Ditulis oleh Tim Konten Medis
Gangguan mata astigmatisma umumnya dikenal dengan mata silinder. Gangguan mata astigmatisma dapat muncul sejak hari pertama lahir. Selain itu, dapat juga muncul karena adanya cedera di mata. Apa saja gejala dan penyebab dari gangguan mata astigmatisma? Simak ulasan lengkapnya disini!
Astigmatisma dapat muncul saat lahir atau berkembang seiring dengan penuaan.
Gangguan Mata Astigmatisma
Gangguan mata astigmatisma atau mata silinder adalah salah satu gangguan penglihatan. Beberapa orang akan mengalami gangguan mata astigmatisma sejak lahir. Secara umum, astigmatisma dapat terjadi karena mengalami cedera, penyakit, atau operasi di area mata.
Kelainan Astigmatisma
Mata manusia memiliki bentuk bulat. Saat cahaya memasuki mata, maka cahaya akan difokuskan pada retina. Ketika cahaya terfokuskan secara sempurna pada retina, maka Anda dapat melihat objek dengan jelas. Kelainan astigmatisma akan menyebabkan gangguan pada fungsi mata, seperti pandangan menjadi kabur (dekat atau jauh) dan lebih sensitif pada cahaya. Kondisi tersebut terjadi karena kornea mata memiliki kelengkungan yang tidak normal. Kelengkungan kornea mata yang tidak normal akan membiaskan cahaya sehingga tidak terfokus tepat pada retina. Akibatnya, cahaya tidak dapat terfokus dengan baik pada retina. Inilah yang membuat pandangan pada penderita astigmatisma menjadi kabur.
Astigmatisma terbagi dalam dua jenis yaitu, astigmatisma korneal dan astigmatisma lenticular. Astigmatisma korneal terjadi karena adanya kelainan pada kelengkungan kornea. Sedangkan, astigmatisma lenticular terjadi karena adanya kelainan pada kelengkungan lensa mata. Keduanya sama-sama menyebabkan penglihatan dalam jarak dekat atau jauh menjadi buram. Pemeriksaan mata akan membantu mendiagnosis jenis astigmatisma yang di alami.
Gejala Astigmatisma
Gejala yang muncul pada setiap orang akan berbeda-beda. Pada orang dengan astigmatisma ringan, gejala mungkin saja tidak dirasakan dalam kegiatan sehari-harinya. Pada sebagian besar kasus, beberapa gejala astigmatisma yang perlu diketahui, antara lain:
- Pandangan mata buram
- Kesulitan dalam melihat jarak dekat maupun jauh
- Kesulitan melihat di malam hari, terutama saat sedang mengemudi
- Dalam beberapa kondisi, perlu menyipitkan mata saat akan melihat
- Sering mengalami sakit kepala, terutama saat sedang mengerjakan pekerjaan dalam jarak dekat; menulis, mengetik, membaca
- Sering mengalami rasa lelah dan tegang pada pangkal batang hidung
- Sensitif terhadap cahaya
- Pada penderita astigmatisma kronis, penderita dapat mengalami penglihatan ganda
Penyebab Astigmatisma
Astigmatisma dapat muncul saat lahir atau berkembang seiring dengan penuaan. Kornea dan lensa mata memiliki fungsi untuk membiaskan dan meneruskan cahaya. Pada penderita astigmatisma, bentuk kornea yang tidak merata menyebabkan cahaya yang masuk tidak terbiaskan dengan sempurna. Meski astigmatisma umumnya terjadi sejak lahir, ada beberapa faktor lain yang menjadi penyebabnya yaitu:
- Mengalami penyakit mata lain
- Mengalami cedera pada mata
- Memiliki keluarga dengan riwayat astigmatisma
- Mengalami down syndrome
- Mengalami kelahiran prematur
- Munculnya benjolan pada kelopak mata
- Mengalami penyakit rabun hipermetropi atau hyperopia
Gangguan mata astigmatisma atau mata silinder adalah salah satu gangguan penglihatan.
