Buat janji Ciputra HospitalWhatsapp Ciputra Hospital

Rumah Sakit Terbaik Berstandarisasi Internasional | Ciputra Hospital

  • Home
  • Rumah Sakit
    • CitraRaya Tangerang
    • CitraGarden City Jakarta
    • Ciputra Mitra Hospital Banjarmasin
    • Ciputra Hospital Surabaya
  • Fasilitas & Layanan
  • Center of Excellence
  • Cari Dokter
  • Artikel
  • Home
  • Artikel Kesehatan
  • 8 Penyebab BAB Bayi Berlendir dan Berbiji, Jangan Dianggap Remeh!
Defara
Senin, 15 Januari 2024 / Published in Artikel Kesehatan

8 Penyebab BAB Bayi Berlendir dan Berbiji, Jangan Dianggap Remeh!

Ditulis oleh Tim Konten Medis

Penyebab BAB bayi berlendir dan berbiji bisa dipengaruhi oleh berbagai faktor, seperti diare, alergi makanan, hingga tanda infeksi. Memberikan ASI eksklusif menjadi salah satu cara untuk mengatasinya. Namun, orangtua juga perlu berkonsultasi pada dokter apabila bayi menunjukkan gejala demam hingga tidak mau menyusu.

BAB Bayi Berlendir dan Berbiji

Infeksi menyebabkan perubahan feses bayi.

Daftar Isi

Toggle
  • Penyebab BAB Bayi Berlendir dan Berbiji
    • 1. Alergi Makanan
    • 2. Diare
    • 3. Tumbuh Gigi
    • 4. Infeksi
    • 5. Durasi Menyusu Terlalu Singkat
    • 6. Cystic Fibrosis
    • 7. Intususepsi
    • 8. Steatorea
  • Cara Mengatasi BAB Bayi Berlendir dan Berbiji
    • 1. Perhatikan Diet Bayi
    • 2. Pemberian ASI yang Cukup
    • 3. Pijatan Perut dan Gerakan Kaki
    • 4. Perhatikan Kondisi Kesehatan
    • 5. Perbanyak Serat dalam Diet

Penyebab BAB Bayi Berlendir dan Berbiji

BAB (Buang Air Besar) bayi yang berlendir dan berbiji bisa disebabkan oleh berbagai faktor. Beberapa penyebab umum termasuk:

1. Alergi Makanan

Alergi makanan dapat menjadi salah satu penyebab BAB berlendir dan berbiji pada bayi. Bayi rentan alergi terhadap makanan tertentu, seperti susu sapi, telur, kacang-kacangan, gandum, atau makanan lainnya.

Ketika bayi mengonsumsi makanan yang menyebabkan alergi, sistem kekebalan tubuhnya akan bereaksi dengan menghasilkan histamin. Hal ini dapat menyebabkan berbagai gejala, termasuk gangguan pencernaan.

Contoh gejala yang dapat terjadi akibat alergi makanan pada bayi meliputi muntah, diare, BAB berlendir, ruam kulit, dan bahkan reaksi alergi yang lebih serius seperti sesak napas atau pembengkakan.

Jika bayi mengalami gejala dehidrasi, segera konsultasikan dengan dokter untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut.

Baca Juga: Kenali Penyebab Muntaber pada Anak serta Pengobatannya

2. Diare

Diare adalah kondisi di mana bayi mengalami buang air besar yang sering dan cair. Kondisi ini dapat terjadi karena berbagai faktor, termasuk infeksi virus atau bakteri, intoleransi makanan, atau reaksi terhadap obat-obatan tertentu. Ketika bayi mengalami diare, fesesnya menjadi lebih cair dan mungkin berlendir.

Diare dapat mengganggu keseimbangan cairan dan elektrolit dalam tubuh bayi sehingga mengakibatkan dehidrasi. Penting untuk menjaga bayi tetap terhidrasi dengan memberikan cairan, seperti ASI atau susu formula dalam jumlah yang cukup.

Jika diare berlanjut atau terjadi bersamaan dengan gejala lain yang mengkhawatirkan seperti demam tinggi atau darah dalam feses, segera konsultasikan dengan dokter untuk penanganan yang tepat.

