Buat janji Ciputra HospitalWhatsapp Ciputra Hospital

Rumah Sakit Terbaik Berstandarisasi Internasional | Ciputra Hospital

  • Home
  • Rumah Sakit
    • CitraRaya Tangerang
    • CitraGarden City Jakarta
    • Ciputra Mitra Hospital Banjarmasin
    • Ciputra Hospital Surabaya
  • Fasilitas & Layanan
  • Center of Excellence
  • Cari Dokter
  • Artikel
  • Home
  • Artikel Kesehatan
  • Mengenal Gangguan Kecemasan (Anxiety Disorder) dan Gejala
Defara
Senin, 28 Januari 2019 / Published in Artikel Kesehatan, Citra Raya Tangerang

Mengenal Gangguan Kecemasan (Anxiety Disorder) dan Gejala

Ditulis oleh Tim Konten Medis

Gangguan kecemasan (anxiety disorder) bisa disebabkan oleh faktor genetik, stres berlebihan, trauma masa lalu, atau ketidakseimbangan zat kimia di otak. Gejalanya bisa berupa rasa cemas berlebihan, sulit tidur, detak jantung cepat, hingga sulit berkonsentrasi.

gangguan kecemasan

Gangguan kecemasan terjadi saat rasa cemas berlebihan muncul tanpa alasan yang jelas.

Gangguan kecemasan (anxiety disorder) adalah kondisi kesehatan mental yang umum dan bisa terjadi pada siapa saja. Meski terdengar mengkhawatirkan, kecemasan ini bisa sembuh dengan penanganan yang tepat.

Pilihan pengobatan gangguan kecemasan sangat beragam, mulai dari terapi psikologis seperti CBT (Cognitive Behavioral Therapy) hingga penggunaan obat-obatan tertentu yang diresepkan oleh dokter. Selain itu, dukungan dari keluarga dan perubahan gaya hidup juga berperan penting dalam proses pemulihan.

Daftar Isi

Toggle
  • Apa Itu Anxiety Disorder?
  • Jenis-Jenis Gangguan Kecemasan
  • Gejala Anxiety Disorder
  • Penyebab Gangguan Kecemasan
    • 1. Ketidakseimbangan Zat Kimia Otak
    • 2. Perubahan pada Bagian Otak
    • 3. Faktor Keturunan
    • 4. Pengaruh Lingkungan dan Stres
  • Cara Mengatasi Gangguan Kecemasan
    • 1. Perawatan Mandiri (Self-care)
    • 2. Terapi Psikologis (Psikoterapi)
    • 3. Obat-obatan dari Dokter

Apa Itu Anxiety Disorder?

Anxiety disorder atau gangguan kecemasan adalah kondisi ketika seseorang merasa cemas atau takut secara berlebihan dan berlangsung terus-menerus. Rasa cemas ini bisa muncul tiba-tiba dan sangat intens, bahkan saat tidak ada ancaman nyata.

Kecemasan seperti ini bisa mengganggu aktivitas sehari-hari karena sulit terkendalikan dan terasa lebih besar dari kenyataannya. Akibatnya, penderita mungkin menghindari tempat atau situasi tertentu untuk mencegah munculnya rasa cemas.

Jenis gangguan kecemasan sangat beragam, seperti gangguan kecemasan umum, fobia sosial, fobia terhadap hal tertentu, hingga kecemasan akibat perpisahan. Meski begitu, gangguan ini bisa teratasi dengan pengobatan dan terapi yang tepat.

Baca Juga: Mengenal Gangguan Panik dan Bedanya dengan Depresi

Jenis-Jenis Gangguan Kecemasan

Ada beberapa jenis gangguan kecemasan yang diakui secara medis. Klasifikasi ini mengacu pada panduan resmi dari American Psychiatric Association, yaitu DSM-5 yang biasa digunakan oleh dokter dan psikolog untuk menegakkan diagnosis gangguan mental.

Berikut ini adalah jenis-jenis gangguan kecemasan yang umum:

  • Generalized Anxiety Disorder (GAD): Merasa cemas atau khawatir berlebihan hampir setiap hari, bahkan untuk hal-hal sepele, tanpa alasan yang jelas.
  • Agorafobia: Takut berada di tempat ramai atau terbuka karena khawatir tak bisa keluar atau mendapat bantuan saat panik.
  • Panic Disorder: Serangan panik muncul tiba-tiba tanpa sebab muncul rasa takut berlebihan seperti mau pingsan atau mati.
  • Fobia Spesifik: Takut ekstrem terhadap hal tertentu, seperti ketinggian, hewan, darah, atau ruang sempit yang mengganggu aktivitas.
  • Social Anxiety Disorder: Takut berlebihan saat berada di lingkungan sosial karena khawatir dinilai buruk atau dipermalukan.
  • Separation Anxiety Disorder: Cemas berlebihan saat berpisah dari orang terdekat, bisa terjadi pada anak-anak maupun orang dewasa.
  • Selective Mutism: Tidak bisa bicara di situasi tertentu karena rasa cemas, meskipun bisa berbicara lancar di tempat lain.