Cara Mengatasi Astigmatisma
Cara mengatasi astigmatisma dilakukan sesuai dengan kondisi penderita. Pengobatan yang diberikan bertujuan untuk memperbaiki kualitas penglihatan mata. Dalam kasus astigmatisma yang tergolong ringan, dokter akan menyarankan untuk menggunakan kacamata atau lensa kontak. Namun, masih ada cara lain untuk mengatasi astigmatisma, antara lain:
- Operasi LASIK
Operasi LASIK atau laser-assisted in situ keratomileusis adalah operasi menggunakan laser. Hasil dari operasi LASIK ini akan membentuk ulang kornea yang sebelumnya memiliki kelengkungan tidak normal. Selain itu, operasi LASIK juga mengangkat sebagian dari jaringan kornea. Tujuan pengangkatan tersebut untuk memperbaiki kembali fokus cahaya yang masuk ke retina. - Operasi LASEK
Operasi laser-assisted subepithelial keratectomy atau LASEK merupakan operasi yang berfungsi untuk mengendurkan lapisan pelindung kornea. Setelah tahap tersebut dilakukan, selanjutnya akan dilakukan pembentukan ulang kornea menggunakan bantuan laser. Jika sudah selesai, maka lapisan pelindung kornea akan dikembalikan ke posisi awalnya. LASEK merupakan teknologi yang lebih modern ketimbang LASIK, sehingga masa penyembuhan lebih singkat dan lebih minim efek samping.
Operasi memang membantu untuk mengatasi astigmatisma. Namun, untuk beberapa kondisi dokter tidak menyarankan operasi mata menggunakan laser dilakukan. Adapun beberapa kondisi yang tidak disarankan untuk melakukan operasi mata, antara lain:
- Memiliki usia dibawah 18 tahun.
- Menderita penyakit diabetes. Pembedahan dapat memberikan kemungkinan untuk memperburuk kondisi penderita diabetes.
- Wanita yang sedang hamil atau baru melahirkan dan menyusui.
- Memiliki kondisi penyakit tertentu seperti HIV, lupus, arthritis, rheumatoid. Hal ini dikarenakan orang dengan kondisi penyakit tersebut lebih sulit untuk kembali pulih setelah operasi.
- Memiliki penyakit mata lain seperti katarak atau glaucoma. Operasi dapat dilakukan jika penyakit sebelumnya sudah diobati terlebih dahulu.
- Mengonsumsi obat tertentu yang dapat terpengaruh jika melakukan operasi mata laser.
Risiko yang mungkin terjadi setelah operasi mata anatara lain: - Mengalami mata kering setelah operasi.
- Kehilangan penglihatan. Kondisi ini dapat terjadi pada beberapa orang setelah dilakukan operasi. Hal ini juga bisa terjadi apabila dokter melakukan kesalahan dalam melakukan pengangkatan jumlah jaringan.
Mencegah Astigmatisma
Sampai saat ini tidak ada upaya yang berhasil untuk mencegah astigmatisma. Terutama bagi mereka yang mengalami astigmatisma karena faktor keturunan. Meski demikian, ada upaya sederhana yang mampu mengurangi keparahan astigmatisma. Anda dapat melakukan beberapa hal di antaranya seperti:
- Hindari mengucek mata secara berlebihan. Apalagi hingga menekan dan membuat mata terasa sakit. Hal tersebut dapat memicu kerusakan lapisan pelindung kornea mata.
- Lakukan olahraga sederhana pada mata Anda. Terdapat banyak referensi olahraga mata yang dapat membantu menjaga kesehatan mata.
- Bila bekerja dalam jarak dekat >4 jam per harinya, biasakan melakukan peregangan mata.
- Jika muncul gejala lakukan pemeriksaan medis sedini mungkin
- Pilihlah menggunakan kacamata dibandingkan lensa kontak. Lensa kontak memiliki risiko tinggi menyebabkan iritasi.
- Selalu bekerja ditempat dengan penerangan yang cukup.
- Konsumsi makanan sehat seperti sayur dan buah untuk menutrisi mata.
Kondisi astigmatisma setiap orang berbeda-beda. Oleh karena itu, selalu lakukan konsultasi kepada dokter untuk mendapatkan metode penanganan yang tepat. Sekian informasi mengenai gangguan mata astigmatisma. Semoga bermanfaat.
Telah direview oleh dr. Edwin Halim
Source:
- Astigmatisme
- 9 dari Kacamata Pemblokir Cahaya Biru Terbaik
- Astigmatisme: Penyebab, Definisi, Jenis, Pengobatan