Ditulis oleh Tim Konten Medis
Perbedaan malaria dan DBD dapat terlihat dari beberapa sisi, seperti gejala, cara penularan, komplikasi, dan pengobatannya. Kedua penyakit ini tidak boleh Anda sepelekan karena bisa berkembang menjadi parah dan mengancam nyawa apabila tidak tertangani dengan baik.

Gejala malaria dan DBD berupa demam tinggi.
Banyak orang menganggap bahwa penyakit malaria dan demam berdarah (DBD) merupakan kondisi yang sama karena keduanya berasal dari gigitan nyamuk. Dua penyakit ini juga menimbulkan gejala yang hampir serupa, salah satunya adalah demam tinggi.
Padahal, ada banyak perbedaan antara malaria dan DBD. Malaria adalah penyakit yang terjadi akibat infeksi parasit melalui gigitan nyamuk sedangkan penyakit demam berdarah (DBD) ditularkan oleh nyamuk yang terinfeksi virus dengue.
Perbedaan Malaria dan DBD
Berikut ini adalah perbedaan malaria dengan demam berdarah yang perlu Anda ketahui:
1. Penyebab
Penyakit malaria disebabkan oleh parasit Plasmodium yang ditularkan oleh nyamuk yang terinfeksi. Parasit ini terdiri dari 5 jenis dan yang paling umum menyerang manusia, seperti Plasmodium falciparum dan Plasmodium vivax.
P. falciparum merupakan parasit malaria yang paling mematikan. Ini biasanya menyebar di benua Afrika sedangkan P. vivax sebagian besar menginfeksi manusia di luar negara Afrika sub-Sahara.
Parasit malaria hanya menular melalui gigitan nyamuk anopheles betina. Jenis nyamuk ini biasnaya hanya aktif pada malam hari saja.
Sementara itu, penyebab DBD terjadi karena 4 serotipe virus yang saling berkaitan, yaitu DEN-1, DEN-2, DEN-3, dan DEN-4. Keempat virus ini memiliki sebutan serotipe dengan interaksi yang berbeda-beda pada antibodi manusia.
Anda bisa terkena virus DBD melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti yang terinfeksi. Berbeda dengan malaria, DBD bisa menyebar apabila jenis nyamuk lain yang tidak terinfeksi menggigit orang yang terinfeksi dan menyebarkannya ke orang lain. Nyamuk Aedes aegypti biasanya aktif pada siang hari.
Baca Juga: 21 Makanan untuk Penderita DBD yang Boleh dan Tidak Boleh
2. Gejala
Beda malaria dan DBD dapat terlihat dari gejalanya. Umumnya, gejala malaria mulai muncul dalam waktu 10-15 hari setelah terkena gigitan nyamuk yang terinfeksi.
Gejalanya bisa ringan hingga parah yang memerlukan penanganan medis segera mungkin. Pada gejala ringan, malaria dapat menimbulkan demam, tubuh menggigil, dan sakit kepala sedangkan gejala beratnya meliputi kelelahan, kejang, merasa kebingungan, dan sulit bernapas.
Penderita sering kali tidak menyadari bahwa dirinya terkena malaria. Sebab, gejala awal penyakit ini hampir serupa dengan demam biasanya. Bila tidak mendapatkan pengobatan, infeksi malaria P. falciparum dapat bertambah parah dan mengancam nyawa dalam waktu 24 jam.
Selain itu, gejala demam berdarah juga mirip dengan penyakit malaria. DBD bisa menyebabkan demam tinggi, sakit kepala, nyeri tubuh, mual dan ruam.
Kondisi ini tidak hanya menyerang orang dewasa, tetapi juga bayi dan anak-anak. Bahkan, DBD dapat memicu pendarahan gusi dan nafsu makan menurun. Masa inkubasinya berkisar antara 3-14 hari setelah Anda tergigit nyamuk yang terinfeksi.
3. Cara Penularannya
Meskipun termasuk penyakit menular, malaria tidak menyebar dari orang ke orang. Bahkan, penyakit ini tidak menular ke orang yang tidak terinfeksi secara kontak langsung.
Anda bisa tertular malaria melalui transfusi darah, ke janin, jarum yang terinfeksi, atau melalui donasi organ. Sementara cara penularan DBD hanya melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti yang terinfeksi.