Selain gangguan-gangguan tersebut, ada juga kondisi lain seperti OCD (Obsessive-Compulsive Disorder), PTSD (Post-Traumatic Stress Disorder), dan Acute Stress Disorder. Meski sama-sama melibatkan rasa cemas, ketiganya sebagai kondisi yang berbeda dalam dunia medis.

Gejala Anxiety Disorder

Gangguan kecemasan muncul dengan perasaan khawatir yang berlebihan dan berlangsung dalam jangka waktu yang lama. Penderitanya sering kali merasa tidak nyaman dalam situasi tertentu dan cenderung menghindarinya.

Beberapa gejala umum gangguan kecemasan, antara lain:

  • Sulit berkonsentrasi
  • Mudah marah atau gelisah
  • Mual atau tidak nyaman di perut
  • Jantung berdebar
  • Berkeringat atau gemetar
  • Sulit tidur
  • Merasa panik atau takut berlebihan

Penyebab Gangguan Kecemasan

Gangguan kecemasan bisa muncul karena kombinasi berbagai faktor, baik dari dalam tubuh maupun dari pengalaman hidup seseorang. Mengenali penyebabnya bisa membantu proses penanganan yang lebih tepat.

1. Ketidakseimbangan Zat Kimia Otak

Otak manusia bekerja menggunakan zat kimia seperti serotonin, dopamin, norepinefrin, dan GABA. Zat-zat ini membantu mengatur emosi, rasa tenang, dan respon terhadap stres.

Saat kadar zat kimia tersebut tidak seimbang, tubuh bisa memberikan respon yang berlebihan terhadap situasi yang sebenarnya tidak berbahaya. Hal inilah yang bisa memicu timbulnya gangguan kecemasan.

Baca Juga: Apa Itu Somatoform? Gejala, Penyebab, Cara Mengatasi

2. Perubahan pada Bagian Otak

Amigdala adalah bagian otak yang mengatur rasa takut dan cemas dalam diri seseorang. Penelitian menunjukkan bahwa pada orang yang mengalami gangguan kecemasan, aktivitas amigdala cenderung meningkat.

Peningkatan aktivitas ini membuat seseorang lebih mudah merasa gelisah atau panik, bahkan dalam kondisi yang seharusnya biasa saja. Akibatnya, rasa cemas bisa muncul tanpa sebab yang jelas.

3. Faktor Keturunan

Jika ada anggota keluarga dekat, seperti orang tua atau saudara kandung, yang mengalami gangguan kecemasan, risiko Anda untuk mengalaminya juga lebih tinggi. Ini menunjukkan bahwa faktor genetik bisa berperan dalam kondisi ini.

Meskipun tidak semua orang dengan riwayat keluarga akan mengalami hal yang sama, faktor keturunan tetap menjadi salah satu risiko yang perlu Anda perhatikan. Kondisi ini bisa terwariskan melalui kombinasi gen dan lingkungan.

4. Pengaruh Lingkungan dan Stres

Stres berkepanjangan akibat tekanan hidup, seperti masalah keuangan atau konflik keluarga bisa memengaruhi kesehatan mental seseorang. Tekanan ini dapat mengganggu keseimbangan zat kimia otak yang mengatur suasana hati.

Selain itu, pengalaman traumatis seperti kekerasan, kecelakaan, atau kehilangan orang terdekat juga bisa menjadi pemicu munculnya gangguan kecemasan. Trauma yang tidak tertangani dengan baik dapat meninggalkan dampak jangka panjang pada mental.

Cara Mengatasi Gangguan Kecemasan

Menghadapi gangguan kecemasan memang tidak mudah, tapi bukan berarti tidak bisa Anda atasi. Ada beberapa cara yang bisa Anda lakukan untuk mengurangi gejalanya, baik secara mandiri maupun dengan bantuan profesional.

1. Perawatan Mandiri (Self-care)

Bagi yang mengalami kecemasan ringan atau jangka pendek, beberapa cara sederhana di rumah bisa sangat membantu. Misalnya, melakukan teknik relaksasi seperti pernapasan dalam, meditasi, atau yoga.

Aktivitas fisik seperti olahraga juga bisa menurunkan stres dan membuat tubuh lebih rileks. Pastikan juga cukup tidur, kurangi konsumsi kafein, dan cobalah berbicara dengan orang terdekat yang dipercaya.

2. Terapi Psikologis (Psikoterapi)

Salah satu cara utama untuk mengatasi kecemasan adalah dengan terapi bicara. Tujuannya adalah membantu memahami pola pikir atau pengalaman yang memicu rasa cemas, lalu mencari cara untuk mengubah atau menghadapinya.

Ada berbagai jenis terapi yang bisa digunakan, seperti:

  • Terapi Perilaku Kognitif (CBT): Terapi ini membantu mengubah pola pikir negatif dan reaksi berlebihan terhadap situasi yang memicu kecemasan.
  • Terapi Penerimaan dan Komitmen (ACT): Fokusnya adalah menerima perasaan tidak nyaman, termasuk kecemasan, dan tetap menjalani hidup sesuai nilai dan tujuan pribadi.
  • Terapi Paparan (Exposure Therapy): Terapi ini mengajak pasien untuk secara bertahap menghadapi hal-hal yang ditakuti, agar rasa cemas bisa berkurang seiring waktu.
  • Terapi Psikodinamik: Tujuannya menggali akar penyebab kecemasan, termasuk konflik emosional atau pengalaman masa lalu yang belum terselesaikan.
  • Terapi Khusus untuk Kondisi Tertentu: Ada juga terapi yang disesuaikan untuk anak-anak, orang dengan riwayat trauma, atau jenis gangguan kecemasan tertentu seperti fobia sosial atau PTSD.

3. Obat-obatan dari Dokter

Dalam beberapa kasus, dokter bisa meresepkan obat untuk membantu mengurangi gejala kecemasan. Obat ini bisa digunakan sebagai pendukung terapi atau untuk pengobatan jangka panjang sesuai kebutuhan pasien.

Berikut beberapa obat-obatan yang umumnya diresepkan oleh dokter:

  • Antidepresan: Awalnya untuk mengobati depresi, tapi juga efektif mengurangi gejala kecemasan secara bertahap dan digunakan dalam jangka panjang.
  • Beta-blocker: Obat ini membantu meredakan gejala fisik kecemasan seperti jantung berdebar atau gemetar, terutama saat menghadapi situasi yang memicu stres.
  • Benzodiazepine: Obat penenang yang bekerja cepat untuk mengurangi kecemasan berat, tapi hanya boleh digunakan dalam waktu singkat karena berisiko menyebabkan ketergantungan.

Baca Juga: Perbedaan Stres dan Depresi

Gejala gangguan kecemasan yang sebaiknya segera diperiksakan ke dokter adalah ketika rasa cemas muncul terus-menerus, terasa berlebihan, dan mengganggu aktivitas sehari-hari.  Anda bisa kunjungi rumah sakit Ciputra Hospital terdekat untuk konsultasi kesehatan.

Yuk, jaga kesehatan tubuh dengan rutin melakukan medical check up di Ciputra Hospital. Anda juga bisa konsultasi dan buat janji dengan dokter di Ciputra Hospital terdekat.

Cek layanan rumah sakit Ciputra Hospital mulai dari rawat jalan hingga Medical Check Up (MCU) selengkapnya sekarang juga.

Telah direview oleh dr. Sylvani

Source:

  • Mayo Clinic. Anxiety Disorders. Juni 2025.
  • Cleveland Clinic. Anxiety Disorders. Juni 2025.
  • Medical News Today. What to Know about Anxiety. Juni 2025.

Diperbarui pada 23 Juni 2025

Artikel Terkait

  • 10 Cara Bangkit dari Depresi
    10 Cara Bangkit dari Depresi
  • Anak Depresi karena Orang Tua
    Anak Depresi karena Orangtua, Ini Penyebab dan Gejalanya
  • Apakah Depresi Penyakit Keturunan
    Apakah Depresi Penyakit Keturunan?
  • Ciri Orang Depresi muncul tanpa disadari
    Ciri-Ciri Orang Depresi Tanpa Disadari? Inilah 10 Tandanya!
  • gejala depresi pada remaja
    Gejala Depresi pada Remaja yang Harus Orangtua Tahu
  • Gangguan Depresi Mayor
    Kenali Gangguan Depresi Mayor
Tagged under: Kesehatan Mental

Artikel Terkait

  • 10 Cara Bangkit dari Depresi
    10 Cara Bangkit dari Depresi
  • Anak Depresi karena Orang Tua
    Anak Depresi karena Orangtua, Ini Penyebab dan Gejalanya
  • Apakah Depresi Penyakit Keturunan
    Apakah Depresi Penyakit Keturunan?
  • Ciri Orang Depresi muncul tanpa disadari
    Ciri-Ciri Orang Depresi Tanpa Disadari? Inilah 10 Tandanya!
  • gejala depresi pada remaja
    Gejala Depresi pada Remaja yang Harus Orangtua Tahu
  • Gangguan Depresi Mayor
    Kenali Gangguan Depresi Mayor

Ciputra Hospital

Ciputra Hospital menyediakan layanan kesehatan berkualitas tinggi dengan fasilitas teknologi canggih.

Unit Rumah Sakit:

Ciputra Hospital – CitraRaya Tangerang
Ciputra Hospital – CitraGarden City Jakarta
Ciputra Mitra Hospital Banjarmasin
Ciputra Hospital Surabaya

Unit Klinik:

Ciputra Medical Center
Ciputra SMG Eye Clinic
C Derma
Ciputra IVF

Lokasi Kami:

CitraRaya – Tangerang
CitraGarden – Jakarta
Banjarmasin
Surabaya

  • GET SOCIAL

© 2025 All rights reserved. Ciputra Hospital

TOP