Ditulis oleh Tim Konten Medis
Penyebab balanopostitis bisa terjadi karena berbagai kondisi, seperti infeksi jamur, reaksi alergi, dan kebersihan yang buruk. Kondisi ini menyebabkan penis terasa nyeri, bengkak, dan berubah warna.

Gejala balanoposthitis berupa gatal.
Penis adalah alat kelamin pria yang berfungsi sebagai reproduksi dan buang air kecil. Organ ini terdiri dari dua bagian utama, seperti badan dan batang yang menghubungkan penis ke perut.
Pada beberapa kasus, penis bisa mengalami peradangan pada bagian kulup (preputium) dan kepalanya (glans penis). Dalam istilah medis, kondisi ini dikenal dengan sebutan balanoposthitis yang menimbulkan rasa tidak nyaman pada organ intim pria.
Apa Itu Balanoposthitis?
Balanoposthitis adalah peradangan pada kulup dan kepala penis yang biasanya terjadi pada anak-anak dan orang dewasa yang belum menjalani prosedur sunat. Kondisi ini cenderung tidak serius dan bisa hilang dengan sendirinya atau setelah pengobatan.
Perlu diketahui bahwa balanoposthitis bukanlah infeksi menular seksual. Banyak orang sering menganggap sama balanoposthitis dengan fimosis dan balanitis.
Perbedaan balanoposthitis, fimosis, dan balanitis dapat terlihat dari kondisi yang memengaruhi bagian penis. Balanoposthitis cenderung menyerang kulup dan kepala penis sedangkan orang dengan fimosis kesulitan dalam menarik kulup kembali dan balanitis hanya terjadi pada kepala penis saja.
Meskipun begitu, gejala fimosis terkadang disertai dengan balanitis atau balanoposthitis. Kondisi ini berperan sebagai gejala sekaligus penyebab yang membuat iritasi pada kepala penis dan kulup.
Selain tidak disunat, pria berisiko lebih tinggi mengalami balanoposthitis apabila tidak menjaga kebersihan dengan baik, obesitas, mengidap penyakit menular seksual, dan alergi terhadap zat-zat tertentu.
Mengutip dari Cleveland Clinic, peradangan pada kepala penis dan kulup lebih umum pada anak lak-laki usia 2-5 tahun. Jika mengalami kondisi ini, Anda bisa berkonsultasi dengan dokter untuk mengatasi gejala peradangan.
Baca Juga: 11 Penyakit pada Sistem Reproduksi Pria yang Sering Terjadi
Penyebab Balanoposthitis
Infeksi penyakit menjadi salah satu penyebab peradangan pada kepala penis dan kulup. Infeksi ini meliputi:
- Infeksi jamur pada penis, termasuk Candida albicans
- Penyakit radang panggul
- Trikomoniasis atau infeksi menular seksual yang terjadi akibat parasit
- Terinfeksi Human papillomavirus (HPV)
- Tidak menjaga kebersihan organ intim
- Infeksi bakteri, seperti klebsiella, staphylococcus epidermidis, haemophilus parainfluenzae, dan streptococcus
- Psoriasis atau peradangan pada kulit
- Eksim atau infeksi kulit
- Kudis
- Raja singa (sifilis) primer atau sekunder
- Penyakit gonore dan klamidia
- Mengidap herpes simpleks
Aktivitas sehari-hari juga menyebabkan balanoposthitis. Misalnya, terkena paparan klorin di kolam renang yang menimbulkan iritasi pada penis. Pada kasus lain, peradangan pada penis dan kulup dapat muncul beberapa hari setelah berhubungan intim akibat gesekan atau penggunaan kondom lateks.
Gejala Balanoposthitis
Anda dapat mengenali gejala peradangan pada kepala penis dan kulup, seperti:
- Mengalami edema atau pembengkakan
- Gatal
- Nyeri dan iritasi pada area penis
- Penis cenderung mengkilap atau berwarna putih
- Keluar cairan berbau busuk di bawah kulup
- Sakit saat buang air kecil atau ejakulasi
- Ruam kemerahan atau mengalami perubahan warna, seperti tampak merah, ungu, atau sedikit lebih dari warna kulit penis biasanya
- Luka atau muncul lesi pada kepala penis
Cara Diagnosis Balanoposthitis
Dokter dapat mendiagnosis balanoposthitis pada pria dengan melakukan pemeriksaan fisik dan tes penunjang untuk mendapatkan hasil yang akurat. Pemeriksaan ini meliputi:
- Tes kulit: Pemeriksaan ini berperan penting untuk mengidentifikasi bakteri, jamur, dan virus. Ahli medis akan menggosokkan kapas dengan lembut pada area kulup, lalu mengirimnya ke laboratorium untuk melakukan pengujian.
- Tes darah: Pasien dapat menjalani tes darah hemoglobin terglikasi (A1c) untuk mendiagnosis pradiabetes atau diabetes. Pemeriksaan ini menggunakan jarum tipis untuk mengambil darah dari vena bagian lengan.
- Swab uretra: Tes ini dapat mengidentifikasi bakteri dan virus penyebab balanoposthitis. Tim medis bisa memasukkan kapas berukuran 2 cm ke dalam lubang uretra, lalu memutarnya dengan lembut.
- Urinalisis: Dokter akan meminta pasien untuk buang air kecil ke dalam cangkir khusus. Cangkir ini akan dikirim ke laboratorium agar bisa diuji secara langsung.
Cara Mengatasi Balanoposthitis
Biasanya, gejala peradangan akan sembuh dalam waktu satu minggu dengan menjaga kebersihan dan pengobatan yang tepat. Adapun beberapa cara mengatasi balanoposthitis, antara lain:
1. Pemberian Antibiotik
Perlu diingat bahwa pemberian antibiotik tidak dilakukan secara sembarangan. Obat ini hanya boleh digunakan dengan resep dokter karena termasuk obat keras.
Dokter dapat meresepkan obat antibiotik untuk mengatasi infeksi bakteri dan virus. Bahkan, obat ini juga mampu mengatasi penyakit menular seksual.
2. Krim Antijamur
Pasien bisa menggunakan krim antijamur untuk mengobati infeksi penyebab peradangan kulup dan kepala penis. Krim ini biasanya mengandung bahan aktif tertentu, seperti klotrimazol, ekonazol, dan mikonazol.
Sama seperti antibiotik, pasien hanya boleh menggunakan krim antijamur sesuai dengan resep dokter. Obat berbentuk krim sehingga mudah mengoleskan pada area kulup penis.
Baca Juga: Kanker Penis: Penyebab, Gejala, dan Pengobatan
3. Antihistamin
Jika peradangan terjadi karena alergi, ahli medis dapat merekomendasikan anthistamin untuk meredakan gejala yang terjadi. Obat ini juga mampu mengatasi kondisi medis lainnya, termasuk gangguan pencernaan dan mabuk perjalanan.
Sebelum menggunakan antihistamin, Anda bisa berdiskusi dengan dokter terlebih dahulu. Hal ini sangat penting untuk menentukan dosis dan jenis obat yang tepat.
4. Prosedur Sunat
Sunat adalah operasi untuk membuat kulit yang menutupi ujung penis (kulup). Prosedur ini memiliki banyak manfaat bagi kesehatan tubuh, seperti mengurangi risiko infeksi saluran kemih, penyakit menular seksual, dan mudah membersihkan area penis.
Oleh sebab itu, ahli medis merekomendasi sunat agar mencegah balanoposthitis di kemudian hari. Prosedur ini juga bisa dilakukan pada orang yang mengidap fimosis.
5. Mengelola Kadar Gula Darah
Jika mengidap diabetes, pasien perlu mengelola kadar gula darah untuk meredakan gejala yang terjadi. Cara mengelola gula darah bisa dengan menjaga pola makan sehat, olahraga rutin, dan cek glukosa darah secara teratur.
Selain itu, menjaga kebersihan organ intim juga penting untuk mencegah risiko peradangan dan masalah penis lainnya. Anda bisa mencuci dan mengeringkan kulup setiap habis mandi, buang air besar dan kecil.
Perawatan dengan Balanoposthitis
Perawatan balanoposthitis tergantung pada penyebab iritasi dan peradangan yang terjadi. Pada banyak kasus, perawatan ini berfokus untuk mengurangi rasa tidak nyaman saat berhubungan intim atau buang air kecil.
Berikut ini adalah beberapa perawatan mandiri di rumah apabila mengalami peradangan ringan:
- Membersihkan area organ intim, termasuk bagian bawah kulup setiap harinya
- Hindari penggunaan sabun dan losion yang mengandung wewangian
- Pilih produk pembersih dengan label khusus, seperti “bebas pewangi”, “anti alergi”, dan “untuk kulit sensitif”
- Gunakan pakaian dalam berbahan katun dan longgar
- Tidak mengenakan celana dalam ketat karena bisa membuat penis lembab dan meningkatkan risiko infeksi jamur
- Gunakan deterjen cucian yang lembut
- Menjaga area organ intim tetap kering
Jika gejala balanoposthitis, seperti nyeri, bengkak, dan keluar cairan berbau busuk tidak kunjung sembuh dalam waktu lama, sebaiknya periksakan diri ke dokter untuk mendapatkan penangan yang tepat. Anda bisa kunjungi rumah sakit Ciputra Hospital terdekat untuk konsultasi kesehatan.
Yuk, jaga kesehatan tubuh dengan rutin melakukan medical check up di Ciputra Hospital. Anda juga bisa konsultasi dan buat janji dengan dokter di Ciputra Hospital terdekat.
Cek layanan rumah sakit Ciputra Hospital mulai dari rawat jalan hingga Medical Check Up (MCU) selengkapnya sekarang juga.
Telah direview oleh dr. Hansen
Source:
- Cleveland Clinic. Balanoposthitis. Februari 2025.
- Cleveland Clinic. Antihistamines. Februari 2025.
- Healthline. What Is Balanoposthitis, and How Is It Treated?. Februari 2025.
- National Library of Medicine. Balanoposthitis. Februari 2025.