4. Komplikasi
Malaria dan DBD sama-sama menyebabkan komplikasi serius apabila tidak mendapatkan penanganan segera mungkin. Komplikasi malaria yang mengancam nyawa meliputi gagal ginjal, kerusakan fungsi hati, retensi air di paru-paru, dan penurunan sel darah putih.
Pada demam berdarah, kondisi ini dapat berkembang menjadi demam berdarah dengue yang bisa memicu komplikasi serius. Komplikasi demam berdarah dengue (DBD) berupa pneumonia dan pembengkakan jantung.
Cara terbaik untuk mengurangi risiko terkena malaria dan demam berdarah adalah dengan melindungi diri dari gigitan nyamuk. Anda bisa menutupi kulit dengan mengenakan celana dan baju lengan panjang.
Pastikan untuk mengoleskan krim anti-nyamuk ke kulit sebagai langkah pencegahan yang efektif. Selain itu, singkirkan genangan air, seperti ember, bak mandi, atau ban bekas yang menampung air hujan. Ini sangat penting guna mencegah sarang nyamuk yang muncul di pekarangan rumah.
5. Pengobatan
Malaria dapat diatasi dengan pemberian obat resep sesuai anjuran dokter untuk membunuh parasit. Jenis obat dan lamanya perawatan cenderung bervariasi, tergantung pada tingkat keparahan dan kondisi kesehatan penderita.
Obat malaria yang paling umum dapat berupa:
- Klorokuin fosfat: Obat ini dapat mengatasi parasit malaria yang menyerang manusa. Namun, beberapa negara tidak lagi menggunakan klorokuin fosfat untuk malaria karena parasit tersebut mengalami resistan.
- Terapi kombinasi berbasis artemisinin (ACT): Ini merupakan kombinasi dua atau lebih obat yang bekerja melawan parasit malaria dengan cara yang berbeda. Terapi ACR cenderung efektif, terutama pada parasit yang resistan terhadap klorokuin.
- Obat malaria lainnya: Jenis obat ini meliputi atovaquone-proguanil (Malarone), primakuin fosfat, dan quinine sulfate (Qualaquin) dengan doksisiklin (Oracea dan Vivramycin).
Sementara itu, tidak ada obat yang dapat mengatasi demam berdarah. Biasanya, dokter memberikan rekomendasi cara mengelola gejala DBD yang terjadi, seperti:
- Menjaga tubuh tetap terhidrasi dengan minum lebih banyak air putih dan cairan
- Istirahat sebanyak mungkin
- Mengatasi nyeri dengan asetaminofen, seperti Tylenol sesuai anjuran dokter
- Hindari mengonsumsi obat ibuprofen atau aspirin karena meningkatkan risiko pendarahan yang mengancam nyawa
Sebelum memberikan perawatan, dokter dapat mendiagnosis malaria dan DBD melalui pemeriksaan fisik dan tes darah. Pada tes darah, tim medis akan mengambil sampel darah melalui pembuluh darah, lalu mengirimkannya ke laboratorium untuk mendapatkan analisis lebih lanjut. Ini juga dapat mengidentifikasi adanya virus dengue atau parasit Plasmodium dalam tubuh.
Baca Juga: Apakah Penderita DBD Boleh Mandi? Cek Pantangannya!
Kapan Perlu ke Dokter?
Segera periksakan diri ke dokter apabila Anda atau orang terdekat mengalami tanda-tanda gejala malaria atau demam berdarah, sebagai berikut:
- Demam tinggi atau naik turun
- Tubuh menggigil
- Badan lemas
- Sakit kepala
- Terjadi pendarahan
Anda bisa kunjungi rumah sakit Ciputra Hospital terdekat untuk mendapatkan perawatan yang tepat. Yuk, jaga kesehatan tubuh dengan rutin melakukan medical check up di Ciputra Hospital.
Anda juga bisa konsultasi dan buat janji dengan dokter di Ciputra Hospital terdekat. Cek layanan rumah sakit Ciputra Hospital mulai dari rawat jalan hingga Medical Check Up (MCU) selengkapnya sekarang juga.
Telah direview oleh dr. Sony Prabowo, MARS
Source:
- BYJU’S. Difference Between Dengue and Malaria. Mei 2025.
- Cleveland Clinic. Dengue Fever. Mei 2025.
- Mayo Clinic. Malaria. Mei 2025.
- Target Malaria. Malaria vs Dengue: What Are the Similarities and Differences?. Mei 2025.