Ditulis oleh Tim Konten Medis
Mengingat kasus Omicron di Indonesia yang terus mengalami peningkatan. Bahkan tercatat per 26 Januari 2022 total pasien kasus Omicron berjumlah 1.998. Sementara pasien yang sudah sembuh atau selesai dirawat berjumlah 765 orang. Tingkat penularan yang tinggi ini membuat kita semakin waspada dan meningkatkan pencegahan dengan berbagai cara termasuk booster vaksin. Benarkah, booster vaksin menjadi senjata ampuh melawan varian Omicron? Booster vaksin untuk Omicron pelajari lebih lanjut ulasan berikut!
CDC merekomendasikan, dosis booster untuk semua orang berusia di atas 18 tahun.
Baca Juga: Waspadai Gejala Varian Omicron pada Anak
Apa itu Booster?
Vaksin COVID-19 mampu melatih sistem kekebalan tubuh untuk membuat antibodi menggunakan bagian dari virus yang membantunya mengikat sel manusia. Jika seseorang yang sudah vaksinasi terinfeksi virus, maka antibodi menegnalinya dan megikat protein Spike untuk mencegah infeksi. Jika seseorang sudah mendapatkan vaksin dosis pertama dan kedua dianjurkan untuk mendapatkan dosis lanjutan (booster). Dosis pertama vaksin mRNA mempersiapkan sel untuk membuat antibodi.
Sementara dosis kedua matang dan meningkatkan antibodi tersebut untuk mengikat lebih kuat lagi pada protein Spike sehingga tidak dapat berlabuh ke reseptor pada sel manusia. Sebagai contoh, pada kasus vaksin Johnson & Johnson dosis tunggal sudah cukup untuk membuat antibodi terhadap virus COVID-19 asli. Vaksin booster merupakan vaksinisasi COVID-19 saat sesorang sudah mendapatkan vaksinasi dosis lengkap bertujuan untuk mempertahankan tingkat kekebalan serta memperpanjang masa perlindungan pada seseorang.
CDC merekomendasikan, dosis booster untuk semua orang berusia di atas 18 tahun. Vaksin booster dilakukan setelah 6 bulan dosis kedua vaksin Pfizer atau Moderna mRNA atau 2 bulan setelah vaksin J & J. CDC juga merekomendasikan vaksin booster pada anak berusia 16 dan 17 tahun yang sudah melakukan vaksin primer dosis lengkap.
Baca Juga: Persamaan dan Perbedaan Flu Omicron Dengan Flu Biasa
Bagaimana Omicron Memengaruhi Vaksin?
Seperti kita ketahui, Omicron atau varian yang dikenal sebagai B1.1.529 ini memiliki banyak mutasi. Terdapat lebih dari 30 mutasi pada protein Spike dibandingkan dengan virus asli. Tampaknya untuk menghindari antibodi yang dihasilkan oleh dua dosis vaksin Pfizer atau Moderna, atau dosis tunggal vaksin J & J, terutama karena tingkat antibodi menurun dalam darah.
Dalam sebuah penelitian di Inggris yang belum ditinjau oleh rekan sejawat, efektivitas dua suntikan vaksin Pfizer atau AstraZeneca dalam mencegah gejala COVID-19 dari Omicron turun menjadi kurang dari 40 persen dalam waktu 15 minggu setelah dosis kedua. Ada penurunan yang lebih rendah dalam efektivitas vaksin Pfizer terhadap Delta, tetapi efektivitas vaksin masih merosot menjadi hanya 60 persen setelah 25 minggu. Studi awal lainnya dari Afrika Selatan, Israel, dan Prancis juga menunjukkan penurunan tajam dalam kemampuan antibodi untuk menetralisir Omicron pada orang yang divaksinasi dengan vaksin Pfizer dua dosis atau dua dosis vaksin Moderna.
Baca Juga: Tes PCR- SGTF Mampu Deteksi Varian Omicron
Apakah Boosters Masih Bekerja Melawan Omicron?
Kabar baiknya adalah bahwa dosis booster vaksin Pfizer meningkatkan tingkat antibodi sebesar 25 kali lipat, yang seharusnya cukup untuk menetralisir Omicron. Dosis booster vaksin Moderna juga meningkatkan netralisasi Omicron dibandingkan dengan dua suntikan sebelumnya saja. Studi lain menunjukkan bahwa ketika orang menerima dosis booster mRNA, tingkat antibodi mereka terhadap Omicron naik ke tingkat perlindungan yang dianggap cukup untuk mencegah infeksi COVID-19.
Namun, sejauh ini data yang diambil sebagian besar dari studi laboratorium, dan kekebalan melibatkan lebih dari sekedar antibodi. Lebih banyak data nyata akan menjadi penting untuk menilai seberapa efektif vaksin saat ini terhadap Omicron dalam jangka panjang.
Suntikan booster mengembalikan perlindungan hingga 90%.
Baca Juga: Begini Gejala Omicron Secara Umum
Berapa Lama Efektifitas Vaksin Booster?
Centers for Disease Control and Prevention atau CDC merilis data, bahwa orang dewasa yang tidak vaksinasi berusia 65 dan lebih tua yang terinfeksi COVID-19, maka 49 kali lebih mungkin dirawat di rumah sakit daripada mereka yang sudah vaksinasi dan telah menerima suntikan booster. Sementara seseorang antara usia 50 ke atas tidak melakukan vaksinasi 45 kali lebih mungkin dirawat di rumah sakit daripada mereka yang vaksinasi dan dosis booster.
Sementara 3 studi CDC, para peneliti meninjau dari jutaan kasus, puluhan ribu rawat inap dan kematian selama gelombang Delta dan Omicron. Studi pertama, dalam sebuah penelitian yang menganalisis rawat inap dan kunjungan ke klinik perawatan di 10 negara bagian antara akhir Agustus 2021 dan Awal Januari 2022. Efektivitas vaksin terhadap rawat inap dengan Omicron turun menjadi 57% bagi mereka yang telah menerima dosis kedua lebih dari 6 bulan sebelumnya. Suntikan booster mengembalikan perlindungan hingga 90%.
Baca Juga: Bagaimana Virus Omicron Menyebar?
Studi kedua, peneliti menganalisis hampir 10 juta kasus COVID-19 dan lebih dari 117.000 adanya kematian dilaporkan 25 departemen kesehatan negara bagian dan lokal pada bulan April dan Desember 2021. Kasus dan kematian lebih rendah di antara orang-orang yang telah menerima dosis booster, daripada mereka yang sudah vaksinasi, tetapi belum mendapatkan booster. Kasus dan kematian bahkan lebih rendah di antara orang Amerika yang meningkat daripada mereka yang tidak divaksinasi.
Studi ketiga, dihimpun dari Jurnal American Medical Association, peneliti melihat lebih dari 70.000 orang yang teruji untuk COVID-19. Dosis ketiga memberikan lebih banyak perlindungan terhadap infeksi dengan gejala daripada dosis dua atau tanpa vaksin. Dalam studi ketiga, yang diterbitkan dalam JAMA, jurnal American Medical Association, para peneliti melihat data dari lebih dari 70.000 orang yang diuji untuk COVID-19. Dosis ketiga memberikan lebih banyak perlindungan terhadap infeksi dengan gejala daripada dua dosis atau tanpa dosis.
Itulah ulasan singkat tentang vaksin booster untuk Omicron. Vaksinasi menjadi benteng pertahanan terbaik. Oleh karena itu pastikan Anda mendapat vaksinasi dosis lengkap dan vaksin booster untuk memberikan perlindungan terbaik demi mencegah keparahan penyakit yang harus ditangani di rumah sakit. Hingga kini para ilmuwan masih mengumpulkan bukti berapa lama kekebalan dari vaksin booster berlangsung. Selain vaksin booster, pastikan Anda menaati protokol kesehatan yang berlaku ya!
Telah direview oleh dr. Sony Prabowo
Source:
- Tembakan Booster 90% Efektif untuk Mencegah Rawat Inap Omicron: Data CDC
- Bagaimana Tembakan Booster Dapat Membantu Melindungi Anda dari Omicron
- Antisipasi Gelombang Ketiga, Kenali Ciri dan Cara Mencegah Penularan Omicron