Ditulis oleh Tim Konten Medis
Perkembangan janin dengan plasenta previa bisa menyebabkan berbagai masalah kesehatan, mulai dari kemungkinan bayi lahir prematur hingga kekurangan pasokan darah serta oksigen. Ketika mengalami plasenta previa, ibu hamil dapat merasakan pendarahan vagina dan kram yang mengganggu aktivitas sehari-hari.
Ibu hamil dapat mengatasi plasenta previa dengan istirahat yang cukup dan menjalani operasi caesar.
Plasenta previa adalah kondisi ketika tubuh mengalami komplikasi serius terkait kehamilan yang dapat mengganggu kesehatan ibu hamil dan janin. Tanda dan gejala kondisi ini dapat berupa pendarahan selama hamil atau pasca melahirkan.
Gangguan plasenta previa terjadi ketika organ plasenta tumbuh di bagian bawah rahim atau uterus yang menutupi lubang serviks. Kondisi ini bisa menyebabkan kelahiran prematur dan berat badan lahir rendah apabila tidak mendapatkan penanganan yang tepat.
Bagaimana Perkembangan Janin dengan Plasenta Previa?
Plasenta previa dapat terjadi sekitar 1 dari 200 kehamilan selama trimester kedua atau ketiga. Biasanya, kondisi ini bisa membaik dengan sendirinya seiring perkembangan rahim yang menciptakan jarak antara serviks dan plasenta.
Namun, pada beberapa kasus, plasenta previa bisa menyebabkan pendarahan, kelahiran prematur, dan mengancam nyawa. Wanita dengan kondisi ini memiliki gejala berupa:
- Warna darah cenderung merah segar
- Pendarahan terjadi secara berulang kali
- Ukuran panjang rahim menjadi berkurang dan sering kali ditandai dengan kelainan letak
- Mengalami kram atau kontraksi pada punggung, lambung, atau perut
Jika plasenta previa tidak ditangani, perkembangan janin bisa terhambat akibat kekurangan pasokan darah dan oksigen. Kondisi ini juga berisiko tinggi mengalami kelahiran prematur dan memicu masalah kesehatan serius pada janin.
Bayi yang lahir prematur kerap mengalami kesulitan untuk tetap hangat dan menyusui sehingga memicu keterlambatan perkembangannya di kemudian hari. Oleh sebab itu, ibu hamil perlu memastikan hal yang tidak boleh dilakukan saat plasenta previa, seperti berolahraga, memasukkan tampon ke vagina, dan douching atau mencuci vagina dengan cairan khusus.
Pendarahan vagina akibat plasenta previa bisa menyebabkan tubuh kehilangan banyak darah dan mengancam nyawa. Pada kondisi ini, ibu hamil membutuhkan transfusi darah dan perawatan intensif agar terhindar dari komplikasi serius.
Sebelum mendapatkan penanganan, dokter dapat mendiagnosis gangguan dengan berbagai pemeriksaan medis. Hal ini sangat penting untuk mendeteksi kelainan pada plasenta secara akurat. Pemeriksaan yang dilakukan meliputi ultrasonografi vaginal, USG perut, dan pemindaian MRI.
Tidak ada cara mengembalikan posisi plasenta ke atas. Biasanya, plasenta dapat bergerak dengan sendirinya secara alami. Jika kondisi ini tidak terjadi, ibu hamil dapat menjalani operasi caesar.
Hal yang Harus Dilakukan Jika Ibu Hamil Mengalami Plasenta Previa
Dokter dapat mempertimbangkan penanganan untuk mengatasi plasenta previa, termasuk jumlah perdarahan yang terjadi dan usia kehamilan. Jika melakukan persalinan caesar, prosedur ini bisa ditunda selama berminggu-minggu hingga hitungan bulan setelah pendarahan.
Hal ini sangat penting untuk mengurangi kelahiran prematur dan memungkinkan janin tumbuh serta berkembang. Ada beberapa cara agar plasenta naik ke atas dan meminimalisir terjadinya pendarahan, antara lain:
- Hindari berhubungan intim selama kehamilan
- Menjalani rawat inap untuk memantau kondisi kesehatan apabila terjadi pendarahan secara berulang
- Melakukan operasi caesar pada usia kehamilan 37 minggu, jika janin tidak dalam kondisi gawat darurat
- Transfusi darah untuk mengatasi ibu hamil yang kehilangan banyak darah
Sampai saat ini, penyebab plasenta previa belum diketahui secara pasti. Selama kehamilan, plasenta cenderung bergerak seiring dengan pergerakan rahim yang membesar dan meregang.
