Ditulis oleh Tim Konten Medis
Trombosit adalah sel darah kecil yang berperan penting dalam proses pembekuan darah untuk mencegah perdarahan. Jika kadarnya rendah, tubuh rentan mengalami memar, mimisan, atau perdarahan berlebihan.

Trombosit atau keping darah berperan penting untuk proses pembekuan darah saat mengalami luka atau cedera. Keping darah dapat ditemukan di dalam darah dan organ limpa.
Trombosit tidak memiliki warna seperti sel darah lainnya. Selain itu, siklus hidup keping darah hanya dapat bertahan selama 10 hari.
Setelah 10 hari tubuh akan memproduksi trombosit baru di sumsum tulang belakang. Normalnya, jumlah trombosit pada orang sehat adalah 150.000-450.000 mikro liter.
Fungsi Trombosit
Trombosit adalah salah satu komponen penting dalam darah yang memiliki peran besar dalam menjaga tubuh dari kehilangan darah berlebihan. Sel kecil ini bekerja cepat saat terjadi luka atau cedera, membantu tubuh menghentikan pendarahan.
Berikut ini beberapa fungsi trombosit yang perlu kamu ketahui:
1. Membantu Pembekuan Darah
Fungsi utama keping darah adalah untuk membantu pembekuan darah saat mengalami luka atau cedera. Pembekuan darah adalah bagian dari proses hemostasis yang berfungsi untuk menghentikan pendarahan saat mengalami luka atau cedera.
Proses pembekuan darah di mulai dari penyempitan pembuluh darah, terbentuknya sumbatan keping darah, dan yang terakhir adalah terbentuknya gumpalan fibrin. Selama proses pembekuan darah, keping darah akan bekerja sama dengan faktor pembekuan darah lainnya.
2. Mencegah Kehilangan Darah Berlebihan
Seseorang yang mengalami luka atau cedera pasti akan mengalami pendarahan. Fungsi keping darah berikutnya setelah pembekuan darah terjadi, yaitu mencegah agar tidak kehilangan banyak darah.
Pada orang dengan jumlah keping darah normal. Proses pembekuan darah dapat terjadi dengan baik sehingga dapat menghentikan kehilangan banyak darah.
Sebaliknya, jika jumlah trombosit kurang, pendarahan akan terus terjadi sehingga menyebabkan kehilangan banyak darah.
Baca Juga: Batas Trombosit Normal Tubuh dan Penderita DBD
3. Melawan Infeksi Virus
Selain untuk mencegah kehilangan darah, keping darah juga berfungsi untuk melawan infeksi virus. Dilansir dari Thrombosis Journal, keping darah juga memainkan peran utama dalam memerangi patogen virus.
Saat infeksi virus terjadi, keping darah akan teraktivasi untuk melepaskan molekul yang dapat menjadi antivirus, yaitu kinosidin dan peptide mikrobisida. Selain itu, keping darah yang teraktivasi dapat mengaktifkan sel-sel kekebalan lainnya yang dapat bermanfaat untuk membantu menjaga kesehatan tubuh Anda.
4. Mempercepat Penyembuhan Luka
Fungsi keping darah lainnya untuk mempercepat penyembuhan luka. Dalam proses penyembuhan luka, keping darah akan bertindak untuk membantu memulihkan struktur pembuluh darah yang rusak akibat terluka atau cedera.
Ketika keping darah telah berkumpul dan melekat satu sama lain. Keping darahakan membentuk benang-benang halus yang disebut fibrin untuk melakukan perbaikan dan meregenerasi jaringan yang rusak.
Selain itu, keping darah juga dianggap mampu untuk memulihkan peradangan yang terjadi dengan cepat.
Kadar Trombosit Normal
Kadar keping darah menunjukkan jumlah keping darah dalam setiap mikroliter darah dan digunakan untuk mengetahui apakah jumlahnya masih dalam batas normal atau tidak. Bila jumlahnya terlalu rendah atau terlalu tinggi, bisa jadi itu tanda adanya kondisi kesehatan tertentu, meski tidak selalu berbahaya.
Berikut penjelasan kadar trombosit berdasarkan hasil pemeriksaan darah:
- Kadar Trombosit Normal: Berkisar antara 150.000 – 400.000 trombosit per mikroliter darah.
- Trombosit Rendah (Trombositopenia): Kurang dari 150.000 trombosit per mikroliter darah.
- Trombosit Tinggi (Trombositosis): Lebih dari 450.000 trombosit per mikroliter darah.
Jika kadar keping darah tidak berada di rentang normal, biasanya dokter akan menyarankan pemeriksaan lanjutan. Banyak hal bisa memengaruhi jumlah keping darah, dan tidak semuanya membutuhkan penanganan medis langsung.
