Ditulis oleh Tim Konten Medis
Ada beberapa hal yang perlu Anda tanyakan ke dokter bedah sebelum melakukan konsultasi dan operasi saraf kejepit. Dengan mengetahui prosedur, manfaat, dan risikonya, hal ini dapat membantu Anda untuk mengurangi rasa cemas dan khawatir sebelum operasi.

Operasi saraf kejepit dapat mencegah komplikasi.
Saraf terjepit terjadi karena tekanan yang terlalu besar dari jaringan di sekitarnya. Misalnya, tulang, tulang rawat, otot, atau tendon.
Saraf terjepit bisa menimbulkan rasa nyeri, kesemutan, dan mati rasa sehingga perlu Anda waspadai. Anda dapat mengatasi kondisi ini dengan perawatan mandiri di rumah hingga operasi medis.
Apa Itu Operasi Saraf Kejepit
Operasi saraf kejepit adalah tindakan medis untuk mengatasi gangguan saraf kejepit. Tindakan ini sangat penting apabila tekanan pada saraf tidak kunjung hilang dalam waktu beberapa minggu hingga bulan.
Operasi saraf kejepit cenderung bervariasi tergantung pada lokasi saraf yang terjepit. Biasanya, kondisi ini sering terjadi di tulang belakang bagian bawah yang dapat menekan akar saraf.
Ciri-ciri saraf kejepit dapat berupa kesemutan, rasa kebas di kulit, dan otot melemah. Selain itu, kondisi ini bisa terjadi di pergelangan tangan yang dapat menimbulkan nyeri dan mati rasa di tangan atau jari. Dalam istilah medis, kondisi ini memiliki sebutan sindrom carpal tunnel (CTS).
Operasi saraf terjepit terdiri dari beberapa prosedur, seperti laminektomi, mikrodiskektomi, foraminotomi, dan diskektomi dan fusi serviks anterior. Prosedur ini sama-sama bertujuan untuk meringankan tekanan pada jaringan di sekitarnya dan menstabilkan bagian tulang belakang.
Manfaat Operasi Saraf Kejepit
Berikut ini adalah manfaat pengobatan saraf kejepit:
1. Mencegah Terjadinya Komplikasi Serius
Operasi saraf kejepit bermanfaat untuk mencegah terjadinya komplikasi serius. Misalnya, pendarahan dan mengalami infeksi penyakit.
Dokter dapat membuat sayatan panjang untuk mencapai lokasi saraf yang terjepit sehingga kemungkinan komplikasi tersebut kecil. Setelah operasi, penderita dapat menjalani rawat jalan untuk mempercepat proses pemulihan.
Baca Juga: Mengenal Operasi Caesar, Prosedur hingga Efek Sampingnya
2. Waktu Pemulihan Singkat
Kebanyakan penderita yang menjalani operasi saraf kejepit memiliki waktu pemulihan yang singkat. Dalam hal ini, penderita boleh melakukan aktivitas seperti sedia kala.
Anda juga bisa mempercepat proses penyembuhan luka setelah operasi dengan cara mengonsumsi makanan gizi seimbang. Misalnya, sayur, buah, dan sumber hewani.
3. Mengurangi Risiko Infeksi
Tingkat keberhasilan operasi saraf kejepit cenderung bervariasi, tergantung prosedur medis yang dilakukan oleh dokter. Namun, setiap operasi mampu mengurangi risiko infeksi yang bisa menyebabkan gejala kambuh.
Operasi saraf kejepit juga memungkinkan untuk mencegah kerusakan jaringan yang tertekan. Hasilnya, Anda jauh lebih bugar dan bisa bergerak dengan baik.
Persiapan Sebelum Prosedur Operasi Saraf Kejepit
Sebelum menjalani operasi saraf kejepit, Anda dapat berdiskusi dengan dokter terlebih dahulu untuk menentukan prosedur medis yang sesuai. Dokter dapat melakukan pemeriksaan fisik dan meminta tes pencitraan untuk mendukung operasi.
