Ditulis oleh Tim Konten Medis
Ciri-ciri terkena cacing pita kadang-kadang menimbulkan berat badan menurun, kekurangan gizi, sakit perut, diare, mual dan muntah. Bahkan, Anda bisa menemukan telur, larva, atau segmen cacing pita di dalam feses saat buang air besar.

Penyakit cacingan adalah infeksi parasit yang mengakibatkan seseorang mengalami kekurangan gizi. Gejalanya cenderung bervariasi dan biasanya berupa gatal pada anus serta menurunnya berat badan.
Berdasarkan jenisnya, penyakit cacingan terbagi atas beberapa jenis, salah satunya adalah infeksi cacing pita. Parasit ini perlu Anda waspadai dan dapat masuk ke tubuh saat mengonsumsi daging yang tidak matang.
Apa Itu Infeksi Cacing Pita?
Penyakit cacing pita adalah cacing parasit yang hidung di usus hewan sebagai inangnya. Parasit ini memiliki bentuk pipih dan sesuai namanya menyerupai pita.
Sebagian besar cacing pita menginfeksi banyak hewan, terutama hewan ternak (kambing, sapi, dan babi). Infeksi ini terbagi atas dua bentuk utama yaitu:
1. Cacing Pita Usus
Ini merupakan jenis cacing pita dewasa yang menetas dan tumbuh di dalam usus hewan. Cacing pita usus dapat menempel pada dinding usus dan menyerap nutrisi dari makanan yang dikonsumsi inangnya.
Dalam istilah medis, infeksi cacing pita memiliki sebutan sebagai taeniasis. Istilah ini merujuk pada infeksi cacing pita dari genus Taenia yang sering menyerang manusia sebagai inangnya.
Jika terinfeksi, infeksi cacing pita sering tidak menimbulkan gejala sehingga banyak penderita yang tidak menyadarinya. Namun, infeksi yang parah bisa memicu kekurangan gizi.
Pada beberapa kasus, cacing pita bisa hidung di dalam usus hingga 30 tahun dan akan terus tumbuh sampai sepanjang 30 kaki.
Baca Juga: Jenis Obat Cacing untuk Dewasa dan Anak-Anak
2. Infeksi Larva Cacing Pita Invasif
Anda bisa mengalami infeksi ini apabila cacing pita usus telah menyebar ke bagian tubuh lainnya dan memasuki aliran darah. Larva dari cacing pita bisa menempel di bagian dalam tubuh dan membentuk kista.
Akibatnya, tubuh dapat mengalami berbagai komplikasi, tergantung tempat berkembangnya larva cacing pita. Misalnya, di paru-paru, hati, atau jantung yang dapat mengganggu fungsi bagian tubuh tersebut.
Bahhkan, kista yang menempel di sumsum tulang belakang dan otak bisa meningkatkan risiko masalah neurologis, termