengkapnya pada artikel di bawah ini!
Gejala penyakit pneumonia akan terlihat berbeda-beda, tergantung dari jenis patogen yang menyerangnya.
Baca Juga: Apakah Benar Mandi Malam Penyebab Pneumonia?
Apa Itu Radang Paru-paru (Pneumonia)?
Radang paru-paru (pneumonia) adalah suatu kondisi yang terjadi ketika saluran udara di paru-paru (alveoli) menjadi meradang dan terisi dengan cairan atau nanah. Hal ini dapat mengganggu kemampuan paru-paru untuk mengisi udara dengan baik, yang pada gilirannya dapat menyebabkan gejala seperti batuk, demam, sesak napas, dan nyeri dada.
Penyakit radang paru-paru juga dapat berkembang sebagai komplikasi dari penyakit lain, seperti bronkitis. Penyakit ini bisa menjadi kondisi serius, terutama pada individu dengan sistem kekebalan yang lemah, anak-anak kecil, atau orang lanjut usia.
Melansir World Health Organization (WHO), penyakit pneumonia adalah penyebab kematian terbesar pada anak-anak di seluruh dunia. Oleh karena itu, jika Anda atau seseorang yang Anda kenal mengalami gejala pneumonia, sangat penting untuk mencari perawatan medis segera.
Dokter akan melakukan pemeriksaan fisik, tes darah, dan mungkin rontgen dada untuk mendiagnosis pneumonia dan meresepkan pengobatan yang sesuai, seperti antibiotik untuk pneumonia bakteri atau perawatan simptomatik untuk pneumonia viral.
Gejala Radang Paru-paru (Pneumonia)
Gejala penyakit radang paru-paru (pneumonia) akan terlihat berbeda-beda, tergantung dari pathogen penyebabnya. Kebanyakan gejala radang paru-paru berkembang secara perlahan dan dalam waktu yang cukup lama. Tetapi, gejala radang paru-paru juga dapat cepat muncul, tergantung dari penyebaran, penyebab, dan kesehatan dari penderita.
Gejala penyakit pneumonia dapat bervariasi, tetapi biasanya mencakup beberapa atau semua gejala berikut:
- Batuk yang dapat menghasilkan lendir yang berwarna kuning, hijau, atau berdarah
- Demam dan menggigil
- Sesak napas atau napas cepat
- Nyeri dada yang bisa memburuk saat bernapas dalam atau batuk
- Kelelahan dan kelemahan
- Nyeri otot
- Kehilangan nafsu makan
- Mual atau muntah (terutama pada anak-anak)
Faktor Risiko Radang Paru-paru (Pneumonia)
Ada beberapa faktor risiko yang dapat meningkatkan kemungkinan seseorang terkena pneumonia. Beberapa faktor risiko utama termasuk:
- Usia (anak di bawah usia 2 tahun dan lansia)
- Sistem kekebalan yang lemah
- Merokok
- Masalah pernapasan kronis
- Kondisi medis lainnya, seperti diabetes, penyakit jantung, atau gagal ginjal
- Paparan asap kimia atau polusi udara
- Paparan terhadap infeksi
- Alkohol dan penyalahgunaan obat
- Kehadiran keluarga dengan pneumonia
- Aspirasi makanan atau cairan ke paru-paru
Penyebab Radang Paru-paru (Pneumonia)
Penyakit pneumonia disebabkan oleh bakteri. Bakteri tersebut terbagi menjadi dua sub-organisme, yaitu “tipikal” dan “atipikal.” Bakteri umum yang termasuk dalam organisme tipikal adalah Pneumococcus, Haemophilus influenzae, Moraxella catarrhalis, Group A Streptococcus, dan organisme gram-negatif aerobik dan anaerobik lainnya.