Berikut ini adalah persiapan operasi yang perlu Anda ikuti:
- Menjalani tes penunjang, seperti tes sinar-X, CT scan, dan MRI pada tulang belakang
- Hindari kebiasaan merokok
- Lakukan aktivitas fisik secara teratur untuk menjaga kondisi tubuh dan otot
- Hentikan atau mulai minum obat-obatan tertentu sebelum operasi, seperti antibiotik
- Ikuti petunjuk terkait makan atau minum sebelum operasi
Tahapan Prosedur Operasi Saraf Kejepit
Berikut ini adalah beberapa tahapan prosedur operasi saraf terjepit berdasarkan jenisnya:
1. Laminektomi
Laminektomi biasanya dilakukan untuk mengobati penyempitan kanal tulang belakang akibat saraf terjepit. Berikut beberapa tahapan prosedur yang dilakukan:
- Dokter dapat membuat 1-2 lebih sayatan kecil di bagian belakang tulang yang tertekan
- Setelah itu, dokter memindahkan otot dan ligamen ke samping secara perlahan-lahan
- Sebagian atau seluruh lamina, yaitu 2 tulang tipis yang membungkus sumsum tulang belakang dan saraf di dekatnya dapat diangkat secara menyeluruh.
- Pengangkakan ini bisa mengurangi tekanan dan nyeri pada struktur tulang
Baca Juga: Mengenal Operasi Kanker Usus Besar dan Efek Sampingnya
2. Mikrodisektomi
Prosedur mikrodisektomi mampu mengobati diskus yang menonjol atau hernia. Penderita yang mengalami kondisi ini memiliki gejala berupa rasa nyeri tidak nyaman, sembelit, dan pembengkakan yang tidak kunjung hilang.
Adapun tahapan pada mikrodisektomi, antara lain:
- Dokter dapat membuat sayatan sepanjang 1-2 inci di bagian belakang atas cakram yang terkena saraf terjepit
- Untuk mencapai tulang belakang, kondisi ini memerlukan tabung endoskopi dan mikroskop resolusi tinggi agar meminimalisir kerusakan jaringan di sekitarnya.
- Alih-alih dipotong, dokter dapat mengangkatotot dan ligamen dengan hati-hati dari tulang belakang dan menahannya dengan retraktor
- Setelah itu, sebagian lamina diangkat sehingga dokter memiliki akses yang lebih luas ke bagian cakram.
- Pada kondisi tertentu, dokter dapat mengangkat bagian sendi face dan melebarkan saluran untuk mengurangi tekanan
- Selanjutnya, dokter bisa mengangkat bagian diskus yang menonjol atau hernia dengan menggunakan tabung dan instrumen kecil
3. Foraminotomi
Operasi foraminotomi adalah prosedur medis untuk mengatasi kompresi saraf akibat penyempitan saluran utama saraf dan pembuluh darah. Berikut langkah-langkahnya:
- Dokter dapat membuat sayatan sepanjang 1-2 inci di samping atau di atas area yang tertekan
- Setelah itu, otot dan saraf dapat digerakkan secara lebuh ke arah samping
- Pengangkatan sebagian tulang belakang membutuhkan alat instrumen kecil yang bisa masuk ke dalam tubuh
- Selanjutnya, dokter dapat membuang serpihan diskus yang menonjol atau hernia
- Hal ini dapat mengurangi tekanan pada saraf tulang belakang yang terjepit
4. Disektomi dan Fusi Serviks Anterior (ACDF)
Disektomi dan fusi serviks anterior dilakukan untuk mengatasi kerusakan cakram di leher akibat saraf terjepit. Prosedur ini memiliki beberapa langkah yang perlu diperhatikan, antara lain:
- Membuat sayatan kecil di bagian depan leher untuk mencegah kerusakan otot dan saraf
- Dokter dapat memindahkan jaringan, organ, dan struktur pembuluh darah ke samping secara perlahan-lahan
- Pengangkatan sebagian atau seluruh cakram yang rusak bisa menggunakan alat medis khusus
- Jika terdapat taji tulang, dokter dapat mengatasinya melalui pelebaran atau ekstraksi
- Setelah cakram hilang, ruang akibat pelebaran dapat diisi dengan bahan cangkok tulang, seperti tulang pinggul penderita, bahan sintetis, atau jaringan tulang donor
- Kemudian, dokter dapat menempatkan skrup, batang, dan pelat untuk menstabilkan tulang belakang selama fusi
- Setelah operasi, tulang akan tumbuh di dalam, termasuk jaringan di sekitar cangkok untuk menghilangkan rasa nyeri dalam jangka panjang
Hal yang Perlu Diperhatikan Setelah Operasi Saraf Kejepit
Ada beberapa hal yang perlu Anda perhatikan setelah menjalani operasi dan mencegah saraf terjepit berulang kembali, sebagai berikut:
- Memperhatikan lokasi terkena saraf terjepit: Sebagai contoh, saraf terjepit di leher bisa terjadi karena postur tubuh yang salah. Anda dapat mencegah gejala kambuh dengan cara memperbaiki postur selama beraktivitas sehari-hari.
- Hindari menunduk terlalu lama: Kondisi ini dapat membebani tulang leher yang membuat bantalan di antara tulang belakang lebih cepat aus. Akibatnya, saraf yang sudah dioperasi dapat mengalami rasa nyeri kembali.
- Melakukan peregangan khusus: Anda dapat melakukan peregangan khusus untuk membuat otot saraf menjadi lebih rileks dan tidak kaku lagi.
- Hindari aktivitas yang membuat otot tegang: Aktivitas ini dapat berupa mengendarai kendaraan dan olahraga terlalu berat. Setelah menjalani operasi, Anda sebaiknya menggunakan transportasi umum untuk mencegah gejala saraf kejepit muncul kembali.
Baca Juga: Waktu Tepat untuk Operasi Wasir, Kenali Ciri-Cirinya
Efek Samping Operasi Saraf Kejepit yang Perlu Diperhatikan
Perlu diketahui bahwa setiap operasi medis memiliki efek samping yang berpotensi mengganggu aktivitas sehari-hari. Risiko operasi saraf kejepit dapat meliputi beberapa hal, antara lain:
- Mengalami nyeri luar biasa pasca operasi
- Gejala yang memburuk sementara waktu
- Gejala bisa muncul jarang tetapi bersifat permanen
- Mengidap infeksi penyakit
- Mengalami kebocoran cairan tulang belakang
- Hematoma atau penumpukan darah abnormal di luar pembuluh darah
Meskipun efek samping jarang terjadi, Anda tetap perlu berkonsultasi dengan dokter terkait gangguan kesehatan pasca operasi. Masa pemulihan operasi saraf terjepit cenderung berbeda-beda, tergantung pada tingkat keparahan dan penyebab saraf kejepit.
Jika Anda khawatir terhadap operasi pembedahan, ada sejumlah obat saraf kejepit yang dapat mengatasi rasa nyeri. Misalnya, obat antiinflamasi nonsteroid (NSAID), seperti ibuprofen dan naproxen sodium.
Anda juga bisa mengatasi saraf kejepit tanpa operasi dengan cara terapi fisik. Terapi ini mampu memperkuat dan meregang otot agar terhindar dari tekanan pada saraf.
Komplikasi Operasi Saraf Kejepit
Operasi saraf kejepit memiliki komplikasi yang perlu diwaspadai. Kondisi ini dapat meliputi beberapa hal, antara lain:
- Pendarahan atau gumpalan darah di dalam tubuh
- Mengalami infeksi
- Kerusakan saraf yang parah
- Tidak ada perbaikan gejala
- Nyeri tidak kunjung hilang
- Tulang tidak menyatu seperti yang diharapkan
- Kesalahan penempatan alat instrumen
- Mengalami reaksi alergi terhadap obat anestesi
- Kerusakan jaringan
- Kebocoran cairan di tulang belakang
Konsultasi Tindakan Operasi Saraf Kejepit ke Dokter
Jika ingin melakukan operasi saraf kejepit, Anda bisa kunjungi rumah sakit Ciputra Hospital terdekat untuk konsultasi kesehatan. Yuk, jaga kesehatan tubuh dengan rutin melakukan medical check up di Ciputra Hospital.
Anda juga bisa konsultasi dan buat janji dengan dokter di Ciputra Hospital terdekat. Berikut ini adalah dokter spesialis bedah saraf di Ciputra Hospital:
- dr. I Gde Anom A. Yudha, Sp.BS, FICS, FINSS, FINO.
- dr. Zainal Abidin, Sp. BS (K)
- dr. Agus Suhendar, Sp. BS (K)
- dr. Mohammad Farihin, Sp.BS
Cek layanan rumah sakit Ciputra Hospital mulai dari rawat jalan hingga Medical Check Up (MCU) selengkapnya sekarang juga.
Telah direview oleh dr. Sony Prabowo, MARS.
Source:
- Cleveland Clinic. Minimally Invasive Spine Surgery. Juli 2024.
- The Advanced Spine Center. Surgical Treatments for a Pinched Nerve. Juli 2024.
- Mayo Clinic. Pinched Nerve. Juli 2024.