Keseimbangan jumlah keping darah dalam tubuh sangat penting untuk menjaga fungsi pembekuan darah tetap optimal. Baik kadar yang terlalu rendah maupun terlalu tinggi bisa menimbulkan masalah kesehatan serius.
1. Akibat Kadar Trombosit Rendah
Jika jumlah trombosit dalam tubuh terlalu rendah, darah bisa kesulitan membeku saat terjadi luka. Akibatnya, pendarahan bisa berlangsung lebih lama dan menyebabkan kehilangan darah berlebihan, bahkan sampai terjadi pendarahan dalam yang berbahaya.
Namun, tidak semua orang dengan keping darah rendah mengalami gejala serius. Pada kasus ringan, bisa saja tidak muncul gejala sama sekali, tergantung dari seberapa rendah kadarnya dan apa penyebabnya, seperti penyakit autoimun, efek samping obat, atau dampak dari kanker dan pengobatannya.
2. Akibat Kadar Trombosit Tinggi
Kadar keping darah yang terlalu tinggi dapat menyebabkan trombosit saling menempel dan membentuk gumpalan darah di pembuluh yang bisa memicu serangan jantung atau stroke. Risiko ini tergantung pada penyebab kenaikan jumlah trombosit dalam tubuh.
Dalam beberapa kasus, kadar keping darah tinggi hanya berlangsung sementara, seperti setelah operasi atau saat infeksi. Namun, ada juga yang disebabkan oleh kelainan darah sejak lahir, sehingga dokter perlu memantau dan menjaga kadar trombosit tetap normal.
Baca Juga: Cara Alami Menaikkan Trombosit, Penting untuk DBD!
Gangguan Penyakit yang Bisa Menyerang Trombosit
Gangguan pada trombosit bisa terjadi karena berbagai hal, mulai dari kondisi kesehatan tertentu, pengaruh obat-obatan, hingga faktor keturunan dari orang tua. Masalah ini bisa muncul dalam bentuk jumlah trombosit yang terlalu tinggi, terlalu rendah, atau fungsi trombosit yang tidak bekerja dengan baik.
1. Jumlah Trombosit Terlalu Tinggi
Jumlah trombosit bisa meningkat karena tubuh memproduksinya secara berlebihan. Kondisi ini bisa disebabkan oleh:
- Anemia karena kekurangan zat besi
- Peradangan akibat infeksi atau kanker
- Cedera
- Efek samping obat-obatan tertentu
2. Jumlah Trombosit Terlalu Rendah
Trombosit rendah bisa terjadi karena tubuh tidak cukup memproduksinya, atau trombosit dihancurkan terlalu cepat. Bahkan, limpa juga bisa “menyimpan” terlalu banyak trombosit.
Penyebabnya antara lain:
- Penyakit autoimun (misalnya immune thrombocytopenia)
- Kanker darah yang menyerang sumsum tulang
- Gangguan pembekuan darah seperti thrombotic thrombocytopenic purpura (TPP)
- Gangguan pembekuan yang parah (disseminated intravascular coagulation/DIC)
- Infeksi
- Efek pengobatan, seperti kemoterapi atau obat-obatan tertentu
3. Fungsi Trombosit yang Terganggu
Kadang, jumlah trombosit normal tapi tidak bekerja dengan baik. Ini bisa disebabkan oleh:
- Kelainan bawaan, seperti: Bernard Soulier syndrome, Glanzman thrombasthenia, Von Willebrand disease, dan Wiskott-Aldrich syndrome
- Penyakit yang muncul kemudian, seperti gagal ginjal, penyakit hati, atau lupus
- Obat-obatan, misalnya obat antidepresan jenis SSRI atau obat anti nyeri seperti aspirin
Baca Juga: Trombosit Normal Anak dan Cara Menjaganya Tetap Stabil
Gejala trombosit yang harus segera diperiksakan ke dokter antara lain mudah memar, mimisan, atau gusi berdarah tanpa sebab yang jelas. Anda bisa kunjungi rumah sakit Ciputra Hospital terdekat untuk konsultasi kesehatan.
Yuk, jaga kesehatan tubuh dengan rutin melakukan medical check up di Ciputra Hospital. Anda juga bisa konsultasi dan buat janji dengan dokter di Ciputra Hospital terdekat.
Cek layanan rumah sakit Ciputra Hospital mulai dari rawat jalan hingga Medical Check Up (MCU) selengkapnya sekarang juga.
Telah direview oleh dr. Febriani Kezia Haryanto
Source:
- Verywell Health. The Function of Blood Platelets or Thrombocytes. Juli 2025.
- Cleveland Clinic. Platelet Disorders. Juli 2025.