Bakteri umum yang termasuk dalam organisme atipikal biasanya terlihat dalam praktik klinis, antara lain Legionella, Mycoplasma, Chlamydia. Infeksi bakteri dapat menyebar pada seluruh area paru-paru atau hanya menginfeksi satu bagian saja. Radang paru-paru ini dapat menyebar di seluruh bagian paru-paru atau terkonsentrasi pada daerah tertentu.
Selain bakteri, ada banyak faktor yang menjadi penyebab, di antaranya:
- Radang Paru-paru (Pneumonia) virus, yaitu disebabkan oleh infeksi virus, seperti coronavirus, parainfluenza virus, adenovirus, dan sebagainya.
- Radang Paru-paru (Pneumonia) aspirasi, yaitu disebabkan oleh zat berbahaya, seperti asap rokok, polutan, bahan kimia, dan asap dari lingkungan.
- Radang Paru-paru (Pneumonia) jamur, yaitu disebabkan oleh infeksi jamur, seperti histoplasma, blastomyces, dan coccidioides.
- Radang Paru-paru (Pneumonia) di rumah sakit biasa terjadi pada pasien dengan jumlah hari perawatan yang panjang di rumah sakit.
Setiap penyebab pneumonia dapat menimbulkan penyakit paru-paru yang lebih spesifik sesuai penyebabnya. Maka dari itu, perlu pemahaman lebih lanjut terkait penyebab radang paru-paru. Konsultasi dan bantuan dokter akan sangat diperlukan untuk menemukan penyebab pasti dari radang paru-paru dan bagaimana penanganan yang tepat.
Baca Juga: Apakah Covid-19 Bisa Menyebabkan Pneumonia?
Pneumonia aspirasi disebabkan oleh zat berbahaya, seperti asap rokok, polutan, bahan kimia, dan lainnya.
Komplikasi Radang Paru-paru (Pneumonia)
Bahaya radang paru-paru adalah dapat menimbulkan berbagai jenis komplikasi kesehatan lainnya. Komplikasi pneumonia atau radang paru-paru lebih sering terjadi pada anak-anak, orang tua, dan seseorang yang memiliki penyakit lainnya, seperti diabetes. Bahaya dari pneumonia meliputi:
- Radang selaput paru, yaitu peradangan yang terjadi pada lapisan tipis antara paru-paru dan tulang rusuk (pleura). Radang selaput paru dapat menyebabkan kesusahan bernapas bagi para penderitanya.
- Sepsis, yaitu komplikasi yang juga jarang terjadi namun akan berdampak parah bagi penderitanya. Perlu perawatan di rumah sakit jika Anda mengalami sepsis ini.
Diagnosis Radang Paru-paru (Pneumonia)
Diagnosis radang paru-paru biasanya melibatkan serangkaian langkah klinis dan pemeriksaan medis yang dilakukan oleh dokter. Berikut adalah beberapa metode yang digunakan untuk mendiagnosis pneumonia:
1. Anamnesis dan Pemeriksaan Fisik
Dokter akan mengambil riwayat kesehatan pasien dan melakukan pemeriksaan fisik. Mereka akan bertanya tentang gejala yang dirasakan oleh pasien, seperti batuk, demam, nyeri dada, dan sesak napas. Pemeriksaan fisik dapat mencakup mendengarkan suara pernapasan pasien dengan stetoskop untuk mendeteksi adanya gejala pneumonia, seperti suara napas mengi atau krepetasi (bunyi menggerit).
2. Pemeriksaan Darah
Dokter mungkin akan melakukan tes darah untuk mengukur jumlah sel darah putih (leukosit) dalam darah. Jumlah leukosit yang tinggi dapat menunjukkan adanya infeksi dalam tubuh.
3. Rontgen Dada
Rontgen dada adalah pemeriksaan gambar yang sering digunakan untuk mendiagnosis pneumonia. Ini dapat menunjukkan adanya perubahan dalam paru-paru yang khas dari pneumonia, seperti area yang berisi cairan atau infiltrat. Rontgen dada dapat membantu dokter menentukan jenis pneumonia dan sejauh mana infeksinya.
