Ditulis oleh Tim Konten Medis
Penyakit hidrosefalus adalah penumpukan cairan serebrospinal berlebihan. Kondisi ini dapat disebabkan oleh banyak hal, mulai dari cedera hingga kondisi genetik.

Hidrosefalus dapat terjadi saat lahir.
Penyakit hidrosefalus dapat terdeteksi sejak dini sejak bayi masih berada dalam kandungan melalui pemeriksaan ultrasonografi (USG). Pada bayi dan anak-anak, hidrosefalus dapat membuat ukuran kepala membesar.
Selain itu, penyakit ini juga menyebabkan ubun-ubun kepala mencembung dan tatapan mata ke bawah, dan kejang. Sebagai orang tua, Anda bisa berkonsultasi dengan dokter terkait perawatan yang tepat untuk mengelola gejala hidrosefalus yang terjadi.
Apa Itu Hidrosefalus?
Hidrosefalus adalah penumpukan cairan abnormal yang berada di dalam tubuh. Istilah medis ini berasal dari bahasa Yunani, “Hydro” berarti air dan “Cephalus” berarti kepala.
Pada kondisi ini, otak memiliki cairan bening dan tidak berwarna yang mengelilingi otak dan sumsum tulang belakang secara berlebihan. Para ahli menyebut cairan tersebut berupa cairan serebrospinal atau cerebrospinal fluid (CSF).
Jenis Hidrosefalus
Penyakti ini terbagi atas beberapa jenis, di antaranya:
1. Hidrosefalus Kongenital
Ini terjadi ketika bayi lahir dengan kelebihan cairan di otaknya. Hidrosefalus kongenital bisa disebabkan oleh kondisi medis tertentu, seperti spina bifida, gondongan, atau infeksi rubella.
Pada kebanyakan kasus, kondisi ini bisa menyebabkan kerusakan otak permanen. Bahkan, bayi dengan kelebihan cairan di otak bisa mengalami gangguan penglihatan dan koordinasi fisik.
Baca Juga: Ketahui Mati Batang Otak, Benarkan Sudah Dipastikan Meninggal Secara Medis?
2. Hidrosefalus Setelah Lahir
Tidak hanya bayi baru lahir, kelebihan cairan di otak bisa menyerang anak-anak atau orang dewasa. Ini biasanya terjadi karena suatu penyakit atau mengalami cedera. Misalnya, mengidap cedera kepala serius atau tumor otak.
3. Hidrosefalus Tekanan Normal
Hidrosefalus tekanan normal merupakan jenis penyakit yang jarang terjadi. Kondisi ini sangat umum pada orang berusia di atas 60 tahun.
Terkadang, kelebihan cairan di otak bisa berkembang setelah mengidap cedera atau stroke. Namun, pada kebanyakan kasus, dokter tidak mengetahui penyebabnya secara pasti karena sulit terdiagnosis.
Penyebab Hidrosefalus
Hidrosefalus dapat dialami dari saat lahir, yang dikenal sebagai hidrosefalus kongenital, jenis hidrosefalus ini dapat disebabkan oleh kondisi bawaan lahir bayi seperti:
- Stenosis akuaduktus sylvii (penyebab paling sering)
- Spina bifida
- Malformasi Chiari
- Sindroma Dandy-Walker
- Kraniosinostosis
- Hydranencephaly
Atau bisa disebabkan oleh kondisi ibu selama kehamilan, seperti:
- Infeksi TORCH, sitomegalovirus (CMV), mumps (gondok), sifilis
- Asupan nutrisi yang kurang terutama asam folat
Hidrosefalus juga dapat terjadi pada segala usia, karena penyakit atau cedera seperti:
- Tumor otak
- Stroke
- Meningitis
- Cedera otak
Hidrosefalus dapat berkembang pada orang tua berupa hidrosefalus tekanan normal atau normal pressure hydrocephalus (NPH).
Gejala Hidrosefalus
Sangat penting bahwa hidrosefalus didiagnosis sejak dini sehingga kondisi tersebut dapat diobati. Gejala pada bayi dapat meliputi:
- Ukuran kepala besar atau peningkatan cepat dalam ukuran kepala
- Ubun-ubun kepala mencembung
- Tatapan mata ke bawah
- Pasien cenderung tidak aktif atau mengantuk
- Kejang
Gejala pada anak yang lebih besar dan orang dewasa meliputi:
- Sakit kepala
- Penglihatan kabur
- Masalah dengan keseimbangan dan koordinasi
- Defisit neurologis lainnya terkait dengan penyakit yang mendasari
Ciri-ciri NPH pada orang tua memiliki ciri khas berupa:
- Kesulitan berjalan akibat gangguan keseimbangan, tubuh seringkali dibungkukkan ke depan, kaki terbuka lebar-lebar dan bergerak perlahan-lahan
- Demensia ringan yang melibatkan hilangnya minat dalam kegiatan sehari-hari, pelupa, kesulitan menyelesaikan tugas-tugas rutin dan kehilangan memori jangka pendek
- Penurunan kemampuan berpikir yang meliputi lambatnya proses berpikir, apatis, gangguan perencanaan dan pengambilan keputusan, penurunan konsentrasi, dan perubahan kepribadian dan perilaku
- Hilangnya kontrol kandung kemih yang cenderung muncul lebih lambat daripada kesulitan berjalan dan penurunan kognitif
Baca Juga: Penyakit Aneurisma Otak: Penyebab, Gejala, dan Pengobatan
Diagnosis Hidrosefalus
Pemeriksaan rutin yang dikerjakan untuk mengetahui penyakit hidrosefalus dan sekaligus mencari penyebab yang mendasari adalah menggunakan CT scan atau MRI kepala. Dapat tim medis kerjakan dengan dan tanpa kontras sesuai dengan kebutuhan.
