Ditulis oleh Tim Konten Medis
Skizofrenia adalah kondisi kondisi kejiwaan yang berdampak serius pada kesehatan fisik dan mental seseorang. Penderita skizofrenia dapat mengalami gejala halusinasi yang dapat mengganggu pikiran, ingatan, dan perilaku.
Gangguan skizofrenia sering kali mengalami halusinasi yang yang cukup mengganggu.
Penderita skizofrenia kerap tidak menyadari bahwa dirinya mengalami gangguan kesehatan mental. Kondisi ini dapat menimbulkan gejala yang parah apabila tidak mendapatkan penanganan yang tepat.
Gejalanya cenderung bervariasi, mulai dari ringan hingga berat. Jenis gangguan ini bisa mengganggu aktivitas sehari-hari, termasuk aspek kehidupan pekerjaan, sosial, dan hubungan percintaan.
Apa Itu Skizofrenia?
Skizofrenia adalah gangguan mental serius yang memengaruhi cara berpikir, merasakan, dan berperilaku. Kondisi ini menimbulkan gejala berupa halusinasi, delusi, pemikiran dan perilaku yang tidak terkendali.
Halusinasi biasanya terjadi ketika seseorang melihat atau mendengar suara-suara yang tidak bisa dirasakan oleh lain. Contoh skizofrenia dengan halusinasi, seperti merasa ada yang menyentuh atau memegang tubuh Anda, padahal tidak ada orang lain di sekitar.
Sementara itu, jenis skizofrenia delusi adalah keyakinan kuat seseorang terhadap hal-hal yang tidak benar. Misalnya, merasa ada orang lain yang sedang mengikuti Anda. Padahal, kenyataannya tidak ada.
Penderita skizofrenia seolah-olah kehilangan kontak dengan kenyataan sehingga mengganggu aktivitas sehari-hari. Dokter atau ahli profesional dapat menangani kondisi ini dengan perawatan psikologis untuk mengurangi gejala yang terjadi pada penderita.
Baca juga: Hoarding Disorder: Penyebab, Gejala, dan Pengobatan
Penyebab Skizofrenia
Sampai saat ini, penyebab utama skizofrenia belum diketahui secara pasti. Namun, para ahli menduga bahwa kondisi ini terjadi karena adanya berbagai alasan, seperti:
- Ketidakseimbangan sinyal kimia yang digunakan otak untuk komunikasi antar sel
- Gangguan perkembangan otak sebelum lahir
- Hilangnya koneksi antara berbagai area otak
Sementara itu, penyebab skizofrenia kambuh biasanya terjadi akibat tidak mengonsumsi obat-obatan secara teratur. Kondisi ini bisa terjadi bersamaan dengan gejala stres, depresi, dan penyalahgunaan zat.
Faktor Risiko Penyebab Skizofrenia
Adapun sejumlah faktor yang dapat meningkatkan risiko terjadinya skizofrenia, antara lain:
- Mengalami infeksi dan penyakit autoimun
- Stres ekstrem dalam jangka waktu lama
- Orang tua yang melahirkan bayi dalam kondisi tertentu, seperti preeklampsia, malnutrisi, dan kekurangan vitamin D
- Berat badan bayi lahir rendah
- Penggunaan narkoba rekreasional dalam jumlah besar dan saat usia dini
Baca Juga: Depresi dan Kecemasan: Gangguan Kesehatan Mental yang Perlu Kita Waspadai
Gejala Skizofrenia
Skizofrenia terbagi atas 2 jenis, yaitu gejala positif dan gejala negatif. Anda bisa mengenali gejala positif, seperti halusinasi, delusi, ucapan dan pikiran yang membingungkan.
Sementara itu, gejala negatif dapat muncul dengan adanya perilaku seseorang yang mulai menghindari lingkungan sosial. Berikut penjelasannya:
1. Halusinasi
Halusinasi adalah kondisi ketika seseorang melihat, mendengar, mencium, mengecap, atau merasakan sesuatu yang tidak nyata. Kondisi ini sering terjadi pada penderita, terutama mendengar suara-suara yang tidak diketahui keberadaannya.
Pada kebanyakan kasus, halusinasi terasa sangat nyata bagi orang yang mengalaminya, meskipun orang di sekitar tidak dapat mendengar suara atau merasakan sensasinya. Suara ini bisa terasa ramah dan menyenangkan, tetapi lebih sering terdengar kasar, kritis, atau cukup mengganggu.
2. Delusi
Ciri-ciri skizofrenia mulai muncul pada seseorang saat mulai mengalami delusi atau waham. Kondisi ini terjadi ketika seseorang berpegang teguh pada pandangan yang tidak realistis.
Waham bisa muncul secara tiba-tiba atau dapat berkembang selama berminggu-minggu atau hitungan bulan. Sebagai contoh, penderita yang mengalami delusi paranoid mempercayai bahwa dirinya sedang dilecehkan atau dianiaya, padahal sebenarnya tidak.
3. Pikiran dan Ucapan Membingungkan
Penderita skizofrenia kerap mengalami pikiran dan ucapan yang membingungkan. Tanda dan gejalanya meliputi sulit berkonsentrasi, membuat percakapan menjadi sulit, dan mudah merasa bingung.
Kebanyakan orang menganggap pikiran penderita skizofrenia seolah-olah “berkabut” atau “kabur” karena sulit memahaminya dengan baik. Kondisi ini menyebabkan perilaku seseorang menjadi tidak teratur dan sulit memprediksinya
4. Gejala Negatif
Gejala negatif pada penderita skizofrenia sering kali menimbulkan masalah hubungan dengan orang-orang terdekat, seperti teman dan keluarga. Kondisi ini juga terkadang disalahartikan sebagai kemalasan atau kekasaran yang disengaja.
Gejala negatifnya meliputi:
- Tidak ingin mengurus kebutuhan diri sendiri, seperti tidak peduli terhadap kebersihan
- Sering menghindari orang lain, termasuk teman
- Merasa terputus dari perasaan atau emosi
Komplikasi Skizofrenia
Jika tidak mendapatkan pengobatan segera mungkin, skizofrenia dapat menimbulkan masalah serius yang memengaruhi berbagai aspek kehidupan. Kondisi ini mencakup beberapa hal, seperti:
- Mengalami percobaan dan pikirin untuk mengakhiri diri sendiri
- Gangguan kecemasan dan obsesif-kompulsif (OCD)
- Penyalahgunaan obat terlarang dan alkohol
- Tidak mampu bekerja atau sekolah
- Memiliki masalah keuangan dan tuna wisma
- Isolasi diri dari lingkungan sekitar
- Menjadi korban kejahatan
- Perilaku agresif atau kekerasan, meskipun begitu penderita lebih mungkin diserang daripada menyerang orang lain
Baca Juga: Gangguan Panik dan Depresi
Cara Mengatasi Skizofrenia
Dokter dapat merekomendasikan terapi elektrokonvulsif (ECT) untuk orang dewasa penderita skizofrenia yang tidak merespon obat-obatan medis. Sebelum menjalani terapi ini, dokter dapat memberikan anestesi umum untuk membuat penderita tertidur.
Terapi ECT bisa mengalirkan arus listrik kecil melalui otak yang menyebabkan kejang terapeutik selama 1-2 menit. Penderita depresi dapat menjalani terapi ini untuk meredakan gejala yang terjadi.
Cara Mencegah Skizofrenia
Tidak ada cara pasti untuk mencegah skizofrenia. Namun, Anda tidak perlu khawatir karena terdapat perawatan medis yang mampu meredakan dan menghentikan gejala agar bertambah parah.
Penderita juga sebaiknya mengonsumsi obat-obatan secara teratur dan sesuai anjuran dokter. Hal ini sangat penting agar terhindar dari gejala kambuh.
Pengobatan Skizofrenia ke Dokter
Tujuan pengobatan dengan antipsikotik adalah untuk mengelola gejala pada dosis serendah mungkin. Dokter dapat mencoba berbagai jenis dan kombinasi obat sesuai kebutuhan dan kondisi kesehatan penderita. Selain itu, obat lainnya yang bisa meredakan skizofrenia dapat berupa antidepresan, penstabil suasana hati, atau obat anti kecemasan.
Apabila gejala gangguan mental, termasuk sering halusinasi tidak kunjung membaik setelah perawatan rumahan dan bahkan semakin parah, sebaiknya segera berkonsultasi pada dokter. Anda bisa kunjungi rumah sakit Ciputra Hospital terdekat untuk konsultasi kesehatan.
Cek layanan rumah sakit Ciputra Hospital mulai dari rawat jalan hingga Medical Check Up (MCU). Yuk, jaga dan cek kondisi kesehatan Anda sekeluarga bersama Ciputra Hospital!
Telah direview oleh dr. Kenneth
Source:
- Mayo Clinic. Schizophrenia. Agustus 2024.
- NHS. Symptoms – Schizophrenia. Agustus 2024.
- Very Well Health. What Are the Different Types of Schizophrenia?. Agustus 2024.