Ditulis oleh Tim Konten Medis
BAB bayi berlendir dan berbiji dapat menimbulkan kebingungan dan kekhawatiran. Apa yang menyebabkannya? Apakah ini tanda-tanda masalah serius atau hanya sesuatu yang biasa terjadi pada bayi? Agar tidak panik, sebaiknya Anda mengetahui penjelasan lengkap mengenai BAB bayi berlendir dan berbiji di bawah ini.
Infeksi saluran pencernaan, baik virus maupun bakteri dapat menyebabkan perubahan feses bayi menjadi lebih cair dan berlendir.
Penyebab BAB Bayi Berlendir dan Berbiji
BAB (Buang Air Besar) bayi yang berlendir dan berbiji bisa disebabkan oleh berbagai faktor. Beberapa penyebab umum termasuk:
1. Alergi Makanan
Alergi makanan dapat menjadi salah satu penyebab BAB berlendir dan berbiji pada bayi. Bayi rentan alergi terhadap makanan tertentu, seperti susu sapi, telur, kacang-kacangan, gandum, atau makanan lainnya. Ketika bayi mengonsumsi makanan yang menyebabkan alergi, sistem kekebalan tubuhnya akan bereaksi dengan menghasilkan histamin. Hal ini dapat menyebabkan berbagai gejala, termasuk gangguan pencernaan.
Contoh gejala yang dapat terjadi akibat alergi makanan pada bayi meliputi muntah, diare, BAB berlendir, ruam kulit, dan bahkan reaksi alergi yang lebih serius seperti sesak napas atau pembengkakan. Jika bayi mengalami gejala, seperti yang disebutkan di atas, segera konsultasikan dengan dokter untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut dan menentukan makanan yang harus dihindari atau diubah dalam diet bayi.
Baca Juga: Kenali Penyebab Muntaber pada Anak serta Pengobatannya
2. Diare
Diare adalah kondisi di mana bayi mengalami buang air besar yang sering dan cair. Diare dapat disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk infeksi virus atau bakteri, intoleransi makanan, atau reaksi terhadap obat-obatan tertentu. Ketika bayi mengalami diare, fesesnya menjadi lebih cair dan mungkin berlendir.
Diare dapat mengganggu keseimbangan cairan dan elektrolit dalam tubuh bayi sehingga mengakibatkan dehidrasi. Penting untuk menjaga bayi tetap terhidrasi dengan memberikan cairan, seperti ASI atau susu formula dalam jumlah yang cukup. Jika diare berlanjut atau disertai gejala lain yang mengkhawatirkan seperti demam tinggi atau darah dalam feses, segera konsultasikan dengan dokter untuk penanganan yang tepat.
3. Tumbuh Gigi
Ketika gigi bayi mulai tumbuh, ini bisa menjadi pengalaman yang tidak nyaman bagi mereka. Selama proses tumbuh gigi, beberapa bayi mungkin merasa gatal atau sakit di gusi. Ini dapat menyebabkan mereka merasa tidak nyaman dan mungkin lebih rewel. Selain itu, proses tumbuh gigi juga dapat memengaruhi pencernaan bayi.
Produksi air liur yang lebih banyak selama fase tumbuh gigi bisa memengaruhi konsistensi feses bayi, membuatnya lebih lembek dan mungkin berlendir. Ini adalah reaksi alami terhadap perubahan dalam sistem pencernaan bayi saat tumbuh gigi.
4. Infeksi
Infeksi saluran pencernaan, seperti infeksi virus (seperti rotavirus) atau bakteri (seperti Salmonella), dapat menyebabkan masalah pencernaan pada bayi. Selain diare yang sering terkait dengan infeksi, infeksi ini juga dapat memengaruhi penyerapan nutrisi dalam usus bayi.
Akibatnya, feses bayi bisa berubah menjadi lebih cair dan berlendir. Infeksi yang serius memerlukan perawatan medis segera. Jadi penting untuk mengawasi gejala dan menghubungi dokter, jika Anda mencurigai bayi Anda menderita infeksi saluran pencernaan.
5. Durasi Menyusu Terlalu Singkat
Salah satu penyebab BAB bayi berlendir dan berbiji bisa terkait dengan pola makan bayi yang kurang memadai. Jika bayi tidak menerima asupan makanan yang cukup, ini dapat memengaruhi pencernaan mereka.
Ini bisa terjadi karena berbagai alasan, seperti bayi mungkin belum sepenuhnya menyusu atau makanan yang diberikan tidak mencukupi kebutuhan nutrisi mereka. Akibatnya, pencernaan tidak berjalan dengan baik, dan feses bisa menjadi lebih berlendir dan berbiji.
6. Cystic Fibrosis
Cystic fibrosis adalah penyakit genetik langka yang memengaruhi banyak organ dalam tubuh, termasuk saluran pencernaan. Pada bayi yang menderita cystic fibrosis, sistem pencernaan mungkin tidak berfungsi dengan baik.
Salah satu gejalanya adalah produksi lendir berlebihan dalam saluran pencernaan, yang dapat mengganggu pencernaan normal. Bayi dengan cystic fibrosis bisa mengalami feses yang sangat berlendir sebagai akibat dari masalah ini.
7. Intususepsi
Intususepsi adalah suatu kondisi medis dimana usus terlipat dan masuk ke dalam usus lainnya. Hal ini seringkali terjadi pada usus halus. Ketika intususepsi terjadi, ini dapat menghambat aliran makanan dan cairan melalui usus, yang dapat mengakibatkan berbagai gejala, termasuk perut kembung, nyeri perut hebat, muntah, dan BAB yang berlendir.
Intususepsi biasanya memerlukan perawatan medis segera, seringkali dalam bentuk prosedur radiologis khusus atau operasi untuk mengembalikan usus ke posisi normal.
Baca Juga: 10 Penyebab Buang Air Besar Terus-menerus dan Cara Mengatasinya
Melakukan pijatan perut bayi dengan gerakan melingkar searah jarum jam dapat merangsang peristaltik usus dan memudahkan buang air besar.
8. Steatorea
Steatorea adalah kondisi dimana feses mengandung banyak lemak. Ini terjadi ketika pankreas tidak memproduksi cukup enzim pencernaan, seperti lipase, yang diperlukan untuk menguraikan lemak. Akibatnya, lemak tidak dicerna dan diserap dengan baik oleh usus yang menghasilkan feses yang sangat berlemak (biasanya berminyak, lengket, dan berbau busuk).
Feses yang berlebihan dalam lemak ini sering kali sulit dibersihkan dan mengambang di atas air dalam toilet. Steatorea dapat terjadi sebagai akibat dari berbagai kondisi, termasuk gangguan pankreas seperti pankreatitis atau fibrosis kistik. Pengobatan biasanya melibatkan suplementasi enzim pencernaan dan manajemen kondisi yang mendasarinya.
Cara Mengatasi BAB Bayi Berlendir dan Berbiji
Cara mengatasi BAB bayi berlendir dan berbiji dapat dilakukan dengan sederhana. Berikut penjelasan lengkapnya:
1. Perhatikan Diet Bayi
Diet bayi dapat berpengaruh besar pada konsistensi fesesnya. Jika Anda menyusui, pertimbangkan perubahan dalam makanan, seperti menghindari makanan yang dapat menyebabkan alergi pada bayi.
Bila bayi Anda menerima susu formula, bicarakan dengan dokter apakah susu tersebut sesuai atau perlu diganti.
2. Pemberian ASI yang Cukup
Pastikan bayi Anda mendapatkan ASI yang cukup. Terkadang, bayi yang tidak mendapatkan cukup cairan dari ASI dapat mengalami BAB yang lebih keras dan berlendir.
3. Pijatan Perut dan Gerakan Kaki
Melakukan pijatan perut bayi dengan gerakan melingkar searah jarum jam atau menggerakkan kakinya seperti bersepeda dapat membantu merangsang peristaltik usus dan memudahkan buang air besar.
Baca Juga: Mengenal Infeksi Rotavirus, Penyebab Anak-Anak Mengalami Diare Akut
4. Perhatikan Kondisi Kesehatan
Jika Anda mencurigai ada masalah kesehatan yang mendasari seperti alergi makanan, infeksi, atau intoleransi makanan, konsultasikan dengan dokter anak Anda. Dokter dapat memberikan diagnosa yang tepat dan meresepkan perawatan yang sesuai.
5. Perbanyak Serat dalam Diet
Jika bayi Anda sudah mulai makan makanan padat, tambahkan makanan yang mengandung serat, seperti buah-buahan, sayuran, dan sereal berserat rendah gula. Serat membantu melunakkan feses dan mencegah sembelit.
BAB bayi yang berlendir adalah hal yang umum terjadi, terutama pada fase awal kehidupan bayi. Namun, perlu diingat bahwa kondisi ini juga harus diwaspadai karena bisa disebabkan oleh kondisi atau penyakit tertentu.
Telah direview oleh dr. Riana Liza Songupnuan
Souce: