Ditulis oleh Tim Konten Medis
Jenis ASI terdiri dari 3 tahapan utama, yaitu kolostrum, susu transisi, dan ASI matur (matang). Manfaat ASI bagi kesehatan ibu dan anak dapat melindungi tubuh dari infeksi penyakit, memberikan nutrisi bagi bayi, dan menjaga berat badannya tetap ideal.

ASI untuk meningkatkan sistem kekebalan tubuh.
Air susu ibu (ASI) adalah makanan ideal bagi bayi untuk menjamin kesehatan dan kelangsungan hidupnya. Cairan ini mengandung antibodi yang berperan penting untuk melindungi bayi dari infeksi penyakit.
Anda dianjurkan untuk menyusui anak hingga berusia 6 bulan, lalu memberikan makanan pendamping ASI (MPASI) secara bertahap sampai usia 1-2 tahun. Hal ini sangat penting untuk memenuhi kebutuhan nutrisi bayi.
Jenis-Jenis ASI
ASI berasal dari kelenjar susu di dalam payudara. Dibandingkan dengan susu formula, tubuh bayi lebih mudah menyerap dan memanfaatkan nutrisi pada ASI.
Kandungan ASI terdiri dari gula (karbohidrat) dan protein yang baik bagi kesehatan anak. Berikut ini ada 3 jenis ASI yang terbentuk selama kehamilan hingga masa menyusui:
1. Kolostrum
Tahap pertama ASI yang terbentuk selama kehamilan disebut dengan kolostrum. Pada tahapan ini, cairan ASI berwarna kuning dan kental, serta bisa bertahan beberapa hari setelah bayi lahir.
ASI kolostrum mengandung banyak protein, vitamin yang larut dalam lemak, mineral, dan imunoglobulin. Kandungan imunoglobulin adalah antibodi yang diserap dari ibu ke bayi untuk memperkuat sistem imun bagi bayi.
Antibodi ini mampu melindungi bayi dari berbagai macam penyakit bakteri dan virus. Sekitar 2-4 hari setelah bayi lahir, kolostrum akan tergantikan oleh susu transisi.
Baca Juga: Apa Itu Laktasi? Kenali Manfaat dan Prosesnya
2. Susu Transisi
Jenis ASI susu transisi cenderung berwarna encer dan putih, serta mengandung tinggi lemak, kalori, protein, laktosa, dan vitamin. Jenis ASI ini terjadi setelah kolostrum dan berlangsung selama kurang lebih 2 minggu.
Susu transisi memiliki kandungan kalori yang lebih banyak daripada kolostrum. Banyak ibu menyadari jumlah dan konsistensi ASI mereka berubah sekitar 2-3 setelah masa persalinan.
Selain itu, payudara juga menjadi lebih besar dan kencang selama tahapan ini karena menghasilkan lebih banyak susu transisi. Jika produksi ASI berlebihan, kondisi ini bisa menimbulkan bengkak, nyeri, dan saluran susu tersumbat pada payudara.
Dalam istilah medis, produksi ASI terlalu banyak dikenal dengan sebutan hiperlaktasi. Anda bisa mengatasi kondisi ini dengan berbaring miring saat menyusui untuk menghambat laju aliran ASI yang terlalu aktif.
3. ASI Matur
Pada kebanyakan wanita, ASI matur atau matang mulai keluar menjelang akhir minggu kedua setelah melahirkan. Jenis ASI ini diproduksi dalam jumlah yang sama besarnya dengan ASI transisi.
ASI matang mengandung 90 persen air yang mampu menjaga bayi tetap terhidrasi. 10 persen kandungan lainnya terdiri dari karbohidrat, protein, dan lemak yang diperlukan untuk mendukung pertumbuhan dan energi pada bayi.
Cairan ini terdiri dari 2 jenis utama, yaitu foremilk dan hindmilk. Jenis ASI foremilk terdiri dari air dan campuran nutrisi lainnya. Sementara hindmilk lebih banyak mengandung lemak di dalamnya.
Namun, kedua jenis ASI ini kaya akan laktosa yang bermanfaat untuk perkembangan otak dan jaringan saraf. Kandungan ini juga mendukung pertumbuhan bayi dan memberi mereka energi secara optimal.
Jenis hormon yang merangsang pembentukan ASI adalah prolaktin. Jenis hormon ini mampu mengendalikan jumlah produksi ASI sejak awal kehamilan.
Saat masa menyusui, tubuh akan melepaskan prolaktin dan oksitosin untuk memproduksi ASI dan keluar melalui saluran susu. WHO dan UNICEF merekomendasikan agar pemberian ASI eksklusif setelah 1 jam bayi lahir.
ASI eksklusif dapat berlangsung selama 6 bulan tanpa mengonsumsi makanan atau cairan lain, termasuk air.
Kebutuhan ASI Bayi Baru Lahir hingga 12 Bulan
Bayi yang baru lahir biasanya menyusu setiap 2-3 jam, atau sekitar 8-12 kali sehari. Anda bisa menyusui bayi ketika dia menunjukkan tanda-tanda lapar, seperti menggerakkan bibir atau mencari puting susu Anda.
Lama waktu menyusui bisa berbeda-beda, tergantung pada usia bayi. Biasanya, bayi baru lahir hanya membutuhkan waktu sekitar 5 menit, tetapi ada juga yang memerlukan waktu hingga 20 menit.
Seiring bayi tumbuh, Anda akan lebih sering menyusui dalam waktu yang lebih lama. Pada saat itu, tubuh Anda akan menyesuaikan diri dengan memproduksi lebih banyak ASI untuk memenuhi kebutuhan nutrisi bayi secara optimal.
Ada beberapa tanda yang menunjukkan bahwa bayi telah memperoleh cukup ASI. Misalnya, urin tidak berwarna atau kuning pucat pada usia 1 minggu, buang air besar 1-2 kali dalam sehari, dan berat bayi bertambah.
Baca Juga: 12 Makanan yang Bagus untuk Ibu Menyusui agar Bayi Sehat
Manfaat Pemberian ASI Eksklusif
Berikut ini adalah manfaat pemberian ASI eksklusif pada ibu dan anak:
- Memberikan nutrisi bagi bayi: Pemberian ASI eksklusif dapat berlangsung selama 6 bulan atau lebih lama. Hal ini sangat penting untuk mendukung tumbuh kembang bayi.
- Melindungi tubuh dari infeksi penyakit: ASI mengandung antibodi yang bermanfaat untuk melindungi bayi dari infeksi virus dan bakteri. Berbagai riset membuktikan bahwa bayi yang tidak disusui lebih rentan terkena diare, pneumonia, dan infeksi.
- Anak terhindar dari kondisi medis tertentu: ASI sangat penting untuk mencegah bayi terkena infeksi saluran pernapasan, kerusakan jaringan usus, dan alergi. Tanda bayi tidak mendapatkan cukup ASI, seperti berat badan terus turun, feses berukuran kecil dan berwarna gelap, serta sering rewel atau mudah lesu.
- Menjaga berat badan ideal: Bayi yang mendapatkan cukup ASI dapat meningkat berat badannya dan mengembangkan pola makan yang sehat.
- Meningkatkan kecerdasan anak: Penelitian membuktikan bahwa bayi yang disusui memiliki skor kecerdasan yang lebih tinggi dan mengurangi risiko masalah perilaku serta kesulitan belajar saat mereka tumbuh dewasa.
- Membantu kontraksi rahim: Hormon oksitosin dapat meningkat selama menyusui sehingga mampu mendorong kontraksi rahim, mengurangi pendarahan, dan mengembalikan rahim ke ukuran semula.
- Mengurangi risiko depresi: Gejala depresi bisa muncul setelah pasca melahirkan. Penelitian membuktikan bahwa wanita yang menyusui memiliki risiko lebih rendah mengalami depresi daripada ibu yang tidak menyusui.
- Mengurangi risiko infeksi penyakit pada ibu: Menyusui dapat memberikan perlindungan bagi tubuh untuk melawan kanker dan beberapa penyakit. Wanita yang menyusui memiliki risiko lebih rendah terkena tekanan darah tinggi, radang sendi, dan diabetes tipe 2.
Kapan Harus ke Dokter?
Jika mengalami masalah dalam menyusui atau gangguan kesehatan lainnya, Anda bisa berkonsultasi dengan dokter untuk mendapatkan penanganan yang tepat. Anda bisa kunjungi rumah sakit Ciputra Hospital terdekat untuk konsultasi kesehatan.
Yuk, jaga kesehatan tubuh dengan rutin melakukan medical check up di Ciputra Hospital. Anda juga bisa konsultasi dan buat janji dengan dokter di Ciputra Hospital terdekat.
Cek layanan rumah sakit Ciputra Hospital mulai dari rawat jalan hingga Medical Check Up (MCU) selengkapnya sekarang juga.
Telah direview oleh dr. Sherly
Source:
- American Pregnancy Association. Breastfeeding Overview. Februari 2025.
- Baby Center. Stressing About Your Supply? Here’s How to Tell Whether Your Baby’s Getting Enough Breast Milk. Februari 2025.
- Brown Health University. Types of Breast Milk. Februari 2025.
- Very Well Health. What Is Breastfeeding?. Februari 2025.