Buat janji Ciputra HospitalWhatsapp Ciputra Hospital

Rumah Sakit Terbaik Berstandarisasi Internasional | Ciputra Hospital

  • Home
  • Rumah Sakit
    • CitraRaya Tangerang
    • CitraGarden City Jakarta
    • Ciputra Mitra Hospital Banjarmasin
    • Ciputra Hospital Surabaya
  • Fasilitas & Layanan
  • Center of Excellence
  • Cari Dokter
  • Artikel
  • Home
  • Artikel Kesehatan
  • Mengenal Hemofilia, dari Penyebab hingga Gejalanya
Defara
Kamis, 05 Desember 2024 / Published in Artikel Kesehatan

Mengenal Hemofilia, dari Penyebab hingga Gejalanya

Ditulis oleh Tim Konten Medis

Apa itu hemofilia? Hemofilia adalah penyakit kelainan darah yang diturunkan karena mutasi genetik. Kondisi ini menyebabkan tubuh kesulitan untuk melakukan proses pembekuan darah, sehingga menyebabkan memar hingga pembengkakan pada area tubuh tertentu jika terluka.

apa itu hemofilia
hemofilia adalah penyakit kelainan darah yang membuat darah sulit membeku

Apa itu hemofilia? Pernah mendengar penyakit satu ini? Mungkin ada beberapa orang yang belum mengetahuinya. Hemofilia adalah penyakit kelainan perdarahan yang diturunkan karena mutasi genetik. Jika tidak ditangani dengan tepat justu bisa menyebabkan masalah serius. Yuk, pelajari lebih lanjut tentang penyakit kelainan perdarahan ini!

Daftar Isi

Toggle
  • Apa Itu Hemofilia?
    • 1. Hemofilia Ringan
    • 2. Hemofilia Sedang
    • 3. Hemofilia Berat
  • Jenis Penyakit Hemofilia
    • 1. Hemofilia A
    • 2. Hemofilia B
    • 3. Hemofilia C
  • Penyebab Hemofilia
  • Gejala Hemofilia
  • Diagnosis Hemofilia
    • 1. Tes Darah
    • 2. Tes Genetik
  • Komplikasi Hemofilia
    • 1. Pendarahan Internal Mendalam
    • 2. Pendarahan di Tenggorokan atau Leher
    • 3. Kerusakan Sendi
    • 4. Infeksi
    • 5. Reaksi Negatif terhadap Pengobatan Faktor Pembekuan
  • Pencegahan Hemofilia
  • Pengobatan Hemofilia

Apa Itu Hemofilia?

Hemofilia adalah penyakit kelainan darah langka di mana darah tidak menggumpal dengan baik. Jika pada orang normal darah mengandung banyak protein sebagai faktor pembekuan yang dapat membantu menghentikan pendarahan, pada penderita penyakit ini justru kekurangan protein yang membantu proses pembekuan darah. Jadi, penderita hemofilia akan mengalami perdarahan lebih lama.

Jika sesorang memiliki anggota keluarga yang mengidap penyakit kelainan perdarahan ini, salah satu anggota keluarganya pun berpeluang menderita penyakit yang sama. Biasanya hemofilia lebih sering terjadi pada pria.

Pasalnya penyakit kelainan perdarahan ini menjadi penyakit turunan yang diwarisi melalui mutasi kromosom X, maka tidak heran pria lebih cenderung menjadi pengidap, sementara wanita sebagai pewaris atau pembawa mutasi gen tersebut.

Nah, tingkat keparahannya sendiri berbeda-beda tergantung jumlah faktor pembeku darah. Berdasarkan tingkat keparahannya hemofilia terbagi menjadi:

1. Hemofilia Ringan

Jenis ringan dapat dikatakan saat jumlah faktor pembeku darah antara 5-30%. Biasanya penderita ringan tidak menunjukkan gejala apa pun hingga bertahun-tahun. Namun, gejala baru diketahui setelah penderita mengalami cedera cukup parah atau melalui prosedur operasi, seperti cabut gigi yang menyebabkan perdarahan sulit berhenti.

Baca Juga: Kenali 3 Jenis Kanker Darah dan Gejalanya

2. Hemofilia Sedang

Jenis sedang terjadi saat faktor pembeku darah berkisar 1-5%. Gejala yang dialami penderita penyakit kelainan perdarahan berupa kesemutan dan nyeri ringan di area sendi yang bermasalah. Penderita juga rentan mengalami perdarahan dan mudah memar terutama saat terbentur atau jatuh.

3. Hemofilia Berat

Hemofilia berat terjadi saat faktor pembeku darah kurang dari 1%. Penyakit kelainan perdarahan ini menjadi kasus yang paling banyak dijumpai. Gejalanya pun mirip dengan hemofilia sedang. Namun, frekuensi dan tingkat keparahan perdarahan sendi yang terjadi berbeda.

Penderita jenis berat akan mengalami perdarahan spontan bahkan tanpa alasan yang jelas, seperti gusi berdarah, mimisan, perdarahan otot dan sendi.