Kondisi ini umum terjadi bagi plasenta ketika berada di bawah bawah rahim pada awal kehamilan. Biasanya, seiring kehamilan selanjutnya, organ ini dapat bergerak kembali naik ke atas bagian rahim.
Namun, pada kasus tertentu, organ ini tidak berada di dekat bagian rahim sehingga menutupi sebagian atau seluruh serviks. Hal inilah yang menyebabkan pendarahan pada ibu hamil.
Plasenta previa diklasifikasikan menjadi 3 bagian utama, yaitu plasenta previa total atau lengkap, parsial, dan marginal. Plasenta previa total adalah kondisi ketika organ plasenta menutupi seluruh pembukaan serviks dan tidak bisa sembuh dengan sendirinya.
Sementara itu, plasenta previa parsial mampu menutupi sebagian serviks pada ibu hamil. Kondisi ini membutuhkan operasi caesar saat persalinan agar tidak membahayakan kondisi kesehatan ibu dan janin.
Pada plasenta previa marginal, kondisi ini dapat diketahui dengan adanya plasenta yang menyentuh serviks, tetapi tidak menutupinya. Jenis gangguan ini bisa hilang dengan sendirinya sebelum memasuki masa persalinan. Anda bisa memeriksakan diri ke dokter secara rutin untuk mengetahui kondisi plasenta di dalam tubuh.
Baca Juga: Posisi Tidur Ibu Hamil dengan Plasenta Previa yang Aman
Cara Mencegah Plasenta Previa Saat Hamil
Perlu diingat bahwa tidak ada cara efektif untuk mencegah plasenta previa saat hamil. Selain itu, tidak ada tindakan pembedahan atau prosedur medis yang mampu memperbaikinya.
Meskipun begitu, Anda bisa menurunkan risiko terjadinya plasenta previa dan pendarahan dengan menjaga pola hidup sehat. Misalnya, berhenti merokok, serta tidak menggunakan obat-obatan terlarang, seperti narkoba dan kokain.
Gangguan plasenta previa saat hamil berisiko tinggi pada orang dengan kondisi dan masalah kesehatan tertentu, seperti:
- Usia di atas 35 tahun atau lebih
- Pernah mengalami keguguran sebelumnya
- Bentuk rahim cenderung tidak normal
- Memiliki riwayat plasenta previa
- Posisi janin tidak normal saat pemeriksaan USG
- Hamil bayi kembar
Pengobatan kondisi ini bisa beragam, tergantung dari jumlah perdarahan yang terjadi. Jika pendarahan minimal atau sedikit, dokter dapat merekomendasikan ibu hamil untuk melakukan perawatan mandiri di rumah, seperti istirahat yang cukup.
Bukan hanya itu saja, Anda juga perlu menghindari hubungan seks dan olahraga agar terhindar dari pendarahan hebat. Dokter mampu menyarankan jadwal operasi caesar setelah usia kehamilan mencapai 36 minggu.
Jika prosedur ini dilakukan lebih awal, pemberian suntikan kortikosteroid sangat penting untuk mempercepat pembentukan paru-paru pada bayi. Ibu dengan plasenta previa dapat menjalani operasi caesar darurat saat pendarahan menjadi tidak terkendali.
Jika Anda mengalami gangguan perkembangan janin dengan plasenta previa, sebaiknya segera periksakan diri ke dokter untuk mendapatkan penanganan yang tepat dan terhindar dari risiko masalah kesehatan serius. Anda bisa kunjungi rumah sakit Ciputra Hospital terdekat untuk konsultasi kesehatan.
Yuk, jaga kesehatan tubuh dengan rutin melakukan medical check up di Ciputra Hospital. Anda juga bisa konsultasi dan buat janji dengan dokter di Ciputra Hospital terdekat.
Cek layanan rumah sakit Ciputra Hospital mulai dari rawat jalan hingga Medical Check Up (MCU) selengkapnya sekarang juga.
Telah direview oleh dr. Stella Kartolo
Source:
- Health. What Is Placenta Previa?. Oktober 2024.
- Healthline. Placenta Previa. Oktober 2024.
- Yale Medicine. Placenta Previa. Oktober 2024.