Ditulis oleh Tim Konten Medis
Hipertermia bisa terjadi ketika suhu tubuh mencapai 38,5 derajat. Ada beberapa jenis hipertermia yang tidak boleh disepelakan, seperti heat stress, heat fatigue, hingga heat exhaustion. Kondisi ini dapat menimbulkan gejala yang perlu diwaspadai berupa sakit kepala dan kelelahan berat.
Hipertermia bisa menyebabkan kondisi medis tertentu, seperti stres, pingsan, dan menurunnya tekanan darah.
Hipertermia adalah kondisi ketika seseorang mengalami peningkatan suhu lebih dari 38,5 derajat celcius. Kondisi ini bisa terjadi ketika tubuh tidak mampu mengatur suhunya akibat cuaca panas yang berlebihan.
Meskipun sama-sama meningkatkan suhu tubuh, terdapat perbedaan hipertemia dan demam yang signifikan. Pada hipertermia, tubuh mengalami peningkatan suhu karena cuaca panas dan lembap dalam jangka waktu lama. Sementara itu, demam terjadi saat tubuh meningkatkan suhunya untuk melawan infeksi penyakit.
Jenis Hipertermia dan Gejalanya
Gejala hipertermia cenderung bervariasi, tergantung dari jenis penyakit yang dialami oleh penderita. Adapun beberapa jenis hipertermia dan gejalanya, sebagai berikut:
1. Heat Stress
Salah satu jenis hipertermia adalah mengalami heat stress atau stres akibat panas. Kondisi ini bisa memicu komplikasi serius apabila tidak mendapatkan penanganan segera mungkin. Misalnya, kelelahan dan serangan panas mendadak.
Selain stres, Anda dapat mengalami sejumlah keluhan umum, seperti:
- Kepala pusing
- Tubuh lemah
- Mual
- Mudah merasa haus
- Sakit kepala
Cobalah untuk minum air atau cairan yang mengandung elektrolit agar tubuh tetap terhidrasi. Elektrolit adalah zat yang dapat meningkatkan cairan di dalam tubuh, seperti kalsium, natrium, dan kalium.
Zat ini berperan penting untuk mengatur jantung, meningkatkan fungsi saraf, dan kesehatan otot. Jika gejala memburuk, segera cari bantuan medis.
Baca Juga: Berapa Suhu Tubuh Normal Manusia? Ini Cara Mengukurnya
2. Heat Fatigue
Cuaca panas yang tinggi bisa mengganggu kesehatan fisik dan mental. Kondisi ini ditandai dengan rasa tidak nyaman, kelelahan, hingga mengalami stres.
Selain merasa lelah, cuaca panas bisa menyebabkan tubuh mudah merasa haus dan sulit berkonsentrasi pada pekerjaan. Bahkan, kondisi ini bisa meningkatkan risiko pingsan atau kehilangan keseimbangan.
Jika mulai merasa lelah akibat panas, sebaiknya segera cari tempat sejuk dan minum air putih yang banyak. Hal ini sangat penting untuk mencegah gejala yang semakin parah.
3. Heat Syncope
Heat syncope atau pingsan dapat terjadi ketika tubuh mengalami penurunan tekanan dan aliran darah ke otak dalam waktu sementara. Kondisi ini disebabkan oleh tubuh yang terlalu memaksakan diri di lingkungan yang panas.
Pingsan sering kali diawali dengan pusing atau sakit kepala ringan. Anda bisa mencegah kondisi ini dengan menjaga tubuh tetap rileks dan menenangkan diri dengan cepat. Selain itu, cobalah untuk mengangkat kaki apabila mulai sadarkan diri dari pingsan.
4. Heat Cramps
Heat cramps atau kram panas biasanya terjadi setelah aktivitas berat atau olahraga di cuaca panas. Kondisi ini terjadi akibat ketidakseimbangan elektrolit yang dirasakan di otot perut, kaki, atau lengan. Untuk meredakan kram, Anda bisa beristirahat di tempat sejuk dan minum lebih baik cairan, seperti elektrolit saat sedang berkeringat.
5. Heat Edema
Penyebab edema atau pembengkakan bisa terjadi karena duduk atau berdiri dalam waktu lama di cuaca panas. Kondisi ini dapat menyerang bagian tubuh tertentu, seperti tangan, kaki bagian bawah, atau pergelangan kaki.
Edema diakibatkan oleh penumpukan cairan yang melibatkan reabsorpsi natrium dan dirangsang oleh aldosteron ke dalam darah melalui ginjal. Kondisi ini dapat mereda dengan sendirinya seiring berjalannya waktu sehingga tidak membutuhkan pengobatan medis.
Cobalah untuk mengangkat kaki selama beberapa menit hingga rasa bengkak berkurang. Pastikan juga untuk memenuhi asupan air dan elektrolit yang cukup agar terhindar dari dehidrasi.
Baca Juga: Demam Naik Turun Seberapa Bahaya pada Tubuh?
6. Heat Rash
Terkadang, aktivitas di cuaca panas dalam waktu lama bisa menyebabkan ruam panas. Kondisi ini ditandai dengan benjolan merah, seperti jerawat di kulit.
Ruam panas biasanya terjadi karena pakaian yang basah oleh keringat. Kondisi ini dapat sembuh dengan sendirinya setelah Anda mendinginkan diri atau berganti pakaian.
Namun, infeksi kulit bisa saja terjadi apabila tidak segera mengganti pakaian. Anda bisa berkonsultasi dengan dokter untuk mendapatkan perawatan yang tepat.
7. Heat Exhaustion
Heat exhaustion menjadi salah satu tahap hipertermia yang paling serius. Kondisi ini terjadi ketika tubuh mengalami kelelahan akibat panas dan tidak mampu mendinginkan dirinya sendiri.
Selain berkeringat, Anda dapat mengalami beberapa keluhan umum, seperti:
- Pusing
- Tubuh terasa lemah
- Masalah koordinasi atau hilang keseimbangan
- Kulit yang dingin atau lembap
- Denyut nadi cepat
Cara Mencegah Hipertemia
Berikut ini adalah beberapa cara untuk mencegah risiko terjadinya hipertermia:
- Jaga agar ruangan tetap sejuk, seperti menutup tirai, gorden, atau penutup jendela untuk
- Batasi penggunaan oven yang bisa membuat ruangan menjadi panas
- Gunakan tabir surya dengan SPF 30 atau lebih tinggi untuk mencegah kulit terbakar
- Menjaga hidrasi tubuh, seperti sering minum air, jus buah dan sayur, atau minuman elektrolit
- Hindari konsumsi alkohol dan kafein
- Berada di tempat yang ber-AC, seperti perpustakaan, bioskop, atau pusat perbelanjaan
- Olahraga di dalam ruangan
- Hindari berpakaian berlebihan saat cuaca panas, seperti menggunakan jaket tebal
- Memakai pakaian berbahan katun dan longgar agar mudah menyerap keringat.
Jika Anda ataupun kerabat dan keluarga anda mengalami gejala hipertermia pada artikel diatas segera konsultasikan ke dokter di Ciputra Hospital terdekat untuk mendapatkan penanganan yang tepat.
Yuk, jaga kesehatan tubuh dengan rutin melakukan medical check up di Ciputra Hospital. Anda juga bisa konsultasi dan buat janji dengan dokter di Ciputra Hospital terdekat.
Cek layanan rumah sakit Ciputra Hospital mulai dari rawat jalan hingga Medical Check Up (MCU) selengkapnya sekarang juga.
Telah direview oleh dr. Tanani
Source:
- Cleveland Clinic. Hyperthermia. Juli 2024.
- Health. What Is Hyperthermia?. Juli 2024.
- Healthline. What Is Hyperthermia and How Is It Treated?. Juli 2024.