Ditulis oleh Tim Konten Medis
Pembengkakan kelenjar tiroid atau gondok adalah suatu kondisi dimana kelenjar tiroid membesar. Penyebab salah satunya karena kekurangan yodium. Oleh sebab itu, Anda harus memenuhi asupan yodium dalam tubuh agar dapat terhindar dari gondok atau pembengkakan kelenjar tiroid. Selain kekurangan yodium, masih ada penyebab lainnya. Simak lengkapnya di bawah ini.
Pembengkakan kelenjar tiroid atau gondok adalah suatu kondisi dimana kelenjar tiroid membesar.
Baca Juga: Gangguan Kelenjar Tiroid
Pembengkakan Kelenjar Tiroid atau Gondok
Pembengkakan kelenjar tiroid atau gondok adalah suatu kondisi dimana kelenjar tiroid membesar. Kelenjar tiroid adalah kelenjar kecil berbentuk kupu-kupu yang terletak di leher, tepatnya di bawah jakun. Kondisi ini terjadi akibat pembesaran tiroid secara keseluruhan, atau mungkin akibat pertumbuhan sel yang tidak teratur dan akhirnya membentuk satu atau lebih benjolan di tiroid.
Pembengkakan kelenjar tiroid juga berhubungan dengan peningkatan atau penurunan kadar hormon tiroid yang diproduksi. Pengobatan penyakit ini akan disesuaikan dengan penyebab, gejala, dan komplikasinya.
Baca Juga: Alami Krisis Tiroid? Begini Gejalanya!
Faktor Risiko Pembengkakan Kelenjar Tiroid atau Gondok
Pada beberapa kasus, penyebabnya tidak diketahui. Beberapa penyebab umum terjadinya bengkaknya kelenjar tiroid atau gondok antara lain:
1. Penyakit Graves
Penyakit graves adalah penyakit autoimun. Penyakit ini mengakibatkan sistem kekebalan tubuh secara keliru menyerang tubuh Anda sendiri. Dalam hal ini, sistem kekebalan tubuh menyerang kelenjar tiroid dan menyebabkan tiroid tumbuh lebih besar.
2. Penyakit Hashimoto
Penyakit hashimoto juga termasuk penyakit autoimun. Penyakit hashimoto terjadi karena sistem kekebalan menyerang jaringan sehat. Akibatnya, jaringan tiroid yang sehat rusak dan meradang. Kondisi tersebut menyebabkan tiroid tidak dapat menghasilkan cukup hormon. Ketika kelenjar pituitari mendeteksi adanya penurunan dan mendorong tiroid untuk membuat lebih banyak hormon, tiroid akan membesar dan membengkak.
3. Nodul Tiroid
Nodul tiroid terjadi ketika sel-sel tiroid tumbuh secara tidak teratur. Seiring waktu, abnormalitas tersebut akan menyebabkan munculnya benjolan pada kelenjar tiroid di leher. Benjolan yang muncul dapat bersifat keras atau lembek disertai cairan di dalamnya. Seseorang bisa memiliki satu nodul atau beberapa nodul. Penyebab nodul tiroid belum bisa dipastikan. Tetapi, beberapa faktor yang diduga menyebabkan nodul tiroid adalah faktor genetik, gaya hidup atau kanker. Meski demikian, banyak ahli menyatakan bahwa nodul tiroid bersifat jinak dan tidak menyebabkan kanker.
4. Kanker Tiroid
Kanker tiroid terjadi akibat tumbuhnya sel tumor di kelenjar tiroid. Kanker tiroid akan menyebabkan sel-sel di kelenjar tiroid mengalami pertumbuhan yang tidak terkendali. Akibatnya, bisa menyebabkan bengkaknya kelenjar tiroid.
Pada tahap awal, kanker tiroid tidak akan menimbulkan gejala apapun. Seiring waktu, bengkak yang terjadi akan terus membesar. Beberapa kanker tiroid bisa tumbuh sangat lambat, dan beberapa juga bisa sangat agresif. Kanker tiroid termasuk penyakit kanker yang jarang terjadi. Selain itu, sebagian besar kasus kanker tiroid dapat disembuhkan dengan pengobatan. Dilansir dari Mayoclinic, sekitar 5% orang yang mengalami nodul tiroid lebih berpotensi mengembangkan kanker tiroid.
