Ditulis oleh Tim Konten Medis
Hepatitis B adalah infeksi serius pada hati yang disebabkan oleh virus hepatitis B (HBV) dan dapat menular melalui darah atau cairan tubuh. Pengobatan hepatitis B meliputi pemberian obat antivirus, suntikan interferon, dan pemantauan rutin untuk mencegah kerusakan hati lebih lanjut.

Hepatitis B perlu perawatan medis.
Penyebab hepatitis B adalah infeksi virus hepatitis B (HBV) yang menyerang organ hati. Virus ini menyebar melalui darah dan cairan tubuh sehingga penularan bisa terjadi lewat transfusi darah, penggunaan jarum suntik yang tidak steril, hubungan seksual tanpa pengaman, atau dari ibu hamil kepada bayinya saat persalinan.
Banyak yang bertanya-tanya, apakah hepatitis B bisa sembuh? Jawabannya tergantung pada jenis infeksinya, yaitu akut atau kronis.
Gejala hepatitis B bisa beragam, mulai dari tidak bergejala sama sekali hingga munculnya keluhan seperti mual, lelah, nyeri perut, kulit dan mata yang menguning (ikterus), serta urin berwarna gelap.
Pengobatan Hepatitis B Akut
Untuk hepatitis B akut, biasanya tidak memerlukan pengobatan khusus karena infeksinya bersifat sementara dan seringkali bisa sembuh dengan sendirinya. Tapi, dokter tetap akan memberikan saran agar tubuh bisa melawan virus dengan baik, seperti:
- Istirahat yang cukup
- Makan makanan bergizi
- Minum banyak cairan
- Tetap dipantau secara rutin oleh tenaga medis selama masa penyembuhan
Namun, kalau gejalanya cukup berat, dokter bisa memberikan obat antivirus atau menyarankan untuk dirawat di rumah sakit agar terhindar dari komplikasi yang lebih serius.
Baca Juga: Gejala Hepatitis B Akut dan Kronis
Pengobatan Hepatitis B Kronis
Pada hepatitis B kronis, kebanyakan penderita perlu menjalani pengobatan seumur hidup. Keputusan untuk memulai pengobatan akan dipertimbangkan berdasarkan beberapa hal, seperti apakah virus sudah menyebabkan peradangan atau kerusakan hati (sirosis), apakah pasien juga memiliki infeksi lain seperti hepatitis C atau HIV, serta apakah daya tahan tubuhnya sedang lemah karena penyakit lain atau penggunaan obat tertentu.
Tujuan dari pengobatan ini adalah untuk menurunkan risiko terjadinya kerusakan hati yang lebih parah dan juga mencegah penularan virus ke orang lain. Jenis pengobatan untuk hepatitis B kronis bisa berbeda-beda tergantung kondisi pasien.
Berikut beberapa jenis pengobatan hepatitis B kronis yang umumnya dilakukan:
1. Suntik Interferon
Salah satu jenis pengobatan untuk hepatitis B kronis adalah suntikan interferon, yaitu obat yang dibuat menyerupai zat alami dalam tubuh untuk melawan virus. Contohnya adalah peginterferon alfa-2a (Pegasys).
Keunggulannya, pengobatan ini hanya dilakukan dalam waktu yang lebih singkat dibandingkan obat antivirus oral. Tapi, efek sampingnya cukup berat, seperti mual, muntah, sesak napas, hingga gangguan emosi seperti depresi.
Terapi interferon biasanya dipilih untuk pasien yang masih muda dan ingin menghindari pengobatan jangka panjang atau bagi wanita yang merencanakan kehamilan dalam beberapa tahun ke depan. Saat menjalani pengobatan ini, wanita wajib menggunakan kontrasepsi karena interferon tidak aman untuk kehamilan.
2. Obat Antivirus (Oral)
Obat antivirus untuk menghentikan atau memperlambat reproduksi virus hepatitis B. Jenis obat ini mampu mengurangi peradangan dan kerusakan pada organ hati.
Jenis-jenis obat secara oral atau sebagai obat antivirus, yaitu:
- Entecavir
- Tenofovir
- Disoproxil fumarat (TDF)
- Tenofovir alafenamida (TAF)
- Lamivudine
- Adefovir
Tenofovir dan entecavir merupakan obat yang paling umum. Obat-obatan ini biasanya tanpa banyak efek samping, mengonsumsinya sekali dalam sehari, dan lama penggunaannya akan sesuai resep dokter.
Obat antivirus atau oral pada umumnya berupa pil dan perlu penderita konsumsi selama minimal 1 tahun atau lebih lama.
Baca Juga: 5 Perbedaan Hepatitis B dan C, Mana yang Lebih Bahaya?
3. Transplantasi Hati
Apabila kerusakan hati akibat hepatitis B kronis sudah sangat berat dan tidak dapat ditangani dengan pengobatan biasa, maka transplantasi hati dapat menjadi pilihan pengobatan terakhir. Prosedur ini dilakukan dengan mengganti hati yang rusak dengan hati yang sehat dari pendonor melalui tindakan operasi.
Sebagian besar organ hati yang digunakan berasal dari pendonor yang telah meninggal dunia. Namun, dalam beberapa kasus, transplantasi juga dapat dilakukan dengan hati dari pendonor hidup yang menyumbangkan sebagian organ hatinya, mengingat hati memiliki kemampuan untuk tumbuh kembali dan berfungsi secara normal.
Perawatan Rumah Penderita Hepatitis B
Perawatan di rumah juga dapat Anda lakukan secara mandiri atau dengan bantuan orang terdekat. Penderita hepatitis B tidak selalu melakukan perawatan secara terus menerus di rumah sakit sehingga perlu perhatikan juga bentuk perawatan ketika penderita berada di rumah.
Perawatan untuk penderita hepatitis B dengan kekambuhan gejala adalah sebagai berikut:
- Istirahat dalam waktu yang cukup
- Meminum obat penghilang rasa sakit, seperti ibuprofen atau paracetamol
- Kenakan pakaian longgar dan nyaman
- Hindari mandi dengan air panas atau pancuran karena dapat menimbulkan gatal
- Pastikan sirkulasi udara baik dengan membuka ventilasi rumah
- Minumlah obat-obatan sesuai resep dokter
Perawatan dari rumah dapat membantu untuk melakukan pemantauan peningkatan kesehatan penderita serta penanganan yang lebih cepat tanpa bantuan dokter. Selain itu, menjaga pola hidup yang lebih baik juga penting demi meningkatkan kesehatan tubuh sang penderita.
Perawatan di rumah dapat membantu untuk melihat pola hidup penderita hepatitis B. Ada beberapa pantangan yang perlu Anda hindari oleh penderita, seperti minum alkohol, merokok, melakukan seks tanpa pelindung, dan sebagainya.
Hal ini tentunya tidak bisa jika hanya dokter yang melakukannya, perlu juga peran keluarga dalam pemantauan hal-hal tersebut. Oleh karena itu, perawatan dari rumah juga akan sangat membantu proses penyembuhan pada penderita.
Efek Samping Perawatan Hepatitis B
Efek samping dari perawatan ini jarang terjadi selama proses penanganannya. Kondisi ini tidak umum terkait perawatan obat oral biasanya mencakup mual, sakit perut, diare, sakit kepala, kelelahan, dan pusing.
Efek samping lainnya yang wajar terjadi dapat berupa flu, demam, nyeri otot dan sendi, rasa sakit pada tubuh, muntah, serta pusing. Selain efek samping di atas, maka perlu adanya pemeriksaan ke dokter guna mendapatkan penanganan lebih lanjut.
Pengobatan berupa pemberian dosis obat pada penderita hepatitis B sudah teruji dan mendapatkan persetujuan oleh FDA sehingga aman. Sangat kecil sekali kemungkinan untuk munculnya efek samping dari pemberian perawatan yang ada.
Pengobatan hepatitis B bisa melalui oral maupun suntikan pada penderita. Penggunaan jenis obat-obatan juga telah mendapatkan persertujuan dari FDA.
Perawatan biasanya setelah adanya diagnosis mendalam terkait penyakit yang terjadi. Perawatan tidak hanya dapat dilakukan oleh dokter tapi juga dapat dilakukan di rumah dengan bantuan keluarga.
Jarang ada efek samping dari perawatan-perawatan tersebut sehingga tidak perlu khawatir. Jika terjadi efek samping, konsultasikanlah dengan dokter untuk penanganan lebih lanjut.
Baca Juga: Pantangan Penderita Hepatitis B
Anda bisa kunjungi rumah sakit Ciputra Hospital terdekat untuk konsultasi kesehatan. Yuk, jaga kesehatan tubuh dengan rutin melakukan medical check up di Ciputra Hospital.
Anda juga bisa konsultasi dan buat janji dengan dokter di Ciputra Hospital terdekat. Cek layanan rumah sakit Ciputra Hospital mulai dari rawat jalan hingga Medical Check Up (MCU) selengkapnya sekarang juga.
Telah direview oleh dr. Febriani Kezia Haryanto, MARS
Source:
- Mayo Clinic. Hepatitis B. Mei 2025.
- Cleveland Clinic. Hepatitis B. Mei 2025.