Ditulis oleh Tim Konten Medis
Stres dan kurang tidur merupakan penyebab epilepsi kambuh. Anda bisa mencegah kondisi ini dengan mengelola stres, serta menjaga kualitas tidur yang baik. Selain itu, hindari berhenti minum obat tanpa anjuran dokter karena bisa meningkatkan risiko gejala kejang kembali.
Penderita epilepsi bisa menghindari pemicu stres dengan menjalani hobi dan olahraga secara teratur.
Penyakit epilepsi adalah kondisi ketika tubuh mengalami kejang berulang yang melibatkan sebagian atau seluruh tubuh. Kondisi ini termasuk gangguan neurologis dan tidak menular.
Epilepsi atau kejang terkadang terjadi bersamaan dengan hilangnya kemampuan kontrol fungsi usus atau kandung kemih, serta kesadaran. Biasanya, kondisi ini terjadi secara tiba-tiba akibat ledakan sinyal listrik di otak.
Faktor yang Menyebabkan Epilepsi Kambuh
Berikut ini adalah beberapa pemicu dari epilepsi yang perlu Anda waspadai:
1. Berhenti Minum Obat
Ciri-ciri epilepsi akan kambuh ditandai dengan gerakan tidak terkontrol yang melibatkan sebagian atau seluruh tubuh. Kondisi ini biasanya terjadi akibat penghentian obat pada pasien.
Padahal, obat antiepilepsi (AED) menjadi salah satu pilihan pengobatan yang dapat mengurangi gejala kejang. Penelitian membuktikan bahwa epilepsi kambuh dapat terjadi dalam 1 tahun setelah mulai berhenti minum obat.
Selain itu, studi sebelumnya melaporkan bahwa tingkat kekambuhan tertinggi disebabkan oleh pasien yang berhenti minum obat dalam waktu 12 bulan, tetapi tingkatnya bisa menurun secara signifikan setelah 3 tahun. Penelitian ini memberikan persepsi bahwa penghentian obat harus dimulai setelah 3 tahun mengalami bebas kejang.
Baca Juga: Pemeriksaan Epilepsi Cari Tahu Prosedurnya di Sini!
2. Mengalami Stres
Sifat orang epilepsi dapat diketahui dengan adanya kekakuan tubuh, hilangnya kesadaran, dan jatuh tanpa alasan yang jelas. Kondisi ini dapat dipengaruhi oleh tubuh yang mengalami stres.
Sulit untuk mengetahui seberapa sering stres dapat memicu kejang, karena hal ini memiliki arti yang berbeda bagi setiap orang. Stres bisa membuat atau melepaskan hormon tertentu yang terkait dengan sistem saraf sehingga memengaruhi bagian otak tertentu dan memicu kejang parsial.
Anda bisa mencegah risiko stres pemicu kejang dengan cara menerapkan beberapa cara, seperti menjalani hobi, olahraga secara teratur, dan berusaha untuk rileks. Jika kondisi ini telah mengganggu aktivitas sehari-hari, sebaiknya segera berkonsultasi dengan dokter.
3. Kurang Tidur
Kejang sangat sensitif terhadap pola tidur. Beberapa orang dapat mengalami kondisi ini setelah begadang atau tidak tidur nyenyak dalam waktu lama.
Jika Anda mengidap epilepsi, kurang tidur bisa meningkatkan risiko terjadinya gejala kambuh. Bahkan, kondisi ini mampu meningkatkan intensitas dan lamanya kejang.
Oleh sebab itu, penting untuk istirahat yang cukup agar terhindar dari epilepsi kambuh. Orang dewasa membutuhkan waktu 7-8 jam untuk mendapatkan kualitas tidur yang baik.
4. Mengalami Siklus Menstruasi
Dilansir dari Epilepsy Foundation, sekitar setengah dari wanita usia subur yang menderita epilepsi dapat mengalami peningkatan kejang pada waktu siklus haid. Dalam istilah medis, kondisi ini dikenal dengan sebutan epilepsi katamenial.
Penelitian membuktikan bahwa perubahan kejang paling sering terjadi di tengah siklus ovulasi dan sekitar seminggu sebelum menstruasi. Kondisi ini juga dipengaruhi oleh perubahan hormon yang memicu perubahan frekuensi kejang.
Otak mengandung banyak sel saraf yang secara langsung ysng dipengaruhi oleh estrogen dan progesteron, yaitu hormon seks utama pada wanita. Studi lain membuktikan bahwa hormon estrogen dalam jumlah tinggi bisa menyebabkan atau memperburuk kejang.
Sementara itu, progesteron dapat melindungi pasien dari gejala epilepsi. Terdapat perkiraan bahwa kejang bisa terjadi karena tubuh tidak memiliki cukup progesteron saat siklus menstruasi
5. Tidak Mencukupi Asupan Vitamin
Penyebab epilepsi kambuh pada anak bisa terjadi karena kurangnya asupan nutrisi yang diperlukan oleh tubuh. Satu-satunya kekurangan vitamin yang bisa menyebabkan atau memperburuk kejang adalah kekurangan vitamin B6 atau piridoksin.
Kekurangan vitamin B6 pada bayi baru lahir dan balita dapat menimbulkan kejang yang sulit terkontrol. Pada beberapa kasus, dokter dapat memberikan vitamin B6 kepada bayi melalui infus sambil merekam EEG (elektroensefalogram).
Selain itu, terdapat makanan pantangan penyakit epilepsi berupa makanan tinggi lemak jenuh dan cepat saji. Sebaiknya, hindari jenis makanan ini agar mencegah risiko gejala kambuh.
Baca Juga: Epilepsi pada Bayi, Tanda dan Cara Mengatasinya
6. Penggunaan Obat-Obatan Tertentu
Penyebab epilepsi kambuh saat tidur bisa terjadi karena penggunaan obat-obatan tertentu. Jenis obat ini dapat berupa diphenhydramine, yaitu bahan aktif dalam obat-obatan seperti Benadryl yang digunakan untuk mengatasi pilek, alergi, dan membantu tidur.
Jika Anda menderita epilepsi, sebaiknya konsultasikan ke dokter terlebih sebelum mengonsumsi obat-obatan tertentu. Meskipun terjual secara bebas, beberapa jenis obat bisa meningkatkan kejang pada pasien.
7. Penyalahgunaan Narkoba
Efek dan risiko penyalahgunaan narkoba cenderung bervariasi. Jenis obat ini mampu memengaruhi otak dan kejang secara langsung.
Sebagai contoh, penggunaan kokain dapat menyebabkan kejang dalam waktu hitungan, detik, menit, atau jam setelah mengonsumsinya. Kondisi ini sangat berbahaya dan berkaitan erat dengan penyakit kronis. Misalnya, serangan jantung, aritmia jantung, hingga mengancang nyawa.
Cara Mencegah Epilepsi Kambuh
Adapun sejumlah cara mencegah epilepsi kambuh, sebagai berikut:
- Mengurangi risiko cedera otak traumatik: Contohnya adalah menggunakan sabuk pengaman saat mengemudi, pakai helm saat bersepeda, bersihkan lantai dari benda-benda yang berserakan, dan hindari naik tangga.
- Menurunkan risiko stroke: Contohnya adalah mengonsumsi makanan sehat, menjaga berat badan tetap ideal, dan olahraga secara teratur.
- Lakukan terapi untuk penyalahgunaan zat: Alkohol dan obat-obatan terlarang lainnya dapat merusak otak yang menyebabkan epilepsi.
Jika Anda mengalami kejang berulang yang tidak kunjung sembuh dalam waktu lama, sebaiknya segera periksakan diri ke dokter untuk mendapatkan perawatan yang tepat. Anda bisa kunjungi rumah sakit Ciputra Hospital terdekat untuk konsultasi kesehatan.
Yuk, jaga kesehatan tubuh dengan rutin melakukan medical check up di Ciputra Hospital. Anda juga bisa konsultasi dan buat janji dengan dokter di Ciputra Hospital terdekat. Cek layanan rumah sakit Ciputra Hospital mulai dari rawat jalan hingga Medical Check Up (MCU) selengkapnya sekarang juga.
Telah direview oleh dr. Stella Kartolo
Source:
- Cleveland Clinic. Epilepsy. September 2024.
- Epilepsy Foundation. Seizure Triggers. September 2024.
- National Library of Medicine. Relapse After Drug Withdrawal in Patients with Epilepsy After Two Years of Seizure-Free: A Cohort Study. September 2024.