Hormon HCG pada wanita hamil dianggap dapat menyebabkan kelenjar tiroid menjadi terlalu aktif.
Baca Juga: Gejala Kanker Tiroid
5. Kehamilan
Pembengkakan kelenjar tiroid juga bisa disebabkan oleh kehamilan pada wanita. Selama masa kehamilan, wanita akan lebih banyak memproduksi hormon Human Chorionic Gonadotropin (HCG). Hormon tersebut dianggap dapat menyebabkan kelenjar tiroid menjadi terlalu aktif dan akhirnya mengalami pembengkakan. Meski demikian, umumnya kondisi tersebut hanya bersifat sementara dan akan kembali normal jika masa kehamilan telah selesai.
6. Tiroiditis
Tiroiditis adalah peradangan pada kelenjar tiroid yang disebabkan oleh gangguan autoimun, infeksi bakteri dan virus, atau obat-obatan. Peradangan yang terjadi akan menyebabkan peningkatan atau penurunan produksi hormon tiroid. Seiring waktu, kondisi tersebut bisa menyebabkan pembengkakan pada kelenjar tiroid.
7. Paparan Radiasi
Seseorang yang pernah menjalani perawatan medis di area kepala dan leher memiliki risiko lebih besar untuk mengalami pembengkakan kelenjar tiroid. Namun, perawatan radiasi seperti CT scan tidak meningkatkan risiko pembengkakan kelenjar tiroid.
8. Kekurangan Yodium
Yodium adalah komponen penting yang digunakan kelenjar tiroid untuk memproduksi hormon tiroid. Jika seseorang tidak mendapatkan asupan yodium yang cukup. Maka bisa menyebabkan pembengkakan pada kelenjar tiroid.
Selain karena penyebab diatas, terdapat beberapa faktor risiko lain yang bisa meningkatkan pembengkakan kelenjar tiroid. Beberapa faktor risiko tersebut antara lain:
1. Berjenis kelamin perempuan
Wanita dianggap lebih rentan mengalami kondisi ini. Risiko wanita mengalami gangguan kelenjar tiroid sekitar 10 kali lebih tinggi daripada pria. Salah satu alasannya adalah sering dipicu oleh respons autoimun, yaitu kondisi ketika sistem kekebalan tubuh mulai menyerang sel yang sehat. Kondisi autoimun lebih sering terjadi pada wanita daripada pria. Alasan lain adalah bahwa terdapat kaitan antara hormon tiroid dengan hormon estrogen pada wanita.
2. Memiliki Usia 40 Tahun ke Atas
Mereka yang memiliki usia diatas 40 tahun lebih rentan mengalami pembengkakan kelenjar tiroid.
3. Riwayat Keluarga
Memiliki keluarga dengan riwayat gondok atau gangguan tiroid lainnya juga bisa menjadi penyebab mengalami bengkaknya kelenjar tiroid. Sebab, penelitian telah menunjukkan bahwa gangguan tiroid dapat menular ke orang lain melalui faktor genetik.
4. Obat-Obatan
Beberapa obat-obatan yang dikonsumsi juga bisa menjadi penyebab bengkaknya kelenjar tiroid. Obat-obatan tersebut antara lain obat jantung amiodarone (pacerone) dan obat psikiatri lithium (lithobid).
Dengan mengetahui apa saja yang menjadi penyebab bengkaknya kelenjar tiroid atau gondok akan membantu Anda terhindar dari penyakit tersebut. Namun, untuk beberapa penyebab yang tidak dapat dihindari seperti usia dan riwayat keluarga. Ada baiknya untuk melakukan konsultasi kesehatan dengan dokter agar mendapatkan informasi mengenai langkah pencegahan.
Telah direview oleh dr. Pusparina Oeniasih
Source: