Ditulis oleh Tim Konten Medis
Kista gigi adalah jenis kista odontogenik yang ditandai dengan kantung berisi cairan di jaringan lunak dan tulang rahang. Penyebabnya bisa terjadi karena infeksi dan cedera. Biasanya, kista gigi berukuran kecil bisa hilang dengan konsumsi obat medis sesuai anjuran dokter.
Meskipun bersifat jinak, kista gigi bisa menyebabkan komplikasi serius, seperti nyeri rahang atau patah.
Ketika mengalami sakit gigi, Anda tidak boleh mengabaikannya begitu saja. Jika tidak ditangani, kondisi ini bisa menyebabkan pembengkakan atau peradangan pada gigi.
Sakit gigi juga menyebabkan kuman mudah masuk ke dalam gigi berlubang dan memicu berbagai infeksi penyakit, termasuk kista gigi. Kondisi ini menimbulkan berbagai gejala, mulai dari pembengkakan gusi hingga benjolan kecil yang dapat mengganggu aktivitas sehari-hari.
Apa Itu Kista Gigi?
Kista gigi adalah jenis kista odontogenik paling umum yang ditandai dengan kantung berisi carian di tulang rahang dan jaringan lunak. Kondisi ini dapat terbentuk di atas gigi yang belum erupsi atau gigi erupsi sebagian.
Biasanya, kista gigi muncul di salah satu gigi geraham atau gigi taring penderita. Meskipun bersifat jinak, kondisi ini bisa menyebabkan komplikasi serius apabila tidak mendapatkan perawatan segera mungkin.
Penyebab Kista Gigi
Berikut ini adalah beberapa penyebab macam-macam kista gigi yang perlu Anda waspadai:
1. Kista Periapikal
Kista periapikal terjadi akibat infeksi gigi yang menyebar ke ujung akar gigi hingga tulang yang berdekatan. Jenis kista ini tampak seperti lesi bulat atau berbentuk buah pir dan berukuran kurang dari 1 cm.
Jika tidak mendapatkan perawatan, kista periapikal bisa menyebabkan kerusakan serius pada tulang. Pasien dapat menjalani perawatan saluran akar gigi untuk mengurangi risiko gejala semakin parah.
Baca Juga: Gigi Berlubang: Penyebab dan Cara Cepat Mengobatinya
2. Kista Dentigerous
Kista dentigerous atau kista folikular adalah jenis kista odontogenik yang bersifat jinak dan non-inflamasi. Jenis kista ini sering kali tidak menunjukkan gejala dan umumnya terdeteksi oleh pemeriksaan radiografi.
Gangguan kista dentigerous jarang menyerang anak-anak, tetapi sering terjadi pada usia dua puluhan atau tiga puluhan. Tim medis dapat mengatasi kondisi ini dengan operasi rekonstruksi untuk mengembalikan tulang rahang dan struktur gigi di sekitarnya.
3. Kista Mucocele
Salah satu kista mulut dan gigi yang bisa terjadi adalah kista mucocele. Jenis kista ini cenderung tidak berbahaya dan biasanya tanpa perlu perawatan medis.
Kista mucocele biasanya tidak menimbulkan rasa sakit dan tampak seperti lesi bulat dan halus. Namun, dokter dapat melakukan eksisi bedah dengan memotong dan mengangkat kista apabila ukurannya semakin membesar.
4. Tumor Keratokistik Odontogenik
Tumor keratokistik odontogenik merupakan tumor jinak yang cenderung tidak berbahaya. Jenis tumor ini memiliki ciri-ciri khusus yang mudah terlihat baik dari segi penampilan atau pun hasil pemeriksaan mikroskopis.
Pada kebanyakan kasus, tumor keratokistik odontogenik sering kali ditemukan secara tidak sengaja saat pemeriksaan radiografi gigi. Terkadang, kondisi ini menimbulkan rasa nyeri, pembengkakan, dan keluarnya nanah yang menandakan adanya infeksi.
Gejala Kista Gigi
Kista gusi dan gigi menjadi salah satu gangguan kesehatan yang umum dialami oleh banyak orang. Kondisi ini sering kali menyerang usia antara 20 hingga 30-an, dan juga anak-anak.
Ciri-ciri kista gigi cenderung mudah dikenali sehingga Anda bisa melakukan perawatan sedini mungkin. Kondisi ini ditandai dengan beberapa gejala, seperti:
- Celah atau ruang antara gigi
- Gusi bengkak
- Gigi bergeser
- Sensitivitas gigi
- Benjolan kecil di tempat gigi seharusnya tumbuh
Diagnosis Penyakit Kista Gigi
Kista gigi memiliki ukuran yang kecil dan biasanya tidak mudah terlihat. Namun, dokter bisa mendeteksi kondisi ini dengan melakukan rontgen gigi.
Hasil rontgen pada kista akan tampak seperti bintik kecil sehingga dokter memerlukan tes penunjang lainnya. Tes ini dapat berupa pemindaian CT atau MRI untuk menyingkirkan jenis kista lainnya, seperti kista tulang aneurisma atau kista periapikal.
Jika kista berukuran besar, dokter dapat mendiagnosisnya secara langsung hanya dengan melihatnya. Setelah diagnosis, tim medis bisa menentukan prosedur perawatan yang bergantung pada ukuran kista.
Baca Juga: Apa Itu Gigi Gingsul? Ini Penyebab dan Cara Menghilangkannya
Komplikasi Kista Gigi
Tanpa pengobatan, kista gigi bisa menyebabkan komplikasi yang perlu Anda waspadai, antara lain:
- Ametoblastoma: Kondisi ini merupakan tumor langka yang terbentuk di rahang bawah atau gigi geraham belakang. Umumnya, ameloblastoma bersifat jinak (nonkanker) tetapi juga bisa menjadi ganas (kanker).
- Infeksi: Kista gigi yang terinfeksi bisa meningkatkan risiko infeksi periodontal dan periapikal.
- Nyeri rahang atau patah: Kondisi ini bisa menyebabkan rasa sakit ringan atau parah, serta memengaruhi kualitas hidup penderita.
- Kehilangan gigi: Infeksi gigi yang tidak diobati menyebabkan tekanan pada jaringan gusi sehingga melemahkan kemampuannya untuk menahan gigi pada tempatnya.
- Fraktur rahang: Jika tulang rahang melemah akibat infeksi kista, hal ini bisa menimbulkan fraktur atau patah tulang.
Cara Mengatasi Kista Gigi
Jika tidak mendapatkan pengobatan, kista gusi dan mulut dapat berbahaya bagi kesehatan rongga mulut. Pasien tidak harus menjalani operasi, tetapi bisa dengan perawatan mandiri di rumah. Berikut ini adalah beberapa cara mengobati kista gigi tanpa operasi:
1. Konsumsi Obat Pereda Nyeri
Kista gusi dan mulut biasanya muncul karena gigi yang bermasalah atau kerusakan pada jaringan gusi. Penyebab dan tingkat keparahannya akan dapat menentukan pengobatan yang tepat.
Dokter atau ahli medis profesional dapat mengobati infeksi gigi yang tidak terlalu serius dengan antibiotik atau obat pereda nyeri. Obat ini mampu mengurangi rasa sakit yang terjadi pada pasien.
2. Perawatan Gigi di Rumah
Pada beberapa kasus, kista gusi dan mulut yang belum serius bisa sembuh dengan sendirinya tanpa memerlukan penanganan medis. Anda bisa mengatasi kondisi ini dengan perawatan gigi secara mandiri di rumah.
Perawatannya dapat berupa sikat gigi sebanyak 2 kali setiap hari, berkumur dengan air garam untuk menyehatkan gusi. Jika infeksi gigi tidak kunjung sembuh, cobalah untuk berkonsultasi dengan dokter.
3. Pencabutan Gigi
Cabut gigi dapat diperlukan apabila terdapat kerusakan gigi yang parah, seperti kista gigi. Prosedur ini menjadi salah satu perawatan paling umum untuk meningkatkan kesehatan mulut secara menyeluruh.
Sebelum mencabut gigi, dokter dapat memberikan suntikan anestesi lokal untuk membuat area gigi yang dicabut menjadi rasa. Hal ini bertujuan untuk mencegah rasa sakit di seluruh tubuh.
Baca Juga: Waspadai 8 Jenis Penyakit Mulut Ringan hingga Parah
4. Perawatan Saluran Akar Gigi
Pengobatan infeksi gigi selanjutnya adalah perawatan saluran akar gigi. Perawatan ini sangat penting untuk membuang pulpa gigi yang terinfeksi di bagian tengah gigi.
Sebelum melakukan tindakan perawatan saluran akar gigi, dokter dapat mengambil rontgen gigi dan area sekitarnya. Kemudian, pasien akan mendapatkan anestesi lokal untuk membuat sekitar gigi menjadi mati rasa.
Cara Mencegah Kista Gigi
Perlu diketahui bahwa infeksi gigi tidak dapat dicegah. Namun, Anda bisa mengurangi risiko terjadinya kondisi ini dengan beberapa cara, antara lain:
- Lakukan pemeriksaan rutin ke dokter minimal 2 kali dalam setahun
- Menyikat gigi dengan menggunakan pasta gigi berfluorida
- Menggunakan benang gigi untuk membersihkan sela-sela gigi
- Hindari kebiasaan merokok
- Konsumsi makanan gizi seimbang
- Batasi asupan makanan dan minuman manis, seperti kue kering dan minuman bersoda
Pengobatan Kista Gigi ke Dokter
Apabila gejala infeksi gigi, seperti gusi bengkak, timbul rasa nyeri, atau mati rasa pada wajah yang tidak kunjung membaik setelah perawatan rumahan dan bahkan semakin parah, sebaiknya segera berkonsultasi pada dokter.
Anda bisa kunjungi rumah sakit Ciputra Hospital terdekat untuk konsultasi kesehatan. Cek layanan rumah sakit Ciputra Hospital mulai dari rawat jalan hingga Medical Check Up (MCU).
Yuk, jaga dan cek kondisi kesehatan Anda sekeluarga bersama Ciputra Hospital!
Telah direview oleh dr. Bryan
Source:
- National Institute of Dental and Craniofacial Research. Oral Hygiene. September 2024.
- National Library of Medicine. Dentigerous Cyst in a Young Child. September 2024.
- National Library of Medicine. Odontogenic Cysts. September 2024.