Jenis Penyakit Hemofilia

Penyakit hemofilia terdiri dari beberapa jenis di antaranya:

1. Hemofilia A

Hemofilia A biasa disebut jenis klasik yang mana tidak disebabkan dari faktor genetik. Tipe A ini terjadi karena tubuh kekurangan faktor pembeku darah VIII. Biasanya jenis ini berkaitan dengan kehamilan, kanker, penggunaan obat-obat tertentu.

2. Hemofilia B

Lain halnya tipe A, hemofilia tipe B terjadi karena tubuh kekurangan faktor pembeku darah IX. Biasanya diturunkan oleh ibu, tetapi dapat terjadi karena perubahan atau mutasi gen sejak bayi sebelum dilahirkan. Bayi perempuan memiliki risiko lebih tinggi dibandingkan bayi laki-laki.

3. Hemofilia C

Hemofilia tipe C biasanya paling jarang terjadi di antara penyakit kelainan perdarahan lainnya. Tipe C terjadi karena kekurangan faktor pembeku darah XI. Penderita tipe C biasanya sulit didiagnosis karena aliran darah yang sangat ringan sehingga sulit diketahui.

Penyebab Hemofilia

Penyebab penyakit kenlainan darah hemofilia adalah mutasi atau perubahan pada salah satu gen yang bertugas membuat protein yang berfungsi untuk membentuk pembekuan darah. Jadi, perubahan mutasi ini dapat mencegah protein pembeku darah bekerja dengan baik atau hilang sama sekali.

Umumnya, mutasi gen ini terletak pada kromosom X. Sebagai contoh, pria memiliki satu kromosom X dan satu Y (XY) dan perempuan memiliki dua kromosom X (XX).

Pria mewarisi krmomosom X dari ibu mereka dan kromosom Y dari ayah mereka. Jadi, tidak heran wanita dapat mewarisi satu kromosom X dari setiap orang tua.

Baca juga: Apakah Penderita Hemofilia Bisa Sembuh?

Gejala Hemofilia

Gejala penderita penyakit hemofilia di antaranya adalah:

  • Perdarahan setelah sunat yang sulit dihentikan
  • Adanya darah pada urin atau feses
  • Mudah memar
  • Terjadinya perdarahan sendi menimbulkan gejala nyeri dan bengkak pada siku, sendi, dan lutut.
  • Kesemutan atau rasa nyeri yang terjadi pada siku, lutut, dan pergelangan kaki.

Diagnosis Hemofilia

Bila dokter mencurigai Anda terkena penyakit ini, ada beberapa tes diagnosis yang dilakukan untuk memastikan. Di antaranya:

1. Tes Darah

Pemeriksaan darah adalah metode utama untuk mendiagnosis penyakit kelainan perdarahan. Tes ini bertujuan untuk mengukur kemampuan darah dalam membeku dengan memeriksa kadar faktor pembekuan yang spesifik.

2. Tes Genetik

Tes genetik berfungsi untuk menentukan apakah seseorang membawa gen hemofilia, terutama berguna untuk keluarga yang memiliki riwayat penyakit kelainan perdarahan atau saat diagnosa perlu dilakukan pada bayi yang belum lahir:

  • Chronionic Villus Sampling (CVS): Tes ini melibatkan pengambilan sampel dari plasenta untuk memeriksa apakah janin mengalami penyakit kelainan perdarahan. CVS pada minggu ke-11 hingga ke-14 masa kehamilan.
  • Amniocentesis: Tes ini memeriksa sampel cairan ketuban untuk mengetahui apakah janin memiliki penyakit kelainan perdarahan ini. Amniocentesis dilakukan pada minggu ke-15 hingga ke-20 masa kehamilan.

Baca Juga: Mengenal Fungsi Trombosit untuk Pembekuan Darah

Komplikasi Hemofilia

Komplikasi hemofilia dapat mencakup:

1. Pendarahan Internal Mendalam

Pendarahan yang terjadi di otot dalam dapat menyebabkan pembengkakan pada anggota tubuh. Pembengkakan ini dapat menekan saraf dan menyebabkan rasa mati rasa atau nyeri. Jika pendarahan terjadi di tempat yang kritis, kondisi ini bisa menjadi berbahaya bagi nyawa.

2. Pendarahan di Tenggorokan atau Leher

Pendarahan di area ini dapat memengaruhi kemampuan seseorang untuk bernapas dengan normal.

3. Kerusakan Sendi

Pendarahan internal yang sering terjadi dapat memberikan tekanan pada sendi yang menyebabkan nyeri parah. Jika tidak diobati, pendarahan berulang dapat menyebabkan arthritis atau kerusakan permanen pada sendi.

4. Infeksi

Jika faktor pembekuan yang digunakan untuk mengobati penyakit kelainan perdarahan ini berasal dari darah manusia, ada risiko infeksi virus seperti hepatitis C. Namun, dengan teknik penyaringan donor yang ketat, risiko ini menjadi sangat rendah.

5. Reaksi Negatif terhadap Pengobatan Faktor Pembekuan

Pada beberapa orang dengan penyakit kelainan perdarahan berat, sistem kekebalan tubuh dapat bereaksi negatif terhadap faktor pembekuan yang digunakan dalam pengobatan. Reaksi ini dapat menghasilkan protein yang menghambat kerja faktor pembekuan darah, sehingga membuat pengobatan kurang efektif.

Baca juga: Kenali Gejala Anemia atau Kurang Darah

Pencegahan Hemofilia

Tahukah Anda? Hingga kini penyakit hemofilia belum dapat disembuhkan. Kabar baiknya, penderita penyakit dapat hidup normal dengan rutin melakukan pemeriksaan ke dokter dan menghindari terjadinya luka.

Ada beberapa cara untuk mencegah terjadinya luka sebagai berikut:

  • Hindari aktivitas fisik yang melibatkan orang lain, seperti bela diri. Jangan lupa gunakan pelindung diri, seperti helm, pelindung lutut.
  • Rutin memeriksakan kesehatan mulut agar terhindar dari penyakit gigi dan gusi yang bisa menyebabkan perdarahan.
  • Sebelum mengonsumsi obat tertentu sebaiknya konsultasikan dengan dokter. Pasalnya beberapa obat memiliki efek samping terhadap kinerja pembekuan darah saat terjadi pendarahan.
  • Lakukan kontrol kesehatan rutin penyakit penyakit kelainan perdarahan ini untuk mengetahui kondisi dan kadar faktor pembekuan darah yang ada saat itu.

Pengobatan Hemofilia

Lalu bagaimana cara mengobati hemofilia? Penderita penyakit kelainan perdarahan ini dapat melakukan perawatan medis dengan dokter dan perawat yang mengetahui banyak tentang penyakit ini. Perawatan medis bertujuan untuk membantu mencegah beberapa masalah serius.

Dokter mungkin akan menyarankan untuk mengunjungi Pusat Perawatan Hemofilia yang komprehensif. Pusat Perawatan penyakit ini tidak hanya memberikan perawatan terkait dengan gangguan penyakit kelainan perdarahan ini saja. Akan tetapi, membantu penderita tetap sehat dengan berbagai penyuluhan dan pendidikan terkait kesehatannya.

Jika Anda memiliki gejala serupa dan mencurigai penyakit hemofilia, konsultasikan segera dengan dokter. Dengan mengetahui sejak dini bukan tidak mungkin dapat meringankan gangguan yang timbul dan kemungkinan sembuh pun tinggi.

Bagi penderita penyakit kelainan perdarahan ini jangan berkecil hati tetaplah rutin untuk cek kesehatan dengan dokter. Jangan lupa untuk tetap waspada untuk menghindari aktivitas yang dapat memicu pendarahan.

Baca Juga: Apa Itu Kanker Darah? Kenali Penyebab hingga Gejalanya

Apalagi bagi penderita penyakit kelainan perdarahan ini sedang dan berat harus waspada terhadap perdarahan di dalam tengkorak kepala. Anda bisa kunjungi rumah sakit Ciputra Hospital terdekat untuk konsultasi kesehatan. Cek layanan rumah sakit Ciputra Hospital mulai dari rawat jalan hingga Medical Check Up (MCU).

Yuk, jaga dan cek kondisi kesehatan Anda sekeluarga bersama Ciputra Hospital!

Telah direview oleh dr. Stephanie Esperansa

Source:

  • WebMD. Hemophilia A. November 2024.
  • Mayo Clinic. Hemophilia. November 2024.

Diperbarui pada 5 Desember 2024

Artikel Terkait

  • Pengentalan Darah Covid-19 Apakah Berbahaya?
    Pengentalan Darah Covid-19 Apakah Berbahaya?
  • Pembuluh Darah Pecah: Penyebab, Jenis, dan Bahayanya
    Apa yang Terjadi Jika Pembuluh Darah Pecah?
  • Penyebab Trombosit Turun
    Penyebab Trombosit Turun
  • jenis kanker darah
    Kenali 3 Jenis Kanker Darah dan Gejalanya
Tagged under: Gangguan Penyakit

Artikel Terkait

  • Pengentalan Darah Covid-19 Apakah Berbahaya?
    Pengentalan Darah Covid-19 Apakah Berbahaya?
  • Pembuluh Darah Pecah: Penyebab, Jenis, dan Bahayanya
    Apa yang Terjadi Jika Pembuluh Darah Pecah?
  • Penyebab Trombosit Turun
    Penyebab Trombosit Turun
  • jenis kanker darah
    Kenali 3 Jenis Kanker Darah dan Gejalanya

Ciputra Hospital

Ciputra Hospital menyediakan layanan kesehatan berkualitas tinggi dengan fasilitas teknologi canggih.

Unit Rumah Sakit:

Ciputra Hospital – CitraRaya Tangerang
Ciputra Hospital – CitraGarden City Jakarta
Ciputra Mitra Hospital Banjarmasin
Ciputra Hospital Surabaya

Unit Klinik:

Ciputra Medical Center
Ciputra SMG Eye Clinic
C Derma
Ciputra IVF

Lokasi Kami:

CitraRaya – Tangerang
CitraGarden – Jakarta
Banjarmasin
Surabaya

  • GET SOCIAL

© 2025 All rights reserved. Ciputra Hospital

TOP