Ditulis oleh Tim Konten Medis
Osteoporosis adalah penyakit tulang yang terjadi ketika kepadatan mineral dan massa tulang menurun. Jenis penyakit ini sering disebut sebagai penyakit “diam” karena tidak menimbulkan gejala pada kondisi awal. Penderita baru menyadarinya saat mereka mengalami patah tulang.

Gejalanya berupa sakit punggung.
Osteoporosis mengakibatkan tulang menjadi rapuh dan lemak. Saking rapuhnya, jika Anda terjatuh, membungkuk, atau batuk dapat menyebabkan patah tulang.
Patah tulang akibat osteoporosis biasanya terjadi di pinggul, tulang belakang, dan pergelangan tangan. Kondisi ini membutuhkan penanganan medis segera mungkin untuk mencegah terjadinya komplikasi serius.
Apa Itu Osteoporosis?
Osteoporosis atau pengeroposan tulang adalah penyakit kronis yang membuat tulang lebih mudah patah. Kondisi ini dapat terjati ketika tulang menjadi kurang padat, kehilangan mineral seperti kalsium, dan lebih mudah rapuh.
Banyak orang menyebut osteoporosis sebagai “pembunuh diam-diam”. Hal ini karena penderita tidak menyadari bahwa dirinya mengalami kondisi tersebut.
Pada kondisi awal, pengeroposan tulang memang tidak menimbulkan gejala apa pun. Penderita baru menyadari terkena osteoporosis ketika orang terdekat memberi tahu mereka terkait postur tubuh dan melalui tes kepadatan tulang.
Jenis Osteoporosis
Ada tiga jenis pengeroposan tulang, tergantung pada penyebabnya, di antaranya:
1. Osteoporosis Primer
Ini merupakan jenis pengeroposan tulang yang paling umum terjadi. Biasanya, osteoporosis primer disebabkan oleh seiring bertambahnya usia.
Bahkan, orang yang mengalami kekurangan estrogen, baik pria maupun wanita juga bisa memicu terjadinya pengeroposan tulang. Pada kondisi ini, sel-sel tulang lebih cepat rusak karena tubuh memproduksi lebih sedikit estrogen.
Baca Juga: Kanker Tulang: Gejala, Penyebab, dan Pencegahan
2. Osteoporosis Sekunder
Kondisi kesehatan atau perawatan medis tertentu dapat menyebabkan osteoporosis sekunder dengan mengurangi kepadatan tulang Anda. Kondisi kesehatan yang terjadi meliputi:
- Gangguan autoimun, seperti multiple sclerosis (MS) dan rheumatoid arthritis
- Penyakit diabetes
- Gangguan makan
- Masalah pada saluran pencernaan, seperti penyakit celiac dan radang usus
- Mengalami gangguan endokrin yang memengaruhi kelenjar paratiroid, kelenjar tiroid, dan hormon
- Mengidap penyakit yang memengaruhi darah, termasuk multiple myeloma dan HIV
3. Osteoporosis Idiopatik
Meskipun jarang terjadi, osteoporosis idiopatik dapat menyerang orang yang belum mengalami menopause. Bahkan, kondisi ini bisa terjadi pada pria di bawah usia 50 tahun, remaja, dan anak-anak.
Osteoporosis idiopatik berarti kondisi yang tidak diketahui penyebabnya. Anda bisa memeriksakan diri ke dokter apabila menyadari adanya tanda-tanda pengeroposan tulang.
Penyebab Osteoporosis
Pengeroposan tulang biasanya terjadi karena faktor penuaan. Pada kondisi ini, seseorang dapat kehilangan massa tulang jauh lebih cepat dari biasanya sehingga meningkatkan risiko patah tulang akibat osteoporosis.
Terkadang, pengeroposan tulang terjadi tanpa diketahui penyebabnya. Ini bisa terjadi karena Anda memiliki riwayat penyakit keluarga. Bahkan, tulang dapat menjadi lebih rapuh dan mudah patah karena tidak mengonsumsi makanan tinggi kalsium dan vitamin D.
Faktor Risiko Penyebab Osteoporosis
Pengeroposan tulang dapat menyerang semua kalangan usia, mulai dari anak-anak hingga orang dewasa. Namun, kondisi ini lebih berisiko pada orang dengan kondisi, seperti:
- Usia di atas 50 tahun
- Wanita yang sudah pascamenopause
- Memiliki riwayat penyakit keluarga
- Memiliki tubuh kurus atau lebih kecil
- Sering merokok
Gejala Osteoporosis
Gejala awal seseorang yang mengidap osteoporosis biasanya sulit dikenali. Namun, seiring waktu, tulang dapat melemah dan memicu terjadinya kondisi, sebagai berikut:
- Sakit punggung yang terjadi akibat tulang yang patah atau kolaps pada tulang belakang
- Tinggi badan menurun secara bertahap
- Postur tubuh membungkuk
- Penderita osteoporisis dapat merasakan tulang lebih mudah patah
- Sesak napas akibat tertekannya cakram di tulang belakang sehingga mengurangi kapasitas paru-paru
- Patah tulang secara tiba-tiba, terutama setelah terjatuh atau kecelakaan kecil yang tidak berbahaya
Penderita sering kali tidak menyadari bahwa dirinya mengalami perubahan fisik akibat pengeroposan tulang. Sebab, kondisi ini tidak menimbulkan sakit kepala, demam, atau sakit perut yang memberi pasien adanya sesuatu yang salah dalam tubuh.
Bila orang lain memberi tahu Anda terkait penurunan tinggi badan, segera kunjungi layanan kesehatan terdekat untuk mendapatkan pemeriksaan lebih lanjut.
Baca Juga: Mengenal Penyakit Cedera Saraf Tulang Belakang
Diagnosis Penyakit Osteoporosis
Cara mengetahui osteoporosis bisa melalui tes kepadatan tulang. Tes pencitraan ini menggunakan sinar-X untuk mengukur seberapa banyak kalsium dan mineral dalam tulang, serta mengukur kekuatan tulang pasien.
Dokter sering kali menyebut tes kepadatan tulang sebagai pencitraan DEXA. Ini merupakan prosedur rawat jalan sehingga pasien tidak perlu menginap di rumah sakit.
Artinya, setelah pemeriksaan, Anda bisa langsung segera pulang ke rumah dan menunggu hasil tes dalam waktu beberapa hari. Tes kepadatan tulang juga tidak menggunakan jarum atau suntikan apa pun.
Komplikasi Osteoporosis
Pengeroposan tulang bisa memicu tulang menjadi rapuh dan lebih mudah patah akibat terjatuh atau cedera ringan. Kondisi ini juga menyebabkan penderita sulit berjalan dan membutuhkan waktu yang lama untuk sembuh sehingga menghambat aktivitas sehari-hari.
Selain itu, bahaya osteoporosis membuat tubuh Anda menjadi lebih pendek. Hal ini bisa terjadi akibat patah tulang pada tulang belakang yang terasa menyakitkan.
Cara Mengatasi Osteoporosis
Berikut ini adalah beberapa cara mengatasi pengeroposan tulang yang perlu Anda ketahui:
1. Biofosfonat
Ini merupakan obat resep untuk pria dan wanita yang berisiko mengalami patah tulang. Contoh obat biofosfonat meliputi:
- Alendronat (Binosto, Fosamax)
- Risendronat (Actonel, Atelvia)
- Ibandronat
- Asam zoledronat (Recelast, Zometa)
Jenis obat ini dapat menimbulkan efek samping, seperti mual, sakit perut, dan nyeri ulu hati. Namun, efek samping ini jarang terjadi apabila Anda mengonsumsinya dengan benar.
2. Denosumab
Jenis obat ini lebih efektif dalam meningkatkan kepadatan tulang dan mengurangi risiko berbagai jenis patah tulang daripada bifosfonat. Pemberian denosumab dapat melalui suntikan di bawah kulit setiap enam bulan.
Sama seperti obat lainnya, denosumbab dapat menimbulkan efek samping. Mengutip dari Mayo Clinic, terdapat studi yang melaporkan bahwa obat ini memiliki risiko patah tulang belakang yang lebih tinggi apabila menghentikan pemberian obat tersebut tanpa anjuran dokter.
3. Terapi Hormon
Pengeroposan tulang bisa terjadi setelah wanita mengalami menopause. Anda dapat mengatasi kondisi ini dengan menjalani terapi hormon estrogen untuk membantu menjaga kepadatan tulang.
Meskipun bermanfaat, Anda perlu berhati-hati karena terapi ini bisa meningkatkan risiko kanker payudara dan stroke. Oleh sebab itu, dokter menganjurkan terapi hormon pada wanita usia lebih muda atau wanita yang gejalanya menopausenya memerlukan pengobatan.
Baca juga: Manfaat Vitamin D Bagi Kesehatan Tulang Anda
4. Obat Pembentuk Tulang
Jika mengalami gejala osteoporosis parah, dokter dapat merekomendasikan obat pembentuk tukang untuk mengatasi keluhan yang terjadi. Jenis obat ini meliputi:
- Teriparatide: Obat ini hampir serupa dengan hormon paratiroid dan mampu merangsang pertumbuhan tulang baru. Pemberian teriparatide melalui suntikan harian di bawah kulit hingga 2 tahun.
- Abaloparatide: Sama seperti teriparatide, obat hanya boleh dikonsumsi selama 2 tahun.
- Romosozumab: Ini adalah obat pembentuk tulang untuk mengatasi osteoporosis. Pemberian obat ini melalui suntikan setiap bulan hingga selama 1 tahun.
Cara Mencegah Osteoporosis
Ada beberapa cara pencegahan osteoporosis untuk membantu menjaga kesehatan tulang Anda, seperti:
- Rutin berolahraga untuk menjaga tulang tetap kuat
- Konsumsi makanan yang baik untuk kesehatan tulang, seperti yoghurt dan biji chia
- Minum suplemen harian yang mengandung 10 mikrogram vitamin D untuk memenuhi kebutuhan nutrisi
- Menjaga pola hidup sehat, seperti berhenti merokok dan hindari kebiasaan minum alkohol
- Menjaga berat badan tetap ideal
Pengobatan Osteoporosis ke Dokter
Apabila Anda mengenali ciri-ciri osteoporosis, seperti postur tubuh membungkuk, tulang lebih mudah patah, dan sakit punggung yang tidak kunjung membaik dalam waktu lama, sebaiknya segera periksakan diri ke dokter untuk mendapat penanganan yang tepat serta mencegah terjadinya komplikasi serius.
Anda bisa kunjungi rumah sakit Ciputra Hospital terdekat untuk konsultasi kesehatan. Cek layanan rumah sakit Ciputra Hospital mulai dari rawat jalan hingga Medical Check Up (MCU).
Yuk, jaga dan cek kondisi kesehatan Anda sekeluarga bersama Ciputra Hospital!
Telah direview oleh dr. Sony Prabowo, MARS
Source:
- Cleveland Clinic. Osteoporosis. Mei 2025.
- Healthdirect. Osteoporosis. Mei 2025.
- Mayo Clinic. Osteoporosis. Mei 2025.
- NHS. Osteoporosis. Mei 2025.