Ditulis oleh Tim Konten Medis
Efek samping antihistamin yang umum dialami adalah mengantuk. Rasa kantuk ini sering dirasakan khususnya jika Anda mengonsumsi antihistamin generasi pertama. Sedangkan pada antihistamin generasi kedua efek samping yang ditimbulkan lebih sedikit. Walau begitu, Anda tetap harus mewaspadai efek samping lain yang mungkin terjadi saat Anda mengonsumsi Antihistamin. Info selengkapnya mengenai efek samping antihistamin dapat Anda simak pada artikel berikut.
Antihistamin dapat membantu meredakan gejala alergi, seperti gatal, ruam hingga kulit melepuh.
Kulit Melepuh Antihistamin
Jika Anda mengalami gejala alergi tertentu seperti ruam, gatal, hingga kulit terluka seperti lecet atau melepuh, minumlah antihistamin untuk membantu meredakannya. Selain antihistamin, Anda juga dapat menggunakan krim hidrokortison atau salep steroid lain yang lebih kuat. Anda mungkin membutuhkan pil steroid jika zat alergi menyebabkan reaksi meluas di kulit Anda.
Penggolongan Antihistamin
Antihistamin dibagi menjadi dua generasi yaitu, generasi pertama dan kedua. Seperti namanya, antihistamin generasi pertama merupakan jenis antihistamin yang pertama kali disetujui oleh Food and Drug Administration (FDA). Pertama kali beredar di negara Amerika Serikat dan masih digunakan sampai sekarang.
Cara antihistamin generasi pertama bekerja adalah melalui reseptor histamin di otak dan sumsum tulang belakang bersamaan dengan jenis reseptor lain. Efek samping yang mungkin Anda rasakan saat mengonsumsi antihistamin generasi pertama adalah merasa kantuk. Contoh antihistamin generasi pertama adalah chlorphenamine (termasuk Piriton), hydroxyzine, mebhydrolin, cyproheptadine, promethazine.
Selanjutnya ada antihistamin generasi kedua. Jenis ini disetujui oleh FDA dan dipasarkan pertama kali pada tahun 1980-an. Berbeda dengan pendahulunya, antihistamin generasi kedua tidak menyebabkan kantuk. Antihistamin generasi kedua sering dianggap lebih aman untuk dikonsumsi karena memiliki efek samping yang lebih sedikit. Contoh antihistamin generasi kedua adalah cetirizine, fexofenadine dan loratadine, terfenadine, desloratadine.
Mekanisme Kerja Antihistamin
Lantas bagaimana antihistamin bekerja dalam tubuh kita? Antihistamin bekerja dengan dengan memblokir efek zat bernama histamin di tubuh Anda. Histamin umum dilepaskan, saat tubuh mendeteksi hal yang berbahaya seperti infeksi virus. Saat dilepaskan, pembuluh darah akan membesar, dan kulit akan tampak membengkak. Hal ini bertujuan untuk membantu melindungi tubuh Anda.
Namun, berbeda dengan mereka yang memiliki alergi. Ketika ada hal-hal yang memicu alergi, tubuh salah menangkap sinyal pada sesuatu yang tidak berbahaya, seperti misalnya serbuk sari, debu rumah, atau bulu hewan sebagai ancaman dan menghasilkan histamin. Alhasil histamin melepaskan diri, dan menyebabkan reaksi alergi seperti gatal, mata berair, hidung berair, bersin, batuk, dan ruam pada kulit.
Di sinilah antihistamin berfungsi untuk membantu mencegah munculnya reaksi alergi saat Anda bersentuhan dengan zat yang dapat menyebabkan Anda alergi. Atau jika Anda terlanjur terpapar zat-zat yang menyebabkan alergi, antihistamin dapat mengurangi tingkat keparahan gejala yang Anda alami.
Salah satu efek samping antihistamin, yakni mual dan muntah.
Efek Samping Antihistamin
Tahukah Anda apa efek samping antihistamin? Sama seperti obat-obatan lainnya, antihistamin memiliki efek samping. Berikut adalah beberapa efek samping yang mungkin Anda rasakan saat menggunakan antihistamin:
- Mengantuk, oleh karena itu hindari berkendara setelah mengonsumsi obat ini
- Mulut terasa kering
- Penglihatan kabur
- Susah buang air kecil
- Sakit kepala
- Mual dan muntah
- Kebingungan
- Kegelisahan atau kemurungan (pada beberapa anak kecil)
Untuk mengetahui detail efek samping antihistamin, Anda dapat memeriksa lembar kertas buku petunjuk yang biasanya ada di dalam kotak saat obat diberikan. Di lembar tersebut Anda dapat melihat kemungkinan efek samping dan saran mengenai kapan sebaiknya bantuan medis lainnya diperoleh. Jika Anda mengalami efek samping yang tidak terduga, segera hubungi dokter atau rumah sakit terdekat untuk memperoleh jenis perawatan terbaik.
Antihistamin Untuk Biduran
Antihistamin yang dijual bebas di apotek seperti Claritin, Zyrtec atau diphenhydramine (bentuk generik Benadryl) dapat membantu meredakan gatal-gatal dan biduran. Antihistamin dirancang untuk mengurangi atau memblokir histamin, zat kimia dalam tubuh yang bertanggung jawab atas benjolan dan gatal. Jika gatal tidak berkurang bahkan setelah obatnya habis, Anda dapat coba untuk memperhatikan 3-5 hari saat Anda mengonsumsi obat.
Setelah itu, hentikan konsumsi obat untuk mengetahui apakah gatal berkurang atau justru bertambah banyak. Jika gatal bertambah banyak, Anda dapat menemui dokter untuk mendapatkan pertolongan terbaik atas kondisi yang sedang Anda alami.
Nah sekarang Anda sudah memperoleh informasi lebih detail mengenai efek samping antihistamin terhadap tubuh Anda. Efek samping antihistamin dapat dihindari dengan membaca buku petunjuk dan bertanya pada dokter atau apoteker. Semoga informasi ini bermanfaat, jangan lupa bagikan artikel ini ke keluarga dan orang terdekat Anda. Tetap jaga kesehatan, sampai jumpa kembali di artikel kesehatan menarik lainnya.
Telah direview oleh dr. Febriani K. H.
Source: