Ditulis oleh Tim Konten Medis
Cerebral atrophy adalah kondisi penyusutan otak akibat berkurangnya sel-sel otak dan koneksinya. Gejalanya dapat berupa gangguan ingatan, bahasa, gerakan, hingga perubahan suasana hati.

Apa Itu Cerebral Atrophy? Pertanyaan ini sering muncul ketika seseorang mendengar istilah medis yang berkaitan dengan penyusutan otak. Kondisi ini terjadi saat sel-sel otak dan koneksi antar sel berkurang, sehingga volume otak ikut menyusut.
Cerebral atrophy dapat berdampak pada kemampuan berpikir, daya ingat, hingga aktivitas sehari-hari. Penyebabnya beragam, mulai dari penyakit, infeksi, hingga cedera sehingga penting untuk mengenalinya sejak dini agar penanganan lebih tepat.
Apa Itu Cerebral Atrophy?
Cerebral atrophy atau atrofi otak adalah kondisi ketika sel-sel otak (neuron) dan hubungan antar sel otak mengalami penurunan jumlah sehingga volume otak ikut menyusut. Kondisi ini dapat memengaruhi kemampuan berpikir, daya ingat, hingga aktivitas sehari-hari.
Semakin besar kerusakan yang terjadi, semakin berat pula gangguan fungsi otak yang dialami. Atrofi otak dapat bersifat fokal, yaitu hanya terjadi pada bagian tertentu otak, atau generalized, yaitu menyebar ke seluruh bagian otak.
Kondisi ini dapat dipicu oleh berbagai faktor, seperti usia lanjut, riwayat keluarga dengan penyakit neurodegeneratif, cedera kepala, infeksi, malnutrisi, konsumsi alkohol berlebihan, serta kebiasaan merokok. Dalam kasus tertentu, cerebral atrophy juga berkaitan dengan munculnya dementia maupun gangguan bahasa atau aphasia.
Baca Juga: Penyakit Aneurisma Otak: Penyebab, Gejala, dan Pengobatan
Penyebab Atrofi Otak
Atrofi otak atau cerebral atrophy dapat disebabkan oleh berbagai kondisi yang membuat sel-sel otak mengalami kerusakan atau kematian. Secara umum, penyebab cerebral atrophy bisa berasal dari penyakit, infeksi, maupun cedera kepala.
Faktor risiko seperti usia lanjut, tekanan darah tinggi, diabetes mellitus tipe 2, riwayat keluarga dengan gangguan saraf, hingga aktivitas yang rawan cedera kepala juga dapat meningkatkan kemungkinan terjadinya kondisi ini. Berikut beberapa penyebab utamanya yang perlu Anda ketahui:
1. Penyakit dan Gangguan Medis
Beberapa penyakit neurodegeneratif menjadi salah satu penyebab utama atrofi otak. Contohnya seperti Alzheimer, Parkinson, Huntington, cerebral palsy, multiple sclerosis (MS), leukodystrophies, hingga Pick’s disease.
Penyakit-penyakit ini menyebabkan kerusakan jaringan otak secara bertahap dan menurunkan fungsi kognitif maupun motorik.
2. Infeksi
Infeksi tertentu juga dapat merusak otak dan memicu cerebral atrophy. Beberapa di antaranya adalah HIV dan AIDS, sifilis, dan ensefalitis (radang otak).
Kondisi ini dapat merusak jaringan otak secara langsung dan mempercepat penyusutan otak bila tidak ditangani dengan tepat.
3. Malnutrisi dan Defisiensi Vitamin
Malnutrisi energi protein dapat berdampak pada buruknya perkembangan volume otak dan dapat mengakibatkan atrofi otak. Defisiensi vitamin B1, vitamin B9, dan vitamin B12 telah dikaitkan dengan atrofi otak karena berperan penting sebagai kofaktor beberapa enzim dalam metabolisme neuron
4. Cedera
Cedera otak, baik akibat stroke maupun trauma kepala, juga bisa menyebabkan atrofi otak. Stroke memutus aliran darah ke otak sehingga jaringan otak mati, sementara cedera kepala berat dapat merusak struktur otak secara permanen.
Kedua kondisi ini sering kali menjadi faktor signifikan dalam mempercepat terjadinya cerebral atrophy.
Gejala Cerebral Atrophy
Cerebral atrophy atau atrofi otak dapat menimbulkan berbagai tanda yang berbeda, tergantung pada seberapa parah kondisinya dan bagian otak mana yang terkena. Gejala cerebral atrophy umumnya memengaruhi fungsi kognitif, bahasa, gerakan, hingga emosi seseorang.
Berikut beberapa gejala yang paling sering muncul:
- Gangguan daya ingat. Orang dengan atrofi otak sering mengalami kesulitan mengingat kejadian baru, lupa janji, atau bahkan melupakan hal-hal penting dalam kehidupan sehari-hari.
- Kesulitan berbicara atau memahami bahasa. Kerusakan pada area otak yang mengatur bahasa dapat membuat seseorang sulit berbicara, memahami percakapan, hingga mengalami hambatan dalam membaca dan menulis.
- Masalah gerakan dan koordinasi. Atrofi otak dapat mengganggu keseimbangan tubuh, membuat berjalan menjadi sulit, serta menimbulkan tremor atau gerakan gemetar.
- Perubahan suasana hati. Kondisi ini juga bisa memicu depresi, rasa cemas berlebihan, mudah marah, hingga hilangnya minat pada aktivitas sehari-hari.
- Penurunan fungsi kognitif. Seiring perkembangan cerebral atrophy, kemampuan berpikir logis, memecahkan masalah, serta mengambil keputusan bisa menurun secara signifikan.
Baca Juga: Saraf Kranial: Fungsi, Anatomi, dan Gangguan Penyakitnya
Cara Mengatasi Cerebral Atrophy
Perawatan cerebral atrophy berbeda-beda pada setiap orang, tergantung pada bagian otak yang rusak, seberapa parah kondisinya, dan apa penyebabnya. Meski hingga kini belum ada obat yang benar-benar dapat menyembuhkan atrofi otak, berbagai terapi dan pengobatan dapat membantu memperlambat perkembangan penyakit, meredakan gejala, serta meningkatkan kualitas hidup penderitanya.
Berikut beberapa cara mengatasinya:
1. Cedera Otak
Jika cerebral atrophy muncul sebagai dampak jangka panjang dari cedera otak, perawatan umumnya difokuskan pada pemulihan jaringan otak yang masih sehat. Terapi dapat meliputi fisioterapi untuk melatih kemampuan gerak, terapi wicara untuk membantu komunikasi, hingga konseling guna mendukung kesehatan mental penderita.
2. Infeksi Otak
Pada kasus cerebral atrophy akibat infeksi, dokter biasanya memberikan obat sesuai penyebabnya. Infeksi bakteri akan ditangani dengan antibiotik, sedangkan infeksi virus menggunakan obat antivirus.
Langkah ini tidak hanya membantu melawan infeksi, tetapi juga meringankan gejala dan mencegah kerusakan otak lebih lanjut.
3. Kondisi Kronis
Jika atrofi otak karena penyakit kronis, perawatan cerebral atrophy akan fokus pada pengelolaan gejala. Terapi meliputi obat-obatan, terapi okupasi untuk melatih kemandirian aktivitas sehari-hari, serta terapi wicara.
Pada kondisi tertentu seperti multiple sclerosis (MS), gejala dapat muncul secara bertahap atau bergelombang sehingga dokter akan menyesuaikan rencana pengobatan sesuai perkembangan pasien.
Kapan Harus ke Dokter?
Jika Anda mengalami gejala yang mengarah pada cerebral atrophy, seperti gangguan daya ingat, kesulitan berbicara, atau masalah koordinasi gerakan, sebaiknya segera memeriksakan diri ke dokter. Pemeriksaan menyeluruh perlu untuk mengetahui penyebab yang mendasarinya.
Dalam beberapa kasus, kondisi ini masih bisa Anda tangani, misalnya bila kekurangan vitamin atau infeksi tertentu yang dapat Anda obati sehingga perkembangan atrofi otak bisa Anda cegah.
Namun, bila cerebral atrophy disebabkan oleh penyakit neurodegeneratif atau cedera otak, penanganan medis yang cepat sangat penting untuk mencegah kerusakan lebih lanjut. Hal ini menunjukkan bahwa cerebral atrophy memang berbahaya karena dapat mengganggu fungsi otak secara signifikan dan memengaruhi kualitas hidup.
Baca Juga: Penyebab Abses Otak, Gejala dan Cara Mengatasinya
Diagnosis dan perawatan dini bisa membuat perbedaan besar terhadap hasil pengobatan sehingga jangan menunda untuk berkonsultasi dengan tenaga medis. Segera kunjungi Ciputra Hospital, dapatkan kemudahan untuk konsultasi dan membuat janji dengan dokter pilihan Anda.
Cek informasi lengkap mengenai layanan Ciputra Hospital, mulai dari rawat jalan hingga Medical Check Up (MCU), hanya di situs resmi atau kunjungi langsung fasilitas terdekat sekarang juga.
Telah Direview oleh Dr. Felicia Acramin
Source:
- Cleveland Clinic. Brain Atrophy. November 2025.
- Baptist Health. Cerebral Atrophy. November 2025.
- Lone Star Neurology. What is Cerebral Atrophy? Symptoms, Causes and Treatment. November 2025.