Selain itu, tes pencitraan seperti ultrasonografi (USG) dapat menjadi pemeriksaan pertama bagi bayi karena prosedurnya sederhana dan minim efek samping. Pada pemeriksaan ini, dokter akan meletakkan alat USG di atas bagian lunak kepala bayi.
Komplikasi Hidrosefalus
Jika pasien tidak mendapatkan pengobatan segera mungkin, terutama pada hidrosefalus kongenital otak bayi atau anak dalam masa pertumbuhan, ini bisa menyebabkan kerusakan otak. Penyakit ini bisa menyebabkan komplikasi serius jangka panjang, termasuk:
- Kesulitan belajar
- Gangguan penglihatan dan bicara
- Masalah memori atau mengingat sesuatu
- Mengalami epilepsi
- Ketidakseimbangan gerakan dan koordinasi tubuh
Kemungkinan anak-anak yang mengalami kerusakan otak karena hidrosefalus akan membutuhkan rehabilitasi jangka panjang dan dukungan tambahan, termasuk di sekolah.
Cara Mengatasi Hidrosefalus
Berikut ini adalah beberapa cara mengatasi hidrosefalus:
1. Shunt
Ini merupakan perawatan umum untuk mengatasi kelebihan cairan abnormal di dalam tubuh. Shunt terdiri dari tabung panjang dan fleksibel dengan katup yang menjaga cairan dari otak mengalir ke arah dan kecepatan yang tepat.
Tim medis biasanya meletakkan ujung tabung pada salah satu ventrikel otak. Kemudian, mereka akan menyalurkan tabung tersebut dari bawah kulit ke bagian tubuh lain, seperti lambung atau ruang jantung.
2. Ventrikulostomi Ketiga Endoskopi
Beberapa orang dengan kondisi hidrosefalus dapat menjalani prosedur ventrikulostomi ketiga endoskopi. Prosedur ini melibatkan kamera video kecil untuk melihat bagian dalam otak.
Kemudian, dokter akan membuat lubang di bawah bagian ventrikel. Ini dapat membuat cairan serebrospinal mengalir keluar dari otak.
3. Perawatan Lainnya
Penderita hidrosefalus, terutama anak-anak memerlukan terapi suportif untuk mengatasi kondisi medis yang terjadi. Kebutuhan perawatan ini tergantung pada komplikasi jangka panjang.
Ini termasuk pendidikan khusus bagi anak-anak yang mengalami hidrosefalus. Guru dapat menangani kesulitan belajar dan menentukan kebutuhan pendidikan pada pasien dengan tepat.
Baca Juga: Penyebab Abses Otak, Gejala, dan Cara Mengatasinya
Cara Mencegah Hidrosefalus
Tidak ada cara pencegahan hidrosefalus. Namun, kondisi ini bisa diatasi dengan beberapa pengobatan untuk membantu mengelola gejala yang terjadi.
Pengobatan yang tepat sangat penting untuk mencegah kondisi bertambah parah. Ini juga mengurangi risiko komplikasi serius berupa gangguan penglihatan.
Pengobatan Hidrosefalus ke Dokter
Jika terdapat tanda-tanda kelebihan cairan di otak pada anak, seperti tatapan mata ke bawah, kejang, dan ukuran kepala besar, sebaiknya segera periksakan diri ke dokter untuk mendapatkan penanganan yang tepat. Anda bisa kunjungi rumah sakit Ciputra Hospital terdekat untuk konsultasi kesehatan.
Yuk, jaga kesehatan tubuh dengan rutin melakukan medical check up di Ciputra Hospital. Anda juga bisa konsultasi dan buat janji dengan dokter di Ciputra Hospital terdekat.
Cek layanan rumah sakit Ciputra Hospital mulai dari rawat jalan hingga Medical Check Up (MCU) selengkapnya sekarang juga.
Ditulis oleh dr. I Gde Anom Ananta Yudha, Sp.BS, FINO, FINSS, FICS
Source:
- Cleveland Clinic. Hydrocephalus. April 2025.
- Healthdirect. Hydrocephalus. April 2025.
- Mayo Clinic. Hydrocephalus. April 2025.