Ditulis oleh Tim Konten Medis
Memakaian deodoran menyebabkan kanker adalah mitos yang belum terbukti secara ilmiah. Namun, deodoran bisa menimbulkan efek samping lain seperti iritasi kulit, alergi, atau pori-pori tersumbat.

Deodoran belum terbuk sebabkan kanker payudara.
Banyak orang menggunakan deodoran setiap hari untuk mengatasi bau badan dan tetap merasa segar. Namun, pernahkah Anda mendengar anggapan bahwa pemakaian deodoran bisa menjadi penyebab kanker payudara?
Isu ini telah beredar luas dan membuat sebagian orang khawatir akan dampak jangka panjang dari produk yang mereka gunakan. Kandungan seperti aluminium dan paraben dalam deodoran sering dikaitkan dengan risiko kesehatan, termasuk kanker.
Tapi, benarkah demikian? Apakah ada bukti ilmiah yang mendukung klaim ini, ataukah ini hanya sekadar mitos yang berkembang di masyarakat? Simak penjelasan lengkapnya di bawah ini.
Deodoran Menyebabkan Kanker Adalah Mitos
Hingga saat ini, tidak ada bukti ilmiah yang membuktikan bahwa penggunaan deodoran atau antiperspiran bisa menyebabkan kanker payudara. Penelitian tahun 2002 yang membandingkan wanita dengan dan tanpa kanker payudara tidak menemukan hubungan antara penggunaan deodoran, antiperspiran, atau kebiasaan mencukur ketiak dengan risiko kanker.
Meskipun ada studi yang mengaitkan kebiasaan bercukur dan pemakaian deodoran dengan usia diagnosis kanker payudara, penelitian tersebut tidak memiliki kelompok pembanding yang jelas. Para ahli pun menilai bahwa hasilnya tidak cukup kuat untuk membuktikan adanya keterkaitan.
Jadi, tidak perlu khawatir! Menggunakan deodoran tidak menyebabkan kanker.
Namun, beberapa orang mungkin mengalami efek samping seperti iritasi kulit, alergi, atau pori-pori tersumbat akibat bahan tertentu dalam deodoran.
Baca Juga: Mengenal Kanker Payudara Stadium 3 dan Penyebarannya
Apakah Paraben dalam Deodoran Menyebabkan Kanker?
Paraben adalah bahan kimia yang digunakan sebagai pengawet dalam kosmetik dan produk perawatan tubuh, termasuk deodoran. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa paraben memiliki sifat menyerupai estrogen, yaitu hormon yang berperan dalam pertumbuhan sel payudara.
Hal ini memunculkan kekhawatiran bahwa paraben dapat meningkatkan risiko kanker payudara. Namun, hingga saat ini, belum ada bukti ilmiah yang menunjukkan bahwa paraben dalam deodoran secara langsung menyebabkan kanker.
Studi yang menemukan jejak paraben dalam tumor payudara tidak membuktikan bahwa paraben adalah penyebabnya. Selain itu, efek estrogen dari paraben jauh lebih lemah dibandingkan estrogen alami dalam tubuh.
Jika Anda khawatir dengan paparan paraben, Anda bisa memilih deodoran tanpa paraben. Produk yang mengandung paraben biasanya mencantumkannya dalam daftar bahan dengan nama yang mengandung kata “paraben,” seperti methylparaben atau propylparaben.
Baca Juga: Cara Melakukan SADARI untuk Deteksi Kanker Payudara
Apakah Alumunium dalam Deodoran Menyebabkan Kanker?
Aluminium dalam antiperspiran bekerja dengan menghambat keringat keluar dari kulit. Ada kekhawatiran bahwa zat ini bisa diserap tubuh dan memengaruhi hormon estrogen yang berperan dalam pertumbuhan sel payudara, termasuk kanker.
Namun, penelitian menunjukkan bahwa kulit hanya menyerap aluminium dalam jumlah sangat kecil, bahkan lebih sedikit dibandingkan dari makanan. Selain itu, kadar aluminium dalam jaringan kanker payudara tidak berbeda dengan jaringan normal.
Hingga kini, belum ada bukti kuat bahwa aluminium dalam antiperspiran bisa menyebabkan sel kanker. Jika ragu, Anda bisa memilih deodoran tanpa aluminium.
Baca Juga: Penyebab Benjolan di Ketiak dan Pengobatannya, Jangan Diabaikan!
Bila Anda memiliki pertanyaan lebih lanjut atau ingin cek kesehatan bisa kunjungi rumah sakit Ciputra Hospital terdekat untuk mendapatkan penanganan yang tepat. Yuk, jaga kesehatan tubuh dengan rutin melakukan medical check up di Ciputra Hospital.
Anda juga bisa konsultasi dan buat janji dengan dokter di Ciputra Hospital terdekat. Cek layanan rumah sakit Ciputra Hospital mulai dari rawat jalan hingga Medical Check Up (MCU) selengkapnya sekarang juga.
Telah direview oleh dr. Sylvani Gani
Source:
- American Cancer Society. Antiperspirants and Breast Cancer Risk. Maret 2025.
- Journal of the National Cancer Institute. Antiperspirant Use and The Risk of Breast Cancer. Maret 2025.