Ditulis oleh Tim Konten Medis
Bronkitis adalah peradangan pada saluran bronkial. Akibat dari penyakit bronkitis menyebabkan batuk berkepanjangan, sesak napas, dan nyeri dada. Jika tidak ditangani, penyakit ini dapat menyebabkan komplikasi serius seperti pneumonia, gangguan pernapasan kronis, hingga menurunnya kualitas hidup penderita.

Bronkitis akibat infeksi saluran pernapasan.
Penyakit bronkitis adalah peradangan pada saluran bronkial yang menyebabkan batuk terus-menerus, dahak berlebih, sesak napas, nyeri dada, dan kelelahan. Penyakit ini bisa sembuh dengan istirahat cukup, banyak minum air putih, dan menghindari asap rokok serta polusi.
Jika gejala semakin parah atau berlangsung lama, dokter dapat meresepkan obat untuk meredakan peradangan dan membantu pernapasan.
Apa Itu Penyakit Bronkitis?
Bronkitis adalah peradangan pada saluran pernapasan akibat infeksi yang menyebabkan iritasi dan pembentukan lendir berlebih. Lendir ini mengganggu fungsi saluran pernapasan dalam menyaring debu dan partikel asing.
Semakin parah infeksinya, semakin banyak lendir yang dihasilkan, sehingga memperburuk kondisi pernapasan. Penyakit bronkitis terbagi menjadi dua jenis utama:
1. Bronkitis Akut
Bronkitis akut adalah peradangan sementara pada saluran pernapasan yang menyebabkan batuk dan produksi lendir. Kondisi ini biasanya berlangsung hingga tiga minggu dan lebih sering terjadi pada anak-anak di bawah usia lima tahun.
Baca Juga: Apa Penyebab Bronkitis? Kenali Juga Pengobatannya
2. Bronkitis Kronis
Bronkitis kronis ditandai dengan batuk berkepanjangan yang berlangsung setidaknya tiga bulan dalam setahun atau terjadi selama dua tahun berturut-turut. Penyakit ini sering dialami oleh orang dewasa di atas usia 40 tahun dan cenderung sulit disembuhkan karena dapat kambuh berulang kali.
Komplikasi Akibat Penyakit Bronkitis
Bronkitis yang tidak ditangani dengan baik dapat memicu berbagai komplikasi serius. Berikut adalah beberapa komplikasi yang dapat terjadi akibat bronkitis:
1. Infeksi Sekunder
Setelah bronkitis akut akibat virus, tubuh lebih rentan terhadap infeksi bakteri sekunder atau “superinfeksi.” Penyebabnya antara lain:
- Kerusakan pada silia di saluran napas yang membuat bakteri lebih mudah masuk.
- Melemahnya sistem imun, sehingga tubuh kesulitan melawan bakteri.
- Virus seperti influenza merusak lapisan pelindung saluran napas, memudahkan bakteri menempel.
Bakteri penyebab infeksi sekunder ini meliputi Streptococcus pneumoniae, Haemophilus influenzae, dan Staphylococcus aureus. Infeksi yang dapat terjadi meliputi:
- Otitis media (infeksi telinga tengah)
- Sinusitis (infeksi sinus)
- Pneumonia (infeksi paru-paru)
- Sepsis (infeksi serius di aliran darah)
2. Pneumonia
Pneumonia adalah komplikasi bronkitis yang paling umum terjadi pada sekitar 5% penderita. Pada anak di atas 5 tahun dan orang dewasa, penyebab utama adalah Streptococcus pneumoniae.
Sementara pada anak di bawah 5 tahun, pneumonia sering disebabkan oleh Respiratory Syncytial Virus (RSV). Karena berisiko serius, vaksin pneumonia sangat dianjurkan bagi anak-anak, lansia di atas 65 tahun serta penderita penyakit paru atau sistem imun lemah.
Pencegahan dan penanganan bronkitis yang tepat dapat mengurangi risiko komplikasi yang lebih parah.
3. Sesak Napas (Dyspnea)
Sesak napas merupakan salah satu gejala utama bronkitis kronis. Penderita sering merasa sulit bernapas atau napas terasa pendek yang bisa menyebabkan ketidaknyamanan dan kecemasan.
Jika tidak dikelola dengan baik, kondisi ini dapat membuat seseorang sulit beraktivitas dengan normal. Beberapa cara untuk mengatasi sesak napas akibat bronkitis meliputi:
- Menggunakan obat sesuai petunjuk dokter
- Menggunakan oksigen tambahan jika diperlukan
- Mengikuti terapi rehabilitasi paru untuk melatih pernapasan
- Menerapkan teknik pernapasan yang benar, seperti pernapasan perut
- Berolahraga ringan untuk membantu meningkatk an fungsi paru-paru
- Mengelola stres dan kecemasan, misalnya dengan meditasi atau terapi psikologis
4. Serangan Bronkitis Mendadak (Eksaserbasi Akut)
Eksaserbasi akut adalah kondisi di mana gejala bronkitis tiba-tiba memburuk. Kondisi ini cukup sering terjadi dan bisa mempercepat perkembangan penyakit, bahkan meningkatkan risiko komplikasi serius.
Penyebab utama eksaserbasi akut biasanya adalah infeksi virus, seperti flu atau pilek yang memperburuk kondisi bronkitis kronis. Gejala yang muncul saat serangan bronkitis akut antara lain:
- Batuk semakin parah dan sering
- Dahak berubah warna atau jumlahnya bertambah banyak
- Muncul suara mengi (napas berbunyi)
- Dada terasa lebih sesak dari biasanya
- Napas terasa lebih berat dan cepat
- Demam ringan
- Pusing atau kesemutan akibat kadar oksigen dalam tubuh menurun
5. Gagal Napas
Gagal napas terjadi ketika paru-paru tidak bisa menyediakan cukup oksigen untuk tubuh atau tidak mampu mengeluarkan karbon dioksida dengan baik. Akibatnya, organ-organ dalam tubuh bisa mengalami gangguan karena kekurangan oksigen.
Gejala gagal napas bisa muncul secara mendadak atau berkembang perlahan. Jika terjadi secara tiba-tiba, seseorang bisa mengalami kulit dan bibir membiru (sianosis) atau bahkan pingsan.
Namun, jika berkembang perlahan, gejalanya bisa berupa:
- Sesak napas
- Napas dan detak jantung lebih cepat dari biasanya
- Sianosis (kulit dan bibir membiru)
- Gangguan koordinasi tubuh
- Sulit berpikir jernih
- Merasa euforia atau terlalu nyaman
- Kesemutan dan sensasi hangat di tubuh
- Pandangan kabur atau menyempit
Bila kondisi ini semakin parah, seseorang bisa merasa sangat lelah, kehilangan minat dalam aktivitas sehari-hari, dan tampak tidak peduli dengan lingkungan sekitar.
Gagal napas adalah kondisi darurat yang membutuhkan penanganan segera. Pengobatan biasanya meliputi pemberian obat untuk melebarkan saluran napas, kortikosteroid, serta terapi oksigen. Dalam kasus yang lebih parah, pasien mungkin memerlukan bantuan alat pernapasan seperti ventilator.
Baca Juga: Gejala Penyakit Bronkitis, Apa yang Dirasakan Penderita?
6. Cor Pulmonale (Gagal Jantung Sisi Kanan)
Bronkitis kronis dalam jangka panjang bisa menyebabkan cor pulmonale, yaitu gagal jantung yang terjadi di sisi kanan jantung.
Jantung bagian kiri memiliki otot yang lebih kuat karena bertugas memompa darah ke seluruh tubuh. Sementara itu, sisi kanan jantung bertugas mengalirkan darah ke paru-paru.
Jika paru-paru mengalami gangguan, jantung kanan harus bekerja lebih keras untuk memompa darah sehingga lama-kelamaan bisa melemah dan mengalami gagal jantung. Gejala cor pulmonale meliputi:
- Batuk berkepanjangan
- Sesak napas, baik saat beraktivitas maupun saat istirahat
- Pembengkakan di kaki dan tangan akibat penumpukan cairan
- Mudah lelah, bahkan saat tidak melakukan aktivitas berat
- Pembuluh darah di leher terlihat lebih besar
- Perut membesar karena penumpukan cairan (asites)
- Napas dan detak jantung lebih cepat dari biasanya
- Kulit dan bibir membiru (sianosis)
- Nyeri dada
- Pingsan secara tiba-tiba
7. Pneumotoraks (Paru-paru Kolaps)
Pneumotoraks adalah kondisi di mana paru-paru mengalami kebocoran sehingga udara masuk ke ruang antara paru-paru dan dinding dada. Akibatnya, paru-paru bisa mengempis sebagian atau seluruhnya, membuat pernapasan jadi sulit.
