Ditulis oleh Tim Konten Medis
Mengenal kista bartholin dan pengobatannya membantu untuk mencegah terjadinya infeksi dan abses. Sebab, jika kista bartholin tidak segera ditangani. Maka dapat menyebabkan komplikasi yang lebih parah. Oleh karena itu, simak apa saja obat kista bartholin, penyebab, gejala, dan pengobatan lainnya di bawah ini.
Kelenjar bartholin terletak di antara vagina dan vulva.
Baca Juga: Perawatan Kista Pilonidal dan Berapa Biayanya?
Kista Bartholin adalah
Kista bartholin adalah benjolan non kanker yang berisi cairan akibat adanya penyumbatan kelenjar bartholin. Kelenjar bartholin terletak di antara vagina dan vulva. Kelenjar bartholin memiliki ukuran yang kecil, sehingga tidak mudah dilihat oleh mata. Kelenjar bartholin berfungsi untuk mengeluarkan cairan yang membantu melumasi vagina. Cairan ini keluar melalui saluran bartholin yang ada pada mulut vagina. Saat cairan yang dikeluarkan tersumbat, maka cairan menumpuk dan menyebabkan kista bartholin. Jika cairan kista terinfeksi, dapat menyebabkan kumpulan nanah dan abses bartholin.
Umumnya, kista bartholin banyak menyerang wanita dengan usia 20 tahun. Kebanyakan dari wanita tidak menyadari munculnya kista bartholin karena ukurannya yang kecil. Sebab, kista yang masih berukuran kecil jarang menimbulkan rasa sakit. Namun, jika ukurannya sudah membesar bisa menimbulkan rasa nyeri. Kondisi tersebut akan menyulitkan saat berjalan hingga duduk.
Baca Juga: Ciri-ciri Kista Ovarium dan Gejalanya
Penyebab Kista Bartholin
Penyebab kista bartholin adalah karena adanya penyumbatan pada saluran kelenjar bartholin. Selain itu, penyebab kista bartholin lainnya adalah:
- Mengalami luka pada area vagina.
- Mengalami cedera.
- Mengalami iritasi.
- Memiliki riwayat menjalani operasi pada vagina.
- Penyakit seksual menular.
Baca Juga: Bahaya Kista Ganglion yang Perlu Diketahui
Gejala Kista Bartholin
Gejala kista bartholin jarang muncul saat ukurannya masih kecil. Gejala akan muncul saat ukurannya sudah membesar atau terjadi infeksi. Namun, secara umum, gejala kista bartholin antara lain:
- Muncul benjolan lunak di dekat lubang vagina.
- Merasakan sakit atau nyeri saat berhubungan seksual.
- Mengalami demam.
- Mengalami bengkak atau kemerahan di area vagina.
- Rasa tidak nyaman saat berjalan atau duduk.
Baca Juga: Pengobatan Kanker di Ciputra Hospital CitraRaya Tangerang
Stadium Kista Bartholin
Stadium kista bartholin ditentukan setelah dokter mendiagnosis kista yang dialami. Pada tahap awal, dokter akan mengajukan pertanyaan tentang gejala yang Anda alami. Selanjutnya, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik, terutama panggul dan vagina. Selain itu, dokter juga akan melakukan diagnosis dengan langkah berikut:
- Biopsi
Biopsi dilakukan dengan prosedur pengambilan sampel jaringan kelenjar bartholin. Sampel jaringan yang diambil dilakukan uji laboratorium untuk menentukan apakah terdapat sel kanker. - Mengambil sampel sekresi
Proses pengambilan sampel sekresi dari vagina atau leher rahim dilakukan untuk menguji apakah ada infeksi penyakit seksual menular.
Baca Juga: Cara Mencegah dan Mengobati Keputihan
Penyebab kista bartholin adalah karena adanya penyumbatan pada saluran kelenjar bartholin.
Obat Untuk Kista Bartholin
Pengobatan kista dilakukan berdasarkan ukuran kista, gejala, dan kondisi kesehatan orang tersebut. Kista yang masih berukuran kecil biasanya tidak membutuhkan penanganan medis. Karena dapat hilang dengan sendirinya. Namun, untuk kista yang ukurannya sudah membesar dan terjadi infeksi perlu dilakukan penanganan medis. Obat kista bartholin yang di rekomendasikan dokter antara lain:
- Berendam menggunakan air hangat atau sitz bath
Berendam dalam bak berisi air hangat beberapa kali sehari membantu mengecilkan kista. Anda bisa melakukan langkah ini selama tiga atau empat hari. - Drainase
Drainase dilakukan untuk kista yang berukuran besar dan telah terjadi infeksi. Prosedur drainase dilakukan dengan langkah membuat sayatan kecil pada kista. Selanjutnya, dokter akan mengeluarkan cairan di dalamnya hingga kering. - Obat-obatan
Obat kista bartholin biasanya obat-obatan akan diberikan jika kista mengalami infeksi dan untuk meredakan gejala yang muncul. Obat yang diberikan seperti antibiotik dan parasetamol. - Marsupialisasi kista
Prosedur marsupialisasi kista dilakukan dengan langkah membuat sayatan pada kista dan membuang cairan atau nanah yang ada di dalamnya. Selanjutnya, dokter akan menjahit kulit yang telah disayat dengan meninggalkan lubang terbuka sebesar 6 milimeter. Tujuan dibuatnya lubang terbuka adalah untuk proses drainase setelah prosedur marsupialisasi dilakukan. Pengobatan ini dapat dikombinasikan dengan menggunakan kateter. Selain itu, dokter akan meresepkan obat untuk menghilangkan rasa sakit setelah dilakukan prosedur. - Operasi
Operasi pengangkatan kista dilakukan jika pengobatan jenis lainnya tidak berhasil. Dokter akan melakukan anestesi selama operasi dilakukan untuk membuat Anda tidur selama prosedur. Biasanya, proses operasi pengangkatan kista menghabiskan waktu sekitar satu jam. Setelah operasi berhasil dilakukan, dokter akan menganjurkan Anda untuk menjaga kebersihan vagina, terutama area yang terkena kista. Selain itu, dokter akan menganjurkan Anda tidak melakukan hubungan seksual dalam beberapa waktu sebelum sembuh total.
Cara Mencegah Kista Bartholin
Mencegah kista bartholin sejak awal akan menurunkan risiko infeksi dan terjadinya abses. Cara mencegah kista bartholin yang dapat Anda lakukan yaitu:
- Menjaga kebersihan area organ kewanitaan dengan baik.
- Lakukan hubungan seksual yang aman, seperti menggunakan kondom setiap berhubungan seks.
- Hindari kegiatan yang memicu cedera pada vagina.
Mengenal kista bartholin dan pengobatannya adalah hal penting bagi seorang wanita. Terutama mereka yang berusia 20 tahun ke atas. Sebab, kista bartholin paling banyak dialami oleh mereka yang memiliki usia 20 tahun ke atas. Selain itu, Anda juga dapat melakukan pencegahan dengan cara selalu menjaga kebersihan organ kewanitaan. Dengan demikian, Anda akan terhindar dari risiko terkena kista bartholin. Sekian ulasan tentang mengenal kista bartholin dan pengobatannya. Semoga bermanfaat.
Telah direview oleh dr. Febriani K. H.
Source: