Ditulis oleh Tim Konten Medis
Akhir-akhir ini, baru saja merasa senang melihat tren penurunan kasus COVID-19. Sayangnya, kabar munculnya varian baru kembali beredar. Ya, subvarian Omicron BA.4 dan BA.5 yang teridentifikasi di Afrika Selatan menjadi mutasi baru. Apakah varian ini lebih berbahaya dari varian sebelumnya? Apakah varian baru Omicron BA.4 dan BA.5 sudah menyebar ke Indonesia? Penasaran? Cek, ulasan berikut!
BA.4 dan BA.5 merupakan virus Omicron dengan kombinasi mutasi baru.
Baca Juga: Persamaan dan Perbedaan Flu Omicron Dengan Flu Biasa
Mulai dari varian Alpha, Beta, Gamma, Delta, hingga Omicron menjadi deretan daftar varian COVID-19 yang terus berkembang. Baru-baru ini The National Institute of Clinical Disease atau Institut Nasional Penyakit Klinis di Afrika Selatan melaporkan, BA.4 dan BA.5 merupakan virus Omicron dengan kombinasi mutasi baru. Para ilmuan mendeteksi mutasi baru ini pada 10 januari 2022. Semenjak itu, varian ini menyebar ke seluruh Afrika Selatan, sekarang 35% dari tes hasilnya positif. BA.5 diidentifikasi pada 25 Februari dan sekarang menyumbang 20% kasus di beberapa wilayah Afrika Selatan.
Baca Juga: Tes PCR- SGTF Mampu Deteksi Varian Omicron
Penyebaran Varian Omicron BA.4 dan BA.5 di Berbagai Negara
Sejauh ini varian baru Omicron BA.4 dan BA.5 telah teridentifikasi di beberapa negara selain Afrika Selatan. Menurut laporan dari U.K. Health Security Agency (UKHSA) dengan data hingga 22 April, BA.4 hadir di Inggris, Austria, AS, Denmark, Belgia, Israel, Jerman, Italia, Kanada, Norwegia, Pakistan, Spanyol, Botswana dan Swiss. Sementara pada tanggal yang sama, otoritas kesehatan juga mengidentifikasi BA.5 di Portugal, Jerman, Inggris, AS, Denmark, Prancis, Austria, Belgia, Hong Kong, Australia, Kanada, Prancis, Israel, Norwegia, Pakistan, Spanyol, dan Swiss.
Organisasi Kesehatan Dunia atau World Health Organization (WHO), menyarankan banyak negara untuk melakukan sejumlah pengujian terkait varian baru ini. Sebab tanpa pengujian, varian penyebab COVID-19 tidak dapat diidentifikasi.
BA.4 dan BA.5, keduanya menjadi varian yang penting untuk diperhatikan. Meskipun kedua varian ini penyebarannya masih rendah, tapi kemungkinan akan jauh lebih tinggi. European Center for Disease Prevention and Control (ECDC) mengklasifikasikan ulang BA.4 dan BA.5 sebagai varian yang menjadi perhatian pada 12 Mei 2022. Kondisi ini mengikuti peningkatan tajam kasus yang terjadi di Portugal.
Portuguese National Institute of Health memperkirakan BA.5 bertanggung jawab atas sekitar 37% dari semua kasus positif pada 8 Mei 2022. ECDC, melaporkan meskipun belum ada bukti peningkatan keparahan dibandingkan varian sebelumnya, BA.4 dan BA.5 tampaknya lebih mudah menular. Selain ECDC, Pusat pengendalian dan pencegahan Penyakit atau Centers for Disease Control and Prevention (CDC), juga menetapkan BA.4 dan BA.5 sebagai varian yang menjadi perhatian.
U.K. Health Security Agency (UKHSA) juga menerbitkan penilian risiko dari kedua subvarian baru dan membandingkannya dengan varian Omicron BA.2. Hasilnya menunjukkan bahwa subvarian baru (BA.4 dan BA.5) mungkin lebih baik dalam menghindari kekebalan daripada BA.2. Sayangnya, bukti tersebut belum cukup untuk menarik kesimpulan yang jelas.
Lain halnya di Afrika Selatan yang mengidentifikasi jumlah kasus terbanyak, mulai dari gejala dan tingkat keparahannya menyerupai dengan penyakit yang menyebabkan Omicron BA.2. Sejauh ini jumlah rawat inap di Afrika hanya meningkat sedikit.
Kondisi klinis dengan gejala varian baru ini, seperti sakit tenggorokan dan badan pegal-pegal.
Baca Juga: Bagaimana Vaksin Booster Dapat Melindungi dari Omicron?
Penyebaran Varian Omicron BA.4 dan BA. 5 di Indonesia
Varian baru Omicron BA.4 dan BA. 5 juga terdeteksi di Indonesia awal Juni 2022. Pertama kali kasus yang dilaporkan di Indonesia terdiri dari satu orang WNI terinfeksi BA.4 dengan kondisi klinis tidak bergejala dan sudah mendapatkan vaksinasi 2 kali. Sementara 3 orang lainnya yang pernah melakukan perjalanan ke luar negeri terinfeksi BA.5. Kondisi klinis yang mereka alami, 2 orang tidak bergejala dan 1 orang gejala ringan mengalami sakit tenggorokan dan badan pegal-pegal.
Baca Juga: Bagaimana Virus Omicron Menyebar?
Vaksin dan Subvarian Baru
Apakah vaksin dapat melindungi dari varian baru BA.4 dan BA.5? Vaksinasi COVID-19 tetap perlu dilakukan meskipun tidak dapat mencegah sepenuhnya, tetapi dapat mengurangi risiko keparahan penyakit. Oleh karena itu, penting melengkapi vaksinasi COVID-19 dan pengawasan terhadap penyebaran varian baru ini. Jika Anda mengalami gejala segera melakukan pemeriksaan atau tes COVID-19 di klinik atau rumah sakit terdekat.
Demikianlah ulasan singkat penyebaran varian baru Omicron BA.4 dan BA. 5. dari berbagai negara. Data sementara subvarian BA.4 sudah dilaporkan sebanyak 6.903 sekuens melalui GISAID. Laporan tersebut berasar dari 58 negara dan ada 5 negara dengan laporan BA.4 terbanyak meliputi, Afrika Selatan, Amerika Serikat, Britania Raya, Denmark, dan Israel. Sementara subvarian BA. 5 sudah dilaporkan sebanyak 8687 sekuens melalui GISAID dari 63 negara terdapat 5 negara terbanyak laporan sekuens, meliputi Amerika, Portugal, Jerman, Inggris, Afrika Selatan.
Telah direview oleh dr. Pusparina Oeniasih
Source:
- Subvarian Baru Omicron BA.4 dan BA.5 Terdeteksi di Indonesia Tingkat Kesakitan Rendah
- ECDC Meningkatkan BA.4, BA.5 Menjadi Varian yang Mengkhawatirkan, Memperingatkan Peningkatan Kasus
- Subvarian Omicron Baru Menyebar: Haruskah Kita Khawatir?