Kondisi ini lebih sering terjadi pada penderita bronkitis kronis yang juga mengalami emfisema. Gejalanya bisa bervariasi, dari ringan hingga mengancam nyawa, seperti:
- Nyeri dada tiba-tiba, biasanya hanya di satu sisi dan terasa tajam
- Rasa sakit yang makin parah saat menarik napas dalam atau batuk
- Sesak napas
- Detak jantung lebih cepat
- Pusing atau merasa melayang
- Kulit dan bibir kebiruan
- Sensasi aneh di bawah kulit dada atau leher, seperti ada gelembung udara
8. Polisitemia: Darah Mengental Karena Kekurangan Oksigen
Polisitemia terjadi ketika tubuh memproduksi terlalu banyak sel darah merah. Pada penderita bronkitis kronis, kadar oksigen dalam darah bisa menurun (hipoksia) sehingga tubuh secara alami mencoba mengimbanginya dengan memproduksi lebih banyak sel darah merah.
Tujuannya adalah agar lebih banyak oksigen yang bisa diedarkan ke seluruh tubuh. Namun, hal ini justru membuat darah menjadi lebih kental yang bisa menghambat aliran darah ke otak atau bahkan memicu pembentukan gumpalan darah.
Beberapa gejala polisitemia yang bisa dirasakan, antara lain:
- Mudah lelah
- Sakit kepala
- Pusing atau sensasi berputar (vertigo)
- Pandangan kabur atau buram
- Telinga berdenging (tinnitus)
- Kulit tampak kemerahan
- Mudah memar
- Tekanan darah tinggi
- Sulit berpikir jernih atau merasa bingung
- Kuku dan ujung jari membiru karena kekurangan oksigen
9. Saluran Napas Sensitif (Reactive Airway Disease – RAD)
Pada beberapa orang, saluran napas bisa bereaksi berlebihan terhadap asap rokok, polusi, atau infeksi dengan cara menyempit. Kondisi ini disebut Reactive Airway Disease (RAD).
Sebenarnya, istilah RAD masih sering diperdebatkan di dunia medis, tetapi secara umum istilah ini digunakan untuk menggambarkan penyempitan saluran napas yang sifatnya sementara dan bisa kembali normal setelah pemicunya hilang.
10. Emfisema dan Penyakit Paru Obstruktif Kronis (COPD)
Bronkitis kronis sering kali berkaitan dengan emfisema yang sama-sama termasuk dalam kategori Penyakit Paru Obstruktif Kronis (COPD). Keduanya memiliki faktor risiko yang serupa, seperti kebiasaan merokok atau paparan zat berbahaya.
Banyak penderita COPD mengalami kombinasi bronkitis kronis dan emfisema. Meskipun emfisema bukan komplikasi langsung dari bronkitis, tetap penting untuk menghindari faktor pemicunya, seperti asap rokok, polusi, atau infeksi virus, agar kondisi paru-paru tidak semakin parah.
11. Batuk Berdarah (Hemoptisis)
Batuk berdarah bisa terjadi pada penderita bronkitis akut maupun kronis. Jika mengalami batuk berdarah, sebaiknya segera periksa ke dokter, meskipun Anda merasa penyebabnya ringan seperti iritasi tenggorokan.
Dalam kasus yang lebih serius, dokter mungkin akan melakukan tindakan seperti embolisasi arteri bronkial untuk menghentikan perdarahan dan mencegah risiko lebih lanjut.
Baca Juga: Waspadai Ciri-Ciri Penyakit Bronkitis Berdasarkan Jenisnya
Jika bronkitis tidak kunjung sembuh dalam waktu lama, sebaiknya segera periksakan diri ke dokter. Anda bisa kunjungi rumah sakit Ciputra Hospital terdekat untuk konsultasi kesehatan.
Yuk, jaga kesehatan tubuh dengan rutin melakukan medical check up di Ciputra Hospital. Anda juga bisa konsultasi dan buat janji dengan dokter di Ciputra Hospital terdekat.
Cek layanan rumah sakit Ciputra Hospital mulai dari rawat jalan hingga Medical Check Up (MCU) selengkapnya sekarang juga.
Telah direview dr. Febriani kezia Haryanto, MARS
Source:
- NHS. Bronchitis. Maret 2025.
- Medical News Today. How to Identify Bronchitis Symptoms and Get Treatment. Maret 2025.
- Verywell Health. Complications of Bronchitis. Maret 2025.