Baca Juga: Vaksinasi Pneumonia dan Jenisnya
4. Tes Sputum
Jika dokter mencurigai pneumonia bakteri, mereka dapat meminta pasien untuk menghasilkan sampel dahak atau sputum untuk dianalisis di laboratorium. Ini dapat membantu mengidentifikasi jenis bakteri yang menyebabkan infeksi dan memilih antibiotik yang tepat.
5. Tes Tambahan
Terkadang, dokter dapat melakukan tes tambahan seperti CT scan dada atau bronkoskopi (pemeriksaan dengan memasukkan alat ke dalam saluran pernapasan) jika perlu untuk menilai tingkat keparahan atau mencari penyebab pneumonia yang kurang umum.
Cara Mengobati Radang Paru-paru (Pneumonia)
Pengobatan radang paru-paru tergantung pada penyebabnya dan seberapa serius kondisi Anda. Dalam banyak kasus, pengobatan difokuskan pada pengelolaan gejala dan memastikan kondisi Anda tidak memburuk.
Beberapa bentuk pengobatan mungkin meliputi:
- Antibiotik: Antibiotik digunakan untuk mengobati pneumonia bakteri. Antibiotik tidak dapat mengobati virus, tetapi dokter dapat meresepkannya jika Anda memiliki infeksi bakteri bersamaan dengan virus.
- Obat Antijamur: Obat antijamur dapat digunakan untuk mengobati pneumonia yang disebabkan oleh infeksi jamur.
- Obat Antivirus: Pneumonia virus biasanya tidak diobati dengan obat, dan bisa sembuh dengan sendirinya. Namun, dokter dapat meresepkan obat antivirus seperti oseltamivir (Tamiflu®), zanamivir (Relenza®), atau peramivir (Rapivab®) untuk mengurangi sakit dan tingkat keparahan penyakit akibat virus.
- Terapi Oksigen: Jika kadar oksigen dalam tubuh tidak mencukupi, dokter dapat memberikan oksigen tambahan melalui tabung di hidung atau masker di wajah Anda.
- Cairan melalui Infus: Cairan dapat disuntikkan langsung ke pembuluh darah Anda (infus) untuk mengatasi atau mencegah dehidrasi.
- Pengeluaran Cairan: Jika terdapat banyak cairan di antara paru-paru dan dinding dada (efusi pleura), dokter mungkin akan mengeluarkannya. Ini dapat dilakukan melalui kateter atau tindakan bedah.
Cara Mencegah Radang Paru-paru (Pneumonia)
Ada beberapa cara untuk mencegah penyakit peradangan paru-paru ini, di antaranya:
- Vaksinasi: Menerima vaksin pneumonia dan vaksin flu sesuai jadwal yang direkomendasikan oleh dokter.
- Terapkan Kebersihan: Rajin mencuci tangan dengan sabun dan air, terutama sebelum makan dan setelah bersin atau batuk.
- Hindari Merokok: Hindari merokok dan paparan asap rokok, karena merokok dapat merusak paru-paru dan meningkatkan risiko pneumonia.
- Hidup Sehat: Jaga kesehatan tubuh dengan makan makanan bergizi, cukup tidur, dan olahraga secara teratur. Dengan begitu, sistem kekebalan tubuh lebih kuat.
- Perhatikan Kebersihan Lingkungan: Hindari paparan terhadap polusi udara yang berbahaya dan bahan kimia beracun yang dapat merusak paru-paru Anda.
Jika Anda atau terdekat Anda mengalami gejala di atas, sebaiknya konsultasikan dengan dokter untuk mendapatkan diagnosis dan perawatan yang tepat.
Telah direview oleh dr. Febriani Kezia Haryanto, MARS.
Source:
- Patologi Pneumonia
- Peradangan Virus pada Paru-paru (Pneumonia)–Perkembangan Atipikal
- Gambaran Pneumonia