Ditulis oleh Tim Konten Medis
Hepatitis B adalah infeksi virus pada hati yang dapat menyebabkan parut hati, gagal hati, dan kanker hati. Ini dapat berlangsung singkat atau menjadi penyakit kronis yang serius. Cara penularan hepatitis B terjadi melalui cairan tubuh, hubungan seksual, berbagi jarum suntik, dan dari ibu ke anak.
Penularan virus hepatitis B dari ibu ke janin yang dikandung melalui plasenta.
Kelompok Penularan Hepatitis B
Kelompok penularan hepatitis B dapat dikelompokkan sebagai berikut:
- Bayi, anak-anak, remaja, dan orang dewasa
- Pasien penderita kanker
- Pasien yang menjalani dialisis ginjal dan gagal ginjal
- Ibu hamil
- Individu yang aktif secara seksual dalam 6 bulan terakhir dengan lebih dari 1 pasangan
- Pengguna obat-obatan terlarang
- Individu yang lahir dari keluarga di negara-negara dengan risiko penularan hepatitis B yang tinggi, seperti Asia, Afrika, Amerika Selatan, Kepulauan Pasifik, Eropa Timur, dan Timur Tengah
Selain kelompok-kelompok ini, individu lainnya juga berisiko tertular hepatitis B. Namun, vaksin hepatitis B tersedia dan dapat diberikan kepada individu guna mengurangi risiko penularan virus.
Baca Juga: Vaksin Hepatitis B Dapat Diberikan Pada Siapa Saja
Cara Penularan Hepatitis B
Cara penularan hepatitis B dapat melalui hubungan seksual, terkena cairan tubuh penderita, berbagi alat medis yang telah terkontaminasi, dan dari ibu kepada bayi atau anak-anak. Infeksi kasus hepatitis B dapat menjadi hepatitis kronis sebesar kurang dari 5% pada masa dewasa dan 95% terjadi pada bayi hingga anak-anak.
Bayi dan anak-anak yang belum mendapatkan vaksin dan tidak segera diobati setelah terinfeksi akan lebih rentan mengalami hepatitis B kronis. Anak-anak yang memiliki risiko tinggi terinfeksi hepatitis B adalah anak dengan rentan usia di bawah 5 tahun. Inilah beberapa cara penularan hepatitis B, yaitu:
1. Hubungan Seksual
Individu yang melakukan hubungan seksual secara aktif dan belum melakukan vaksinasi sangat rentan untuk menderita hepatitis B. Individu yang suka berganti pasangan dan aktif melakukannya dalam 6 bulan terakhir juga akan lebih rentan tertular hepatitis. Hal ini disebabkan karena virus dapat menyebar melalui cairan tubuh, seperti berbagi air liur, air mani, dan cairan vagina. Penggunaan pelindung ketika melakukan hubungan seksual dapat dilakukan, meskipun tidak 100% mengurangi risiko penularan virus.
Baca Juga: Penyebab Hepatitis B
2. Cairan Tubuh
Cairan tubuh, berupa darah, air liur, cairan menstruasi, dan air mani bisa menjadi cara penularan hepatitis B yang sering terjadi. Hal ini dapat ditransfer melalui hubungan seksual antara wanita dan pria dan penggunaan jarum suntik yang tidak steril. Jarum suntik yang bersentuhan langsung dengan darah individu dapat dengan mudah menginfeksi individu lainnya. Gejala virus hepatitis tidak dapat terlihat langsung pada individu yang terinfeksi. Virus hepatitis B dapat terdeteksi dalam waktu 30 sampai 60 hari setelah terinfeksi melalui kontak dengan cairan tubuh.
Penyakit hepatitis B dapat menyebabkan timbulnya jaringan parut pada organ hati, gagal hati, hingga kanker hati.
3. Berbagi Alat Medis
Berbagi alat medis, seperti jarum suntik yang bersentuhan dengan darah penderita hepatitis B dapat menjadi salah satu penyebab virus terjadi. Cara penularan hepatitis B dapat menyebar melalui luka bekas tindik atau tato pada tubuh. Selain itu, jarum akupunktur dan perawatan rutin pada kuku dengan peralatan yang tidak steril juga dapat menyebarkan infeksi virus hepatitis B. Penggunaan pisau cukur, sikat gigi, anting-anting, klip kuku, dan perhiasan tubuh lainnya menjadi beberapa sumber infeksi hepatitis B.
Baca Juga: Penyakit Hepatitis: Kenali Pecegahan dan Pengobatannya!
4. Penularan Perinatal
Penularan perinatal merupakan cara penularan hepatitis B dari ibu kepada bayi dalam kandungan. Penularan perinatal juga biasa disebut transmisi horizontal. Bayi yang terinfeksi virus hepatitis B dan tidak diobati, mereka akan cenderung mengalami masalah hati dalam jangka panjang. Semua bayi yang lahir dari ibu penderita hepatitis B harus mendapatkan globulin imun hepatitis B dan vaksin hepatitis. Hal ini perlu diberikan ketika bayi baru saja lahir hingga tahun pertama kelahiran mereka.
Selain itu, ibu penderita hepatitis B tidak bisa secara langsung menyusui bayinya, mereka perlu menunggu hingga sang bayi menerima vaksin hepatitis B. Setelah itu, kegiatan menyusui bukanlah menjadi salah satu faktor penyebaran virus hepatitis B.
Virus hepatitis B tidak menyebar dengan cukup mudah. Virus tidak dapat menyebar melalui tempat duduk toilet, pegangan pintu, bersin, batuk, berpelukan atau makan makanan yang sama dengan penderita. Virus hepatitis B dapat bertahan hidup di luar tubuh atau tidak berinang setidaknya selama 7 hari.
Masa inkubasi virus hepatitis B berkisar 30 sampai 180 hari. Virus dapat terdeteksi dalam waktu 30 sampai 60 hari setelah individu terinfeksi. Jika virus hepatitis dapat bertahan dan berkembang dalam tubuh manusia, penyakit hepatitis B akan menjadi kronis. Hepatitis B kronis banyak ditemukan terutama pada bayi dan anak-anak.
Hepatitis B merupakan penyakit yang menyerang organ hati dan dapat menyebabkan kematian. Hepatitis B disebabkan oleh penyebaran virus dari individu satu kepada individu lainnya. Penyakit hepatitis B tidak dapat langsung dideteksi keberadaannya, perlu waktu kurang lebih 30-60 hari setelah individu terinfeksi.
Cara penularan hepatitis B tidak semudah itu, banyak disebabkan akibat hubungan seksual yang aktif, ketidaksterilan peralatan medis, hingga perinatal. Tetapi tenang saja, risiko tertularnya virus hepatitis dapat dikurangi dengan adanya pemberian vaksin. Hubungi dan konsultasikan dengan dokter atau petugas kesehatan untuk penanganan dan upaya pencegahan virus hepatitis B.
Telah direview oleh dr. Azifa Anisatul Umma
Source: