Ditulis oleh Tim Konten Medis
Hormon stres adalah zat kimia yang dilepaskan oleh tubuh sebagai respons alami. Pelepasan hormon ini dapat bermanfaat atau merugikan bagi tubuh manusia. Jika kadarnya terlalu tinggi, hormon stres bisa menyebabkan masalah kesehatan tertentu.

Kortisol termasuk jenis hormon stres.
Stres adalah respons tubuh terhadap tekanan, situasi berbahaya, dan mengancam. Banyak situasi atau kondisi dalam hidup yang dapat menyebabkan stres. Misalnya, bencana alam, hubungan yang tidak harmonis, dan kesenjangan ekonomi.
Tingginya kadar stres dalam tubuh bisa menimbulkan dampak buruk sehingga membuat Anda kewalahan dan tidak sanggup mengatasinya. Dalam jangka panjang, kondisi ini bisa memengaruhi kesehatan fisik dan mental.
Jenis Hormon Stres
Ada berbagai jenis hormon stres yang terdapat di dalam tubuh, di antaranya:
1. Hormon Kortisol
Hormon stres kortisol adalah jenis hormon utama yang diproduksi oleh kelenjar adrenal. Jenis hormon ini memiliki banyak efek pada tubuh, seperti membantu tubuh merespons stres, meningkatkan kadar gula darah, dan produksi energi.
Tidak hanya itu, kortisol juga berperan penting dalam fungsi pencernaan, reproduksi, dan kekebalan tubuh. Hormon ini bekerja dengan meningkatkan denyut jantung dan oksigen ke otot sebagai respons tubuh terhadap ancaman.
Meskipun ini termasuk hormon penting, kadarnya yang terlalu tinggi dapat menyebabkan masalah kesehatan tertentu. Cara menurunkan hormon kortisol bisa dengan mengonsumsi makanan sehat setiap harinya, olahraga teratur, dan tidur yang cukup.
Selain itu, Anda juga bisa mengonsumsi beberapa suplemen, termasuk minyak ikan untuk mendukung kesehatan tubuh secara optimal. Sebelum minum suplemen, pastikan berkonsultasi dengan dokter terlebih dahulu.
Baca Juga: Perbedaan Stres dan Depresi
2. Hormon Katekolamin
Ini merupakan sekelompol hormon yang terdiri atas epinefrin (adrenalin), norepinefrin (noradrenalin), dan dopamin. Hormon ini berfungsi untuk mengirimkan sinyal antar sel saraf (neuron) dalam membantu tubuh merespons stres.
Pelepasan katekolamin sebagai respons stres emosional dapat meningkatkan denyut jantung, tekanan darah, dan kadar gula darah. Berikut ini adalah beberapa jenis katekolamin lainnya:
- Hormon adrenalin: Hormon yang menyebabkan stres ini biasanya dilepaskan dalam jumlah besar. Jika kadarnya terlalu banyak, hormon adrenalin bisa memicu perasaan tersinggung dan sulit tidur.
- Hormon noradrenalin: Ini hampir serupa dengan adrenalin tetapi pelepasannya hanya dalam jumlah sedikit. Hormon noradrenalin memiliki efek yang berbeda pada tubuh, seperti meningkatkan kewaspadaan, denyut jantung, dan tekanan darah.
- Dopamin: Hormon ini berperan penting dalam suasana hati, motivasi, dan perasaan bahagia. Meski demikian, dopamin juga terlibat dalam respons stres untuk mengatasi stres terhadap berbagai rangsangan di lingkungan sekitar.
3. Hormon Vasopresin
Dalam istilah medis, vasopresin memiliki sebutan hormon antidiuretik. Jenis hormon ini membatu mengatur tekanan darah dan metabolisme air dalam tubuh.
Bagian otak, seperti hipotalamis memproduksi vasopresin dan menyimpannya di kelenjar pituitari yang terletak di bawah otak. Kemudian, tubuh melepaskan vasopresin ke dalam sirkulasi saat mengalami stres fisik atau psikologis.
Begitu berada di aliran darah, hormon ini mengikat reseptor pada pembuluh darah dan menyempitkannya. Akibatnya, Anda dapat mengalami peningkatan tekanan darah.
Gejala Hormon Stres Tinggi
Gejala hormon stres tinggi memiliki efek yang berbeda pada otak dan tubuh, tergantung dari jenis hormonnya. Berikut adalah gejala yang bisa terjadi:
1. Kadar Katekolamin Tinggi
Peningkatkan hormon katekolamin, seperti epinefrin (adrenalin) dan norepinefrin (noradrenalin) menyebabkan efek fisiologis dan perilaku sementata, seperti:
- Meningkatnya detak jantung
- Berkurangnya fungsi pergerakan usus
- Pembuluh darah menyempit
- Terjadi pelebaran saluran udara di paru-paru
- Peningkatan tekanan darah dan aliran darah ke otot rangka
- Kadar glukosa dan retensi natrium semakin meningkat
- Tubuh menjadi lebih bergairah dan waspada
2. Kadar Kortisol Tinggi
Sementara itu, kadar kortisol tinggi dalam darah bisa menyebabkan masalah kesehatan tertentu. Gejala kondisi ini cenderung bervariasi tergantung pada penyebabnya.
Namun, ada beberapa gejala umum akibat stres terhadap hormon kortisol, antara lain:
- Berat badan meningkat yang dapat terlihat di wajah, perut, dan punggung bagian atas
- Tekanan darah tinggi
- Kelemahan otot
- Kadar gula darah tinggi
- Mengalami pengeroposan tulang atau osteoporosis
Dampak Hormon Stres yang Tinggi pada Tubuh
Ada beberapa dampak hormon stres yang tinggi pada tubuh apabila mengabaikannya dalam waktu lama meliputi:
1. Penyakit Jantung
Penyakit jantung berkaitan dengan stres kronis. Dalam hal ini, stres kronis bisa meningkatkan tekanan darah dan irama jantung tidak teratur.
Tidak hanya itu, tingginya kadar hormon kortisol mampu merusak arteri dan mengakibatkan penumpukan plak. Oleh sebab itu, penting untuk mengelola gejala stres sebagai cara mengurangi risiko terkena penyakit jantung.
Baca Juga: Cara Mengatasi Stres Karena Sekolah pada Anak-Anak
2. Stroke
Salah satu penyakit yang berbahaya akibat stres kronis adalah stroke. Kondisi ini terjadi ketika gumpalan atau pembuluh darah menghambat aliran darah untuk mencapai otak.
Bahkan, terhambatnya aliran darah juga bisa disebabkan oleh stres kronis untuk menghemat energi tubuh. Akibatnya, kondisi ini menimbulkan penumpukan plak di arteri dan memicu terjadinya stroke.
3. Depresi dan Kecemasan
Depresi dan kecemasan merupakan dua kondisi kesehatan mental yang dapat terjadi bersamaan. Para ahli menganggap bahwa stres berperan dalam perkembangan dan memperburuk gejala depresi serta kecemasan.
Tidak hanya itu, stres juga mengganggu fungsi tubuh lainnya, seperti sistem endokrin dan kekebalan tubuh. Ini dapat meningkatkan perasaan cemas dan depresi yang terjadi.
4. Penurunan Kognitif
Efek lain dari stres kronis yaitu dapat mengganggu fungsi ingatan dan penurunan kemampuan kognitif. Hal ini terjadi karena otak melepaskan hormon kortisol yang membunuh sel-sel otak.
Stres kronis yang diabaikan dalam waktu lama bisa menyebabkan kondisi medis serius, seperti hilangnya ingatan dan gangguan otak lainnya.
5. Gangguan Tidur
Sulit tidur atau insomnia bisa terjadi karena Anda mengalami stres. Saat stres, tubuh cenderung waspada sehingga membuat Anda sulit rileks dan tertidur,
Selain itu, kortisol dan hormon stres lainnya dapat mengganggu tidur dengan membuat Anda sering terbangun. Hal ini menyebabkan kelelahan di siang hari.
Baca Juga: Redakan Stres Dengan Yoga, Ikuti 6 Gerakannya Ini
6. Masalah pada Rambut dan Kulit
Banyak orang menganggap bahwa rambut rontok bisa disebabkan oleh stres. Hal ini benar adanya karena kortisol dan hormon lainnya dapat mengganggu produksi kolagen dan keratin.
Kolagen adalah protein yang membantu menjaga kulit agar tetap elastis. Sementara keratin termasuk jenis protein untuk menjaga rambut tetap kuat dan sehat.
7. Berat Badan Bertambah
Stres menyebabkan nafsu makan menurun. Ini diakibatkan oleh pelepasan kortisol berlebih yang merangsang tubuh untuk makan berlebihan.
Bahkan, stres juga memicu keinginan untuk makan makanan tertentu, terutama makanan manis, berlemak, dan asin. Jenis makanan ini cenderung tidak sehat sehingga Anda tidak boleh mengonsumsinya dalam jumlah banyak.
8. Gangguan Saluran Pencernaan
Ternyata, stres kronis juga bisa memengaruhi saluran pencernaan. Sebagai contoh, kondisi ini bisa menyebabkan peradangan di usus dengan gejala, seperti sakit perut, kembung, dan diare.
Selain itu, stres kronis juga mengubah komposisi mikrobiota di usus akibatnya terjadi ketidakseimbangan bakteri yang memicu gangguan saluran pencernaan.
9. Sindrom Kelelahan Kronis (CFS)
Kondisi ini ditandai dengan kelelahan ekstrem yang tidak membaik walaupun Anda sudah cukup beristirahat. Tidak hanya kelelahan, CFS juga menimbulkan gejala lainnya berupa sulit berkonsentrasi dan gangguan ingatan.
Sampai saat ini, para ahli belum mengetahui penyebab pasti sindrom kelelahan kronis. Namun, salah satu faktor yang dapat meningkatkan risiko ini adalah stres.
10. Menurunnya Sistem Imun Tubuh
Tingginya kadar hormon stres bisa menurunkan sistem imun tubuh. Hal ini bisa membuat Anda rentan terkena virus, pilek, dan infeksi lainnya.
Hormon stres dapat mengganggu sistem kekebalan tubuh sehingga Anda perlu mengelola kondisi ini. Pastikan untuk menjaga pola hidup sehat setiap hari agar mengurangi terjadinya stres kronis.
Baca Juga: Hubungan Stres dan Jerawat dalam Medis dan Cara Mengatasi
Cara Sehat Mengatasi Tingginya Hormon Stres
Berikut ini adalah beberapa cara menurunkan hormon stres yang bisa Anda lakukan:
- Konsumsi makanan sehat
- Rutin berolahraga
- Istirahat yang cukup
- Melakukan relaksasi, seperti yoga, pijat, atau meditasi
- Meluangkan waktu untuk menjalani hobi, seperti membaca, mendengarkan musik, atau menonton film favorit
- Berbincang dengan teman, pasangan, atau keluarga terdekat
- Menjadi sukarelawan dalam berbagai komunitas
- Atur dan fokuskan tugas yang perlu Anda selesaikan di rumah dan kantor
Jika Anda mengalami gejala stres yang tidak kunjung membaik dan bahkan bertambah semakin parah, jangan ragu untuk segera berkonsultasi dengan dokter untuk mendapatkan perawatan yang tepat. Anda bisa kunjungi rumah sakit Ciputra Hospital terdekat untuk konsultasi kesehatan.
Yuk, jaga kesehatan tubuh dengan rutin melakukan medical check up di Ciputra Hospital. Anda juga bisa konsultasi dan buat janji dengan dokter di Ciputra Hospital terdekat.
Cek layanan rumah sakit Ciputra Hospital mulai dari rawat jalan hingga Medical Check Up (MCU) selengkapnya sekarang juga.
Telah direview oleh dr. Sony Prabowo, MARS
Source:
- Body Logic MD. What Are Stress Hormones and How Do They Impact You?. Mei 2025.
- Healthline. 11 Natural Ways to Lower Your Cortisol Levels. Mei 2025.
- Mayo Clinic. Stress Management. Mei 2025.
- Medical News Today. What to Know About Stress Hormones. Mei 2025.