Ditulis oleh Tim Konten Medis
Pada beberapa kasus, vaginosis bakterialis bisa sembuh dengan sendirinya apabila mengalami gejala ringan. Jika kondisi ini tidak kunjung sembuh, dokter dapat meresepkan obat infeksi bakteri pada miss v berupa metronidazole. Selain itu, pasien juga dianjurkan untuk menjalani pola hidup sehat.

Penyebab vaginosis bakterialis akibat bakteri.
Bacterial vaginosis (BV) termasuk kondisi umum yang disebabkan oleh gangguan keseimbangan pada bakteri sehat. Kondisi ini dapat menyerang semua kalangan usia, khususnya wanita selama masa reproduksi.
Bahkan, vaginosis bakterialis juga terjadi pada orang yang aktif secara seksual. Anda bisa mengatasi kondisi ini dengan mengonsumsi obat medis hingga perawatan mandiri di rumah sesuai anjuran dokter.
Apa Itu Vaginosis Bakterialis?
Vaginosis bakterialis adalah infeksi vagina yang terjadi akibat perkembangan bakteri secara berlebihan. Setiap vagina memiliki bakteri untuk menjaga organ intim tetap sehat dan bebas dari infeksi.
Namun, beberapa wanita bisa mengalami pertumbuhan bakteri jahat yang terlalu banyak sehingga mengganggu keseimbangan bakteri sehat di vagina. Hal inilah yang menyebabkan vaginosis bakterialis.
Mengutip dari Cleveland Clinic, 84 persen penderita infeksi vagina tidak mengalami gejala. Sebagian lainnya bisa mengalami keputihan berbau amis dan iritasi.
Baca Juga: Cara Mengobati Infeksi Jamur pada Miss V yang Efektif
Penyebab Vaginosis Bakterialis
Penyebab penyakit vaginosis bakterialis bisa terjadi ketika kadar bakteri alami tidak seimbang di vagina. Dalam istilah medis, bakteri ini disebut sebagai flora vagina.
Pada vagina yang sehat, bakteri baik (laktobasillus) memiliki jumlah lebih banyak daripada bakteri jahat (anaerob). Saat jumlah anaerob terlalu banyak, kondisi ini dapat mengganggu keseimbangan flora dan memicu vaginosis bakterialis.
Ada beberapa cara mengembalikan bakteri baik pada miss v, salah satunya adalah mengonsumsi makanan tinggi probiotik. Misalnya, yoghurt, kefir, dan tempe.
Faktor Risiko Penyebab Vaginosis Bakterialis
Sebagian besar kasus infeksi vagina terjadi akibat aktivitas seksual. Namun, infeksi ini bukan termasuk penyakit menular seksual.
Adapun beberapa faktor risiko yang menyebabkan infeksi vagina, antara lain:
- Memiliki banyak pasangan seksual
- Melakukan aktivitas seksual tanpa pengaman atau kondom
- Menggunakan douching atau wewangian untuk membersihkan vagina
- Menggunakan alat kontrasepsi dalam rahim yang terbuat dari tembaga
- Memiliki kebiasaan merokok
Gejala Vaginosis Bakterialis
Berikut ini adalah ciri-ciri vaginosis bakterialis yang umum terjadi:
- Keputihan berwarna abu-abu
- Keluarnya cairan dari vagina
- Bau vagina tidak sedap atau berbau amis
- Mengalami iritasi ringan di sekitar vagina atau vulva
- Sensasi terbakar saat buang air kecil
- Gatal pada vagina
Gejala vaginosis bakterialis hampir serupa dengan jenis infeksi lainnya. Oleh sebab itu, penting untuk mengunjungi layanan kesehatan terdekat agar memastikan infeksi bakteri pada miss v dengan tepat.
Diagnosis Penyakit Vaginosis Bakterialis
Dokter dapat mendiagnosis bakteri penyebab keputihan dengan beberapa pemeriksaan, seperti:
- Riwayat kesehatan pasien: Dokter atau ahli medis profesional akan menanyakan infeksi vagina atau penyakit menular seksual yang pernah Anda alami sebelumnya.
- Pemeriksaan panggul: Tim medis dapat memeriksa vagina untuk mencari tanda-tanda infeksi yang muncul. Mereka akan merasa organ panggul pasien dengan memasukkan 2 jari ke dalam vagina sambil menekan area perut.
- Sampel cairan vagina: Pengujian sampel bertujuan untuk mengetahui jenis bakteri yang menginfeksi vagina. Biasanya, sampel diuji bersamaan dengan “sel petunjuk” yang tertutup bakteri.
- Uji pH vagina: Dokter dapat melakukan uji keasaman vagina dengan menggunakan strip pH yang akan diletakkan di dalam organ intim wanita. Jika pH vagina berkisar 4,5 atau lebih tinggi, hal ini menjadi tanda vaginosis bakterial.
Komplikasi Vaginosis Bakterialis
Jika tidak mendapatkan pengobatan segera mungkin, infeksi vagina bisa menimbulkan komplikasi serius. Kondisi ini bisa meningkatkan risiko terjadinya penyakit menular seksual, seperti klamidia dan gonore.
Bahkan, penderita yang mengalami vaginosis bakterialis dan HIV bisa menularkan penyakitnya kepada pasangan melalui aktivitas seksual. Infeksi vagina juga memicu penyakit radang panggul yang menyebabkan wanita sulit untuk hamil.
Penyakit radang panggul adalah infeksi serius pada rahim, tuba falopi, dan ovarium. Tanda dan gejalanya berupa nyeri perut bagian bawah, keputihan tidak normal, tubuh demam dan menggigil.
Sementara itu, vaginosis bakterialis bisa menyebabkan komplikasi selama kehamilan, termasuk bayi lahir prematur. Oleh karena itu, gejala infeksi bakteri pada vagina tidak diabaikan begitu saja.
Baca Juga: 6 Penyebab Endometriosis dan Ciri-Cirinya
Cara Mengatasi Vaginosis Bakterialis
Berikut ini adalah beberapa cara mengatasi infeksi bakteri pada vagina untuk meredakan gejalanya:
1. Obat Antibiotik
Dokter dapat meresepkan obat antibiotik berupa metronidazole atau clindamycin untuk mengatasi gejala vaginosis bakterialis. Jenis obat ini tersedia dalam bentuk gel atau krim yang dimasukkan ke dalam vagina.
Selain itu, ada beberapa antibiotik berbentuk pil yang bisa dikonsumsi secara oral. Pasien yang mengalami infeksi tidak boleh menggunakan obat antibiotik tanpa resep dokter. Sebab, obat ini disesuaikan berdasarkan kondisi kesehatan dan gejala yang terjadi pada pasien.
Bahkan, pasien perlu menghabiskan obat antibiotik meskipun gejala sudah mereda. Hal ini sangat penting untuk mencegah risiko gejala kambuh.
2. Perawatan Mandiri di Rumah
Pasien dapat berkonsultasi dengan dokter sebelum melakukan perawatan mandiri di rumah. Perawatan ini meliputi:
- Konsumsi probiotik: Makanan yang mengandung probiotik berperan penting untuk menyeimbangkan bakteri dalam vagina dan mengatasi gejala infeksi vagina. Jenis makanan ini berupa yoghurt, kefir, dan asinan kubis.
- Suplemen bawang putih: Dalam sebuah riset kecil, suplemen bawang putih bisa meredakan gejala infeksi bakteri pada vagina. Penelitian ini melibatkan 120 wanita yang mengonsumsi suplemen selama 7 hari.
- Vitamin C: Berbagai riset membuktikan bahwa konsumsi vitamin C sebanyak 250 miligram per hari dapat meningkatkan pH vagina dan kadar bakteri sehat.
Cara Mencegah Vaginosis Bakterialis
Ada beberapa yang bisa Anda lakukan untuk mencegah infeksi bakteri pada vagina, di antaranya:
- Hindari penggunaan douching atau wewangian pada vagina dan vulva
- Bersihkan mainan seks (sex toys) dengan benar setiap kali Anda menggunakannya
- Tidak berhubungan intim lebih dari satu pasangan seksual
- Menggunakan kondom berbahan lateks atau dental dam saat melakukan aktivitas seksual
- Mengenakan pakaian dalam berbahan katun untuk menjaga kelembapan kulit
Pengobatan Vaginosis Bakterialis ke Dokter
Segera periksakan diri ke dokter apabila gejala tidak kunjung sembuh dalam waktu lama. Gejala ini dapat meliputi
- Mengalami keputihan dengan bau, gatal, nyeri, atau demam
- Berhubungan intim lebih dari satu pasangan
- Sudah menggunakan obat bebas antijamur tetapi masih muncul gejala
Dokter dapat memberikan berbagai pengobatan BV (Bacterial Vaginosis) yang sesuai dengan kondisi kesehatan dan gejala yang terjadi pada pasien. Sebelum menggunakan obat, Anda bisa berkonsultasi dengan dokter terlebih dahulu untuk mendapatkan saran yang tepat.
Anda bisa kunjungi rumah sakit Ciputra Hospital terdekat untuk konsultasi kesehatan. Cek layanan rumah sakit Ciputra Hospital mulai dari rawat jalan hingga Medical Check Up (MCU).
Yuk, jaga dan cek kondisi kesehatan Anda sekeluarga bersama Ciputra Hospital!
Telah direview oleh dr. Steffe Lie
Source:
- Cleveland Clinic. Bacterial Vaginosis. Februari 2025.
- Healthdirect. Bacterial Vaginosis (BV). Februari 2025.
- Mayo Clinic. Bacterial Vaginosis. Februari 2025.
- WebMD. Bacterial Vaginosis. Februari 2025.