Ditulis oleh Tim Konten Medis
Kista epidermoid adalah benjolan jinak yang terbentuk dari penumpukan keratin di bawah kulit, biasanya disebabkan oleh sel kulit yang terperangkap. Penyakit ini umumnya tidak berbahaya dan bisa hilang sendiri, tetapi terkadang perlu tindakan medis jika meradang atau terinfeksi.

Kista dermoid dapat tumbuh di seluruh tubuh.
Kista epidermoid umumnya tidak berbahaya, tetapi jika ukurannya membesar atau terasa mengganggu, ada beberapa cara untuk mengatasinya. Dalam banyak kasus, jenis kista ini bisa tetap ada tanpa menimbulkan masalah, tetapi jika terinfeksi atau meradang, dokter mungkin meresepkan antibiotik atau menyarankan prosedur pengeringan.
Meski kista bisa pecah sendiri, hal ini berisiko menyebabkan infeksi sehingga sebaiknya jangan memencet atau mencoba mengeluarkannya sendiri. Bila kista terus membesar atau menimbulkan rasa tidak nyaman, tindakan medis seperti penyuntikan steroid, sayatan kecil untuk mengeluarkan isinya, atau operasi pengangkatan bisa menjadi pilihan.
Operasi umumnya perlu jika kista sering kambuh atau mengganggu aktivitas sehari-hari karena metode ini dapat menghilangkan kista hingga ke akarnya dan mencegahnya muncul kembali.
Apa Itu Kista Epidermoid?
Kista epidermoid adalah benjolan berisi cairan yang tumbuh di bawah kulit. Kista ini tidak bersifat kanker dan umum terjadi oleh banyak orang. Isinya berupa cairan berwarna kuning atau coklat dengan bau tidak sedap.
Ukurannya bervariasi, mulai dari 0,5 cm hingga beberapa sentimeter. Kista epidermoid dapat tumbuh di berbagai area kulit, tetapi paling sering terjadi di wajah, leher, kepala, punggung, dan alat kelamin.
Meskipun tidak berbahaya, benjolan ini bisa mengganggu, terutama bila ukurannya besar. Jika tumbuh di area yang terlihat, kista dapat memengaruhi penampilan, menyebabkan rasa nyeri jika pecah, hingga berisiko menimbulkan infeksi.
Oleh karena itu, meskipun tergolong jinak, tetap penting untuk mewaspadainya agar tidak menimbulkan masalah lebih lanjut. Sering kali, kista epidermoid disamakan dengan kista dermoid, padahal keduanya berbeda.
Kista dermoid adalah tumor jinak yang berisi jaringan seperti rambut, gigi, atau kelenjar kulit. Kista ini dapat muncul di berbagai bagian tubuh, termasuk wajah, punggung bawah, ovarium, otak, hidung, dan sumsum tulang belakang.
Perbedaan lainnya terletak pada penyebabnya. Kista dermoid terjadi akibat gangguan perkembangan janin, di mana struktur kulit tidak tumbuh secara normal.
Untuk memastikan apakah seseorang mengalami kista epidermoid atau dermoid, perlu pemeriksaan medis oleh dokter agar diagnosisnya lebih akurat.
Baca Juga: Mengenal Penyakit Kista: Penyebab, Gejala, Pengobatan
Gejala Kista Epidermoid
Kista epidermoid biasanya tidak menimbulkan rasa sakit. Namun, jika kista meradang dan terinfeksi bakteri dapat menyebabkan rasa sakit dan nyeri.
Tanda dan gejala kista epidermoid yang perlu Anda ketahui meliputi:
- Tumbuhnya benjolan berukuran kecil hingga besar pada kulit.
- Benjolan muncul di daerah wajah, leher, kepala, punggung, serta alat kelamin.
- Pada ujung benjolan terdapat komedo kecil berwarna hitam.
- Jika terjadi infeksi, maka area sekitar benjolan akan mengalami peradangan atau infeksi.
- Benjolan berisi cairan kental berwarna kuning atau coklat. Jika pecah, akan menimbulkan bau tidak sedap.
Penyebab Kista Epidermoid
Kista epidermoid terbentuk akibat penumpukan keratin, yaitu protein alami yang terdapat di sel-sel kulit. Ketika keratin terperangkap dan menumpuk di bawah kulit, kista dapat mulai tumbuh.
Selain itu, beberapa kondisi lain juga dapat memicu munculnya kista epidermoid, seperti cedera pada kulit, infeksi HPV (human papillomavirus), dan jerawat. Dalam beberapa kasus, kista ini juga bisa karena kelainan genetik, seperti sindrom Gardner.
Diagnosis Kista Epidermoid
Diagnosis kista epidermoid dengan memeriksa benjolan yang muncul serta kondisi kulit di sekitarnya. Dokter biasanya dapat mengenali kista ini hanya dengan pemeriksaan fisik, tetapi jika perlu, sampel jaringan atau cairan dari kista dapat terambil untuk analisis di laboratorium guna memastikan jenisnya.
Kista epidermoid sering disalahartikan sebagai kista sebasea atau kista pilar, padahal ketiganya berbeda. Kista epidermoid terbentuk akibat kerusakan pada folikel rambut atau lapisan luar kulit (epidermis).
Sementara itu, kista sebasea lebih jarang terjadi dan berasal dari kelenjar sebasea, yaitu kelenjar yang menghasilkan minyak untuk melembapkan rambut dan kulit. Sedangkan kista pilar berkembang dari akar folikel rambut dan umumnya ditemukan di kulit kepala.
Baca Juga: Ketahui Gejala Kista Ovarium, Apakah Berbahaya?
Cara Mengobati Kista Epidermoid
Kista epidermoid dapat hilang dengan sendirinya tanpa dilakukan penanganan medis. Namun, hal itu bukan berarti kista telah hilang sepenuhnya. Kista dapat muncul dan tumbuh kembali.
Oleh karena itu, penanganan medis adalah cara mengobati kista epidermoid yang paling efektif. Cara mengobati kista epidermoid yang dapat dilakukan antara lain:
1. Suntik Obat
Suntik obat dilakukan dengan cara menyuntikan cairan kortikosteroid. Cairan kortikosteroid yang disuntikkan bersifat anti inflamasi dan membantu mengurangi peradangan serta pembengkakan.
2. Drainase
Metode drainase dilakukan dengan membuat sayatan kecil pada kista. Setelah sayatan dibuat, secara perlahan dokter akan mengeluarkan cairan yang ada di dalamnya.
Metode pengobatan ini tergolong cepat untuk dilakukan. Namun, drainase tidak menyembuhkan kista sepenuhnya sehingga kista dapat kambuh lagi di kemudian hari.
3. Operasi
Pengobatan paling ampuh untuk mengatasi kista adalah dengan melakukan pengangkatan kista. Prosedur ini dilakukan dengan mengangkat kista sepenuhnya.
Akibatnya, kista jarang tumbuh kembali setelah operasi. Namun, prosedur ini akan tertunda atau tidak dapat dilakukan jika kista yang Anda alami sedang bengkak atau meradang.
Kapan Harus ke Dokter?
Meski kista epidermoid tidak berbahaya dan dapat hilang dengan sendirinya. Bukan berarti Anda tidak perlu melakukan pemeriksaan medis.
Sebab, ada beberapa kondisi yang mengharuskan Anda untuk melakukan pemeriksaan medis, berikut ini:
- Jika kista telah memiliki ukuran yang besar.
- Mengganggu penampilan, terutama jika muncul pada area kulit yang terbuka.
- Kista tumbuh di kaki dan tangan sehingga mengganggu Anda dalam beraktivitas.
- Benjolan kista pecah dan terinfeksi sehingga menimbulkan rasa nyeri yang menyakitkan.
Anda tidak perlu menunggu kondisi kista hingga parah untuk datang ke dokter. Sejak pertama kali muncul, Anda dapat dengan segera memeriksakannya.
Baca Juga: Info Medis Penyakit Kista di Ginjal: Gejala & Pengobatan
Tujuannya adalah mencegah agar tidak sampai parah dan terinfeksi bakteri. Anda bisa kunjungi rumah sakit Ciputra Hospital terdekat untuk konsultasi kesehatan.
Yuk, jaga kesehatan tubuh dengan rutin melakukan medical check up di Ciputra Hospital. Anda juga bisa konsultasi dan buat janji dengan dokter di Ciputra Hospital terdekat.
Cek layanan rumah sakit Ciputra Hospital mulai dari rawat jalan hingga Medical Check Up MCU) selengkapnya sekarang juga.
Telah direview oleh dr. Febriani K. H.
Source:
- Verywell Health. What Is an Epidermoid Cyst?. Maret 2025.
- Mayo Clinic. Epidermoid Cysts. Maret 2025.
- Medical News Today. What is an Epidermoid Cyst?. Maret 2025.