Ditulis oleh Tim Konten Medis
Laktasi adalah proses menyusui dari awal produksi ASI hingga sampai ke bayi. Proses laktasi sangat penting karena bertujuan untuk memberikan nutrisi dan kebutuhan makanan pada bayi baru lahir. Laktasi dimulai setelah melahirkan dan berlanjut selama beberapa bulan hingga beberapa tahun.
Laktasi adalah proses produksi ASI yang dikeluarkan melalui kelenjar susu pada payudara.
Laktasi menjadi salah satu respons biologis dan hormonal yang terjadi saat trimester kedua kehamilan. Tubuh dapat memicu hormon tertentu untuk mulai produksi dan mengeluarkan ASI.
Sistem laktasi sering kali diibaratkan sebagai sebuah pohon besar. Puting susu adalah batang pohon, saluran susu menjadi cabang-cabangnya, dan daunnya merupakan alveoli.
Apa yang Dimaksud Dengan Laktasi?
Laktasi adalah proses memproduksi dan mengeluarkan susu oleh kelenjar susu di payudara wanita. Laktasi menjadi proses penting untuk memberikan nutrisi dan kebutuhan makanan bagi bayi yang baru lahir.
Proses laktasi dimulai sejak kehamilan, yaitu ketika perubahan hormonal memberi sinyal pada kelenjar susu untuk memproduksi susu dan berlanjut selama beberapa bulan hingga beberapa tahun.
Manfaat Laktasi Bagi Ibu dan Bayi
Laktasi adalah aspek penting dalam perawatan bayi baru lahir dan memberikan manfaat jangka panjang bagi kesehatan bayi serta ibu.
Berikut beberapa manfaat laktasi untuk ibu hamil dan bayi:
1. Sumber Nutrisi Bagi Bayi
Menyediakan sumber nutrisi bagi bayi adalah salah satu manfaat utama dari laktasi. Air susu ibu (ASI) adalah makanan alami yang kaya nutrisi untuk memenuhi kebutuhan pertumbuhan dan perkembangan bayi, terutama pada 6 bulan pertama sejak kelahiran.
Sebaiknya, berikan ASI eksklusif kepada bayi hingga berusia 2 tahun lebih. Hal ini diperlukan untuk meningkatkan kesehatan bayi secara optimal.
Baca Juga: ASI Eksklusif: Manfaatnya Bagi Ibu dan Bayi
2. Meningkatkan Berat Badan Bayi yang Sehat
ASI mengandung protein, lemak, karbohidrat, vitamin, dan mineral yang dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan pertumbuhan dan perkembangan bayi. Selain itu, laktasi juga mengandung hormon-hormon, seperti insulin yang membantu mengatur metabolisme dan penyerapan nutrisi untuk membantu meningkatkan berat badan bayi.
3. Membantu Menurunkan Berat Badan
Selama masa laktasi, tubuh akan memerlukan banyak energi tambahan untuk terus memproduksi dan memastikan ketersediaan air susu ibu bagi bayi. Sebagian besar energi tambahan tersebut diambil dari lemak yang disimpan selama kehamilan.
Oleh karena itu, laktasi dapat membantu membakar lemak dan membantu ibu kembali ke berat badan sebelum kehamilan.
4. Meningkatkan Kecerdasan Anak
Selain untuk pertumbuhan dan perkembangan fisik bayi, laktasi juga dapat memberikan manfaat untuk perkembangan kognitif dan kecerdasan anak. Sebab, ASI juga mengandung nutrisi untuk perkembangan otak, terutama asam lemak omega-3 dan omega-6 yang diperlukan dalam pembentukan sel-sel otak.
5. Membantu Rahim Berkontraksi
Setelah melahirkan, rahim akan mengalami proses involusi, yaitu proses kembali ke ukuran normal. Selama masa laktasi, rangsangan pada puting payudara akan membantu otak untuk melepaskan hormon oksitosin.
Hormon ini mampu merangsang kontraksi otot rahim untuk membantu memulihkan rahim ke ukuran normalnya dan menghentikan perdarahan.
Baca Juga: Ibu Menyusui Boleh Minum Kopi?
6. Mengurangi Risiko Depresi
Laktasi dapat membantu mengurangi depresi pasca persalinan melalui pelepasan hormon oksitosin dan prolaktin yang dapat memengaruhi suasana hati. Hormon yang dilepaskan akan membantu menciptakan perasaan nyaman sehingga membantu mengurangi risiko depresi pasca persalinan.
Pastikan juga bayi memperoleh asupan ASI yang cukup untuk mencegah risiko penyakit dan menjaga perkembangan tubuh tetap optimal.
7. Mengurangi Risiko Penyakit
Pelepasan hormon oksitosin dan prolaktin selama laktasi memiliki efek positif pada kesehatan ibu, yaitu mengurangi risiko penyakit kronis, seperti kanker payudara atau ovarium. Selain itu, penelitian membuktikan bahwa ibu menyusui memiliki kecil kemungkinan untuk mengalami penyakit kardiovaskular. Misalnya, jantung, stroke, atau kematian akibat penyakit jantung.
Di dalam ASI juga, terkandung antibodi dan sel darah putih yang dapat membantu melawan infeksi seperti infeksi telinga, asma, gangguan pencernaan, alergi, diabetes, hingga sindrom kematian mendadak (SIDS). Oleh sebab itu, bayi membutuhkan ASI yang cukup untuk meningkatkan sistem imunitas tubuh.
Sementara itu, air susu ibu juga mengandung antibodi yang dikenal sebagai imunoglobulin. Antibodi ini berperan penting untuk melindungi bayi dari berbagai jenis penyakit. Imunoglobulin mampu membentuk lapisan pelindung di hidung, tenggorokan, dan sistem pencernaan.
Bagaimana Proses Laktasi Terjadi?
Proses laktasi diawali dengan perubahan hormon estrogen dan progesteron yang meningkat selama kehamilan. Perubahan hormonal pada tubuh yang memicu laktasi disebut dengan laktogenesis.
Berikut adalah tahapan dalam proses laktasi:
1. Laktogenesis Tahap 1
Laktogenesis tahap 1 dimulai selama kehamilan, sekitar minggu ke-16. Pada tahap ini, payudara mengalami pertumbuhan jaringan kelenjar susu, sehingga membuat payudara terlihat berisi. Selain itu, tubuh akan mulai memproduksi ASI pertama yang disebut dengan kolostrum.
Setelah persalinan, kadar hormon progesteron dan estrogen menurun drastis dan memicu pelepasan hormon prolaktin. Pelepasan hormon prolaktin memicu produksi ASI sebagai persiapan menyusui setelah melahirkan.
Baca Juga: Inilah yang Jadi Penyebab Ibu Menyusui Sering Sakit Gigi
2. Laktogenesis Tahap 2
Laktogenesis tahap 2 terjadi sekitar hari ke-3 hingga ke-5 pasca persalinan. Pada tahap ini, kadar progesteron mengalami penurunan dan menyebabkan peningkatan kadar prolaktin, kortisol, dan insulin.
Peningkatan hormon akan merangsang tubuh untuk memproduksi susu sebagai persiapan menyusui bayi. Payudara yang mulai memproduksi ASI akan membuat payudara terasa lebih berisi dan berat.
3. Laktogenesis Tahap 3
Masa laktasi umumnya akan berlanjut selama ASI masih diproduksi. Frekuensi laktasi yang tinggi merupakan kunci dalam menjaga ketersediaan dan meningkatkan suplai ASI. Oleh karena itu, semakin sering laktasi dilakukan, semakin banyak ASI yang akan diproduksi.
Bagaimana Mengetahui Pelekatan yang Benar Dalam Proses Menyusui?
Pelekatan yang benar dalam proses menyusui menjadi hal penting untuk memastikan bahwa bayi mendapatkan ASI dengan baik. Tanda bagaimana mengetahui pelekatan yang benar dalam proses menyusui, seperti berikut:
1. Mulut Bayi Terbuka Lebar
Dalam proses menyusui, mulut bayi harus terbuka lebar agar areola (area coklat sekitar puting) masuk sepenuhnya. Tujuannya adalah supaya mendapatkan pelekatan yang erat, sehingga tidak mudah lepas dan membantu bayi untuk mengisap dengan efektif. Mulut bayi terbuka lebar ditandai dengan posisi bibir bawah bayi melengkung keluar dan bibir atasnya melebar.
Baca Juga: 12 Super Food untuk Nutrisi Ibu Menyusui
2. Puting Masuk ke Dalam Mulut Bayi
Puting payudara dan sebagian besar areola yang masuk ke dalam mulut bayi menunjukkan bahwa perlekatan dalam proses menyusui sudah benar. Puting payudara yang masuk ke dalam mulut bayi akan mempermudah bayi dalam mendapatkan ASI.
Selain itu, puting yang masuk sepenuhnya ke mulut bayi juga menunjukkan bahwa proses menyusui berjalan dengan baik dan nyaman.
3. Tidak Ada Rasa Nyeri
Tidak merasakan nyeri saat menyusui juga menjadi tanda bahwa perlekatan dalam proses menyusui sudah benar. Pelekatan yang benar seharusnya terasa nyaman dan tidak menyebabkan rasa sakit pada ibu.
Jika ibu merasakan nyeri saat bayi menyusu, hal tersebut menunjukkan bahwa bayi tidak melakukan pelekatan pada payudara dengan benar atau posisi dalam menyusui yang salah.
4. Bayi Aktif Mengisap dan Menelan
Ketika proses menyusui berjalan dengan benar, bayi akan mengekspresikan beberapa tanda yang dapat ibu pantau. Pertama, bayi yang aktif saat menyusu akan terlihat sibuk mengisap, hal itu menunjukkan bahwa bayi berhasil mengeluarkan ASI dari payudara dengan efektif.
Kedua, bayi akan menunjukkan tanda sedang menelan secara teratur. Menelan adalah proses penting bagi bayi untuk mendapatkan nutrisi yang cukup dari ASI.
Baca Juga: Apa Penyebab Bayi Sering Muntah? Waspadai Keracunan
5. Bayi Tampak Puas Seusai menyusui
Setelah menyusui, bayi yang tampak terlihat puas dan tenang, bisa menjadi tanda bahwa perlekatan dalam proses menyusui sudah benar. Bayi yang tampak puas menunjukkan bahwa mereka sudah kenyang dan merasa nyaman selama proses menyusu.
Selain itu, beberapa bayi yang puas selama menyusu mungkin akan tertidur atau tampak mengantuk setelah menyusu.
Bagaimana Menilai Kecukupan ASI?
Kebutuhan nutrisi yang tercukupi adalah hal penting bagi bayi yang baru lahir. Nutrisi yang tercukupi akan membantu bayi tumbuh dengan sehat. Berikut beberapa tanda menilai kecukupan ASI pada bayi.
1. Berat Badan bertambah
Bayi yang mendapatkan cukup ASI akan menunjukkan kenaikan berat badan. Pertumbuhan berat badan menunjukkan bahwa bayi mendapatkan nutrisi yang cukup dari ASI.
Meski demikian, pertumbuhan berat badan pada setiap bayi dapat berbeda. Konsultasikan dengan dokter untuk memantau pertumbuhan dan perkembangan bayi Anda.
2. Buang Air Kecil Secara Teratur
Bayi yang kebutuhan ASI nya tercukupi akan sering buang air kecil beberapa kali sehari. Hal ini menunjukkan bahwa bayi mendapatkan nutrisi yang cukup melalui ASI. Air kencing bayi yang mendapatkan cukup ASI cenderung berwarna kuning muda atau jernih.
Jumlah urin yang dikeluarkan juga bervariasi tergantung pada usia dan frekuensi bayi menyusui. Semakin sering menyusui, maka semakin meningkat pula jumlah serta frekuensi buang air kecilnya.
Baca Juga: Bingung Memilih Sikat Gigi Bayi? Baca Dahulu Tips Berikut!
3. Buang Air Besar Secara Teratur
Selain buang air kecil, bayi yang mendapatkan ASI secara cukup akan buang air besar secara teratur. Feses bayi yang kecukupan ASI cenderung berwarna kuning atau kuning kecoklatan dengan konsistensi yang mirip bubur.
Hal tersebut menunjukkan bahwa sistem pencernaan bayi bekerja dengan baik dan mampu menyerap nutrisi dari ASI dengan baik.
4. Bayi Tampak Sehat
Bayi dengan kebutuhan ASI tercukupi akan mengalami pertumbuhan yang sehat, baik dalam hal berat badan, panjang, hingga lingkar kepala. Selain itu, ASI yang tercukupi juga dapat meningkatkan sistem kekebalan tubuh bayi agar tidak mudah terserang penyakit atau infeksi.
Peran Konsultan Laktasi Bagi Ibu Menyusui
Konsultan laktasi merupakan dokter spesialis yang menyediakan dukungan dan bimbingan bagi para ibu menyusui. Dokter spesialis harus menjalani pelatihan dan sertifikasi khusus untuk dapat menjalankan profesi tersebut.
Konsultan laktasi banyak dibutuhkan oleh ibu yang pertama kali memiliki anak dan sedang belajar bagaimana cara menyusui bayi. Peran utama konsultan laktasi adalah membantu ibu serta bayi mencapai kelekatan yang benar selama menyusui agar ASI terdistribusi dengan baik.
Konsultan laktasi juga memberikan dukungan emosional kepada ibu yang baru pertama kali menyusui serta mengedukasi pentingnya menyusui bagi bayi. Selain itu, konsultan laktasi akan membantu memberikan rekomendasi perawatan untuk masalah yang terjadi, seperti produksi ASI rendah, luka pada puting, atau masalah lain yang mengganggu proses menyusui.
Oleh karena itu, jika Anda baru pertama kali melahirkan dan memiliki anak, penting untuk berkonsultasi dengan konsultan laktasi agar mendapat rekomendasi yang tepat.
Jika Anda mengalami gangguan laktasi yang ditandai dengan payudara membengkak, terdapat benjolan, dan timbul ruam kemerahan, sebaiknya segera berkonsultasi dengan dokter untuk mendapatkan penanganan yang tepat. Anda bisa kunjungi rumah sakit Ciputra Hospital terdekat untuk konsultasi kesehatan.
Yuk, jaga kesehatan tubuh dengan rutin melakukan medical check up di Ciputra Hospital. Anda juga bisa konsultasi dan buat janji dengan dokter di Ciputra Hospital terdekat.
Cek layanan rumah sakit Ciputra Hospital mulai dari rawat jalan hingga Medical Check Up (MCU) selengkapnya sekarang juga.
Telah direview oleh dr. Abigail Cheryl A.G
Source:
- Cleveland Clinic. Lactation. Juni 2024.
- Parents. 6 Tips for Getting Your Baby To Latch Properly. Juni 2024.
- Very Well Family. What to Expect From a Lactation Consultant. Juni 2024.