Ditulis oleh Tim Konten Medis
Instrumen diagnosis Autisme mencakup berbagai alat dan teknik untuk mengidentifikasi gangguan spektrum autisme pada anak. Penggunaan instrumen ini penting dalam memberikan diagnosis yang akurat dan merancang intervensi yang sesuai.
Dokter spesialis anak memiliki peran penting dalam mengidentifikasi gejala awal autisme.
Autisme atau gangguan spektrum autisme (ASD) adalah kondisi perkembangan saraf yang memengaruhi cara individu berinteraksi, berkomunikasi, dan berperilaku. Diagnosis yang tepat sangat penting untuk memberikan dukungan dan intervensi yang sesuai bagi anak-anak dengan autisme.
Dalam proses ini, berbagai instrumen untuk mengidentifikasi tanda dan gejala yang mungkin tidak terlihat pada pemeriksaan awal. Instrumen ini mencakup berbagai alat dan teknik, mulai dari kuesioner hingga observasi langsung yang untuk mengumpulkan informasi komprehensif tentang perilaku dan perkembangan anak.
Apa Peran Profesional yang Terlibat dalam Penanganan Autisme?
Para profesional yang berpengalaman menangani anak autis ini bekerja di berbagai tempat, seperti sekolah, rumah sakit, kantor, dan rumah pasien. Carilah praktisi berlisensi yang memiliki pengalaman dalam mengurus anak dengan masalah autisme.
Inilah daftar para profesional dan peranannya dalam penanganan autisme, meliputi:
1. Dokter Anak
Dokter spesialis anak berperan penting dalam mendeteksi tanda-tanda awal autisme. Mereka dapat merujuk pasien ke dokter spesialis atau profesional lain yang sesuai.
Selain itu, dokter anak bertanggung jawab untuk mengoordinasikan perawatan dan kesehatan fisik anak secara menyeluruh.
Baca Juga: Tidak Sama, Ini 4 Perbedaan Autisme dan ADHD pada Anak
2. Psikiater
Autisme dapat berdampak pada kemampuan seseorang untuk belajar dan berinteraksi dengan orang lain. Psikiater dapat membantu dalam mendiagnosis dan mengelola masalah kesehatan mental anak yang mungkin terkait dengan autisme, seperti kecemasan atau ADHD.
3. Ahli Saraf
Banyak penderita autisme juga jika mengalami epilepsi yang merupakan kelainan otak yang menyebabkan kejang. Ahli saraf akan membantu dalam mendiagnosis dan mengelola gangguan yang memengaruhi otak, termasuk epilepsi.
4. Terapis Bicara
Anak dengan autisme sering mengalami keterlambatan bicara atau bahkan tidak bicara sama sekali hingga usia tertentu. Terapis bicara (wicara) dapat membantu membantu meningkatkan keterampilan komunikasi verbal atau non-verbal pada individu dengan autisme.
5. Terapis Okupasi atau Sensorik
Terapis okupasi membantu penderita autisme menjalani tugas sehari-hari, seperti berpakaian, berjalan, mandi, dan makan. Sementara terapis integrasi sensorik mendukung mereka yang mengalami masalah sensitivitas sensorik agar dapat beradaptasi dengan lingkungan sekitar.
6. Ahli Gizi
Ahli gizi memberikan nasihat kepada penderita autisme yang mungkin memiliki kesulitan dalam makan dan sensitivitas terhadap jenis makanan tertentu. Mereka memastikan asupan nutrisi yang cukup, mungkin juga merekomendasikan suplemen makanan bila perlu.
7. Koordinator Perawatan
Koordinator perawatan membantu keluarga menemukan sumber daya dan layanan yang Anda butuhkan. Mereka memberikan dukungan emosional, advokasi untuk kebutuhan anak, dan menjaga kesejahteraan keluarga. Koordinator perawatan seringkali berperan sebagai pekerja sosial atau konselor profesional berlisensi.
8. Praktisi Perawat
Praktisi perawat memberikan perawatan medis dan memantau pengobatan anak di bawah pengawasan dokter. Mereka juga memberikan informasi tentang masalah kesehatan, penyakit, dan perkembangan anak, serta membantu keluarga dalam mengidentifikasi, mengoordinasikan, dan melaksanakan perawatan yang diperlukan.
Bagaimana Cara Mendiagnosis Anak Autisme?
Diagnosis dini dapat berdampak besar pada kehidupan anak dengan autisme dan keluarganya, karena memungkinkan untuk memulai penanganan lebih awal. Namun, diagnosis autisme tidak dapat dilakukan melalui tes laboratorium.
Dokter mengandalkan akan melakukan observasi perilaku anak dan mendengarkan informasi orang tua. Terdapat dua cara yang dapat Anda lakukan untuk mendiagnosis anak autisme, meliputi:
1. Kunjungan Rutin
Langkah pertama adalah melakukan kunjungan rutin saat anak berusia 18-24 bulan. Kunjungan ini membantu dokter dalam mengamati dan berinteraksi dengan anak.
Dokter juga akan mendiskusikan perkembangan perilaku anak dengan anggota keluarga untuk memahami lebih lanjut perilaku anak.
Baca Juga: Kenali Ciri-Ciri Autis pada Orang Dewasa
2. Melakukan Tes
Dokter akan merujuk anak kepada tim spesialis, termasuk psikolog anak, ahli patologi wicara-bahasa, dan terapis okupasi. Selanjutnya, anak akan diarahkan ke dokter bedah saraf untuk evaluasi lebih lanjut.
Evaluasi dari hasil tes tersebut akan mengetahui bagaimana tingkat kognitif, kemampuan bahasa, dan keterampilan hidup anak. Menurut Manual Diagnostik dan Statistik Gangguan Mental (DSM-5) anak memiliki spektrum autisme jika memenuhi dua kriteria berikut:
- Kesulitan berkomunikasi dan berinteraksi sosial, seperti kesulitan menjalin kontak mata, memahami isyarat sosial, melakukan percakapan, dan mengalami keterbatasan dalam keterampilan sosial.
- Pola perilaku yang terbatas dan berulang, seperti gerakan berulang, pengulangankata atau frasa, dan kesulitan dalam menghadapi perubahan rutinitas.
Contoh Instrumen Diagnosis Anak Autis
Ada berbagai macam instrument asesmen anak autis yang dapat Anda gunakan, seperti ADOS-2, ADI-R, CARS-2, dan ASQ. Penilaian yang paling umum digunakan untuk melakukan asesmen pada anak dengan autisme, antara lain:
1. Autism Diagnostic Observation Schedule – Second Edition (ADOS-2)
ADOS-2 adalah asesmen yang untuk mengevaluasi keterampilan sosial, komunikasi, dan keterampilan bermain penderita autisme. Keistimewaan ADOS berguna untuk berbagai usia, mulai dari balita hingga dewasa. ADOS juga bisa untuk individu yang tidak bisa melakukan komunikasi verbal.
2. Autism Diagnosis Interview – Revised (ADI-R)
ADI-R merupakan instrumen diagnosis anak autisme untuk individu, mulai dari balita berusia 18 tahun hingga orang dewasa. Asesmen ini berfokus pada gejala inti utama autisme, termasuk interaksi sosial, keterampilan komunikasi, dan perilaku terbatas.
3. Childhood Autism Rating Scale, Second Edition (CARS-2)
CARS-2 adalah instrumen diagnosis anak autisme yang membantu mengindentifikasi gangguan autisme. Asesmen untuk anak berusia dua tahun ke atas. Asesmen CARS-2 dapat memberi informasi mengenai tingkat keparahan gejala autisme, seperti ringan, sedang, dan berat.
4. Autism Screening Quetionnaire (ASQ)
ASQ adalah instrumen diagnosis anak autisme yang membantu mengevaluasi keterampilan komunikasi dan fungsi sosial penderita autisme. ASQ juga dapat menentukan apakah penderita harus rujuk untuk evaluasi diagnostik lengkap dan membandingkan tingkat gejala di berbagai kelompok.
Orang tua dapat mencari bantuan profesional, seperti dokter ahli, psikolog, psikiater, dan perawat berlisensi yang memiliki pengalaman dalam menangani anak dengan autisme. Para profesional akan membantu melakukan diagnosis dan memberikan penanganan lebih lanjut kepada anak autis.
Mereka juga menggunakan instrumen asesmen anak autis, seperti ASQ, ADOS, ADI-R, dan CARS untuk mengetahui gejala dan tingkat keparahan anak.
Baca Juga: Pusat Pelayanan Autis di Jakarta dan Diagnosis Anak Autisme
Jika Anda memiliki pertanyaan lebih lanjut mengenai autisme, sebaiknya segera periksakan diri ke dokter untuk mendapatkan penanganan yang tepat. Anda bisa kunjungi rumah sakit Ciputra Hospital terdekat untuk konsultasi kesehatan.
Yuk, jaga kesehatan tubuh dengan rutin melakukan medical check up di Ciputra Hospital. Anda juga bisa konsultasi dan buat janji dengan dokter di Ciputra Hospital terdekat.
Cek layanan rumah sakit Ciputra Hospital mulai dari rawat jalan hingga Medical Check Up (MCU) selengkapnya sekarang juga.
Telah direview oleh dr. Surya Seftiawan Pratama
Source:
- Health Graces. Healthcare Providers Who Treat Autism. Diakses 2024.
- WebMD. How Do Doctors Diagnose Autism?. Diakses 2024.