3. Tumbuh Gigi

Ketika gigi bayi mulai tumbuh, ini bisa menjadi pengalaman yang tidak nyaman bagi mereka. Selama proses tumbuh gigi, beberapa bayi mungkin merasa gatal atau sakit di gusi. Ini dapat menyebabkan mereka merasa tidak nyaman dan mungkin lebih rewel. Selain itu, proses tumbuh gigi juga dapat memengaruhi pencernaan bayi.

Produksi air liur yang lebih banyak selama fase tumbuh gigi bisa memengaruhi konsistensi feses bayi, membuatnya lebih lembek dan mungkin berlendir. Ini adalah reaksi alami terhadap perubahan dalam sistem pencernaan bayi saat tumbuh gigi.

4. Infeksi

Infeksi saluran pencernaan, seperti infeksi virus (seperti rotavirus) atau bakteri (seperti Salmonella), dapat menyebabkan masalah pencernaan pada bayi. Selain diare yang sering terkait dengan infeksi, infeksi ini juga dapat memengaruhi penyerapan nutrisi dalam usus bayi.

Akibatnya, feses bayi bisa berubah menjadi lebih cair dan berlendir. Infeksi yang serius memerlukan perawatan medis segera. Jadi penting untuk mengawasi gejala dan menghubungi dokter, jika Anda mencurigai bayi Anda menderita infeksi saluran pencernaan.

5. Durasi Menyusu Terlalu Singkat

Salah satu penyebab BAB bayi berlendir dan berbiji bisa terkait dengan pola makan bayi yang kurang memadai. Jika bayi tidak menerima asupan makanan yang cukup, ini dapat memengaruhi pencernaan mereka.

Ini bisa terjadi karena berbagai alasan, seperti bayi mungkin belum sepenuhnya menyusu atau pemberian makanan yang tidak mencukupi kebutuhan nutrisi mereka. Akibatnya, pencernaan tidak berjalan dengan baik, dan feses bisa menjadi lebih berlendir dan berbiji.

6. Cystic Fibrosis

Cystic fibrosis adalah penyakit genetik langka yang memengaruhi banyak organ dalam tubuh, termasuk saluran pencernaan. Pada bayi yang menderita cystic fibrosis, sistem pencernaan mungkin tidak berfungsi dengan baik.

Salah satu gejalanya adalah produksi lendir berlebihan dalam saluran pencernaan, yang dapat mengganggu pencernaan normal. Bayi dengan cystic fibrosis bisa mengalami feses yang sangat berlendir sebagai akibat dari masalah ini.

7. Intususepsi

Intususepsi adalah suatu kondisi medis di mana usus terlipat dan masuk ke dalam usus lainnya. Hal ini seringkali terjadi pada usus halus. Ketika intususepsi terjadi, ini dapat menghambat aliran makanan dan cairan melalui usus, yang dapat mengakibatkan berbagai gejala, termasuk perut kembung, nyeri perut hebat, muntah, dan BAB yang berlendir.

Intususepsi biasanya memerlukan perawatan medis segera, seringkali dalam bentuk prosedur radiologis khusus atau operasi untuk mengembalikan usus ke posisi normal.

Baca Juga: Penyebab Buang Air Besar Terus-menerus dan Cara Mengatasinya

8. Steatorea

Steatorea adalah kondisi dimana feses mengandung banyak lemak. Ini terjadi ketika pankreas tidak memproduksi cukup enzim pencernaan, seperti lipase, yang diperlukan untuk menguraikan lemak. Akibatnya, lemak tidak dicerna dan diserap dengan baik oleh usus yang menghasilkan feses yang sangat berlemak (biasanya berminyak, lengket, dan berbau busuk).

Feses yang berlebihan dalam lemak ini sering kali sulit dibersihkan dan mengambang di atas air dalam toilet. Steatorea dapat terjadi sebagai akibat dari berbagai kondisi, termasuk gangguan pankreas seperti pankreatitis atau fibrosis kistik. Pengobatan biasanya melibatkan suplementasi enzim pencernaan dan manajemen kondisi yang mendasarinya.

Cara Mengatasi BAB Bayi Berlendir dan Berbiji

Cara mengatasi BAB bayi berlendir dan berbiji bisa dengan berbagai hal-hal sederhana. Berikut penjelasan lengkapnya:

1. Perhatikan Diet Bayi

Diet bayi dapat berpengaruh besar pada konsistensi fesesnya. Jika Anda menyusui, pertimbangkan perubahan dalam makanan, seperti menghindari makanan yang dapat menyebabkan alergi pada bayi.

Bila bayi Anda menerima susu formula, bicarakan dengan dokter apakah susu tersebut sesuai atau perlu menggantinya.

2. Pemberian ASI yang Cukup

Pastikan bayi Anda mendapatkan ASI yang cukup. Terkadang, bayi yang tidak mendapatkan cukup cairan dari ASI eksklusif dapat mengalami BAB yang lebih keras dan berlendir.

3. Pijatan Perut dan Gerakan Kaki

Melakukan pijatan perut bayi dengan gerakan melingkar searah jarum jam atau menggerakkan kakinya seperti bersepeda dapat membantu merangsang peristaltik usus dan memudahkan buang air besar.

Baca Juga: Mengenal Infeksi Rotavirus, Penyebab Anak-Anak Mengalami Diare Akut

4. Perhatikan Kondisi Kesehatan

Jika Anda mencurigai ada masalah kesehatan yang mendasari seperti alergi makanan, infeksi, atau intoleransi makanan, konsultasikan dengan dokter anak Anda. Dokter dapat memberikan diagnosa yang tepat dan meresepkan perawatan yang sesuai.

5. Perbanyak Serat dalam Diet

Jika bayi Anda sudah mulai makan makanan padat, tambahkan makanan yang mengandung serat, seperti buah-buahan, sayuran, dan sereal berserat rendah gula. Serat membantu melunakkan feses dan mencegah sembelit.

BAB bayi yang berlendir adalah hal yang umum terjadi, terutama pada fase awal kehidupan bayi. Namun, kondisi ini juga harus Anda waspadai karena bisa menyebabkan kondisi atau penyakit tertentu.

Telah direview oleh dr. Riana Liza Songupnuan

Souce:

  • Medical News Today. Causes of mucus in a baby’s poop. Januari 2025
  • NIH. Steatorea. Januari 2025
  • Healthline. Why Is There Mucus in My Baby’s Poop?. Januari 2025

Diperbarui pada 30 Januari 2025

Artikel Terkait

  • 6 Penyebab Bayi Susah BAB dan Cara Mengatasinya, Orang Tua Wajib Tahu!
    6 Penyebab Bayi Susah BAB dan Cara Mengatasinya, Orang Tua Wajib Tahu!
  • Cara mengatasi BAB keluar darah
    7 Cara Mengatasi BAB Keluar Darah agar Cepat Sembuh
  • Fakta Bayi Baru Lahir yang unik
    18 Fakta Bayi Baru Lahir yang Jarang Orang Tahu
Tagged under: Kesehatan Anak, Sistem Pencernaan

Artikel Terkait

  • 6 Penyebab Bayi Susah BAB dan Cara Mengatasinya, Orang Tua Wajib Tahu!
    6 Penyebab Bayi Susah BAB dan Cara Mengatasinya, Orang Tua Wajib Tahu!
  • Cara mengatasi BAB keluar darah
    7 Cara Mengatasi BAB Keluar Darah agar Cepat Sembuh
  • Fakta Bayi Baru Lahir yang unik
    18 Fakta Bayi Baru Lahir yang Jarang Orang Tahu

Ciputra Hospital

Ciputra Hospital menyediakan layanan kesehatan berkualitas tinggi dengan fasilitas teknologi canggih.

Unit Rumah Sakit:

Ciputra Hospital – CitraRaya Tangerang
Ciputra Hospital – CitraGarden City Jakarta
Ciputra Mitra Hospital Banjarmasin
Ciputra Hospital Surabaya

Unit Klinik:

Ciputra Medical Center
Ciputra SMG Eye Clinic
C Derma
Ciputra IVF

Lokasi Kami:

CitraRaya – Tangerang
CitraGarden – Jakarta
Banjarmasin
Surabaya

  • GET SOCIAL

© 2025 All rights reserved. Ciputra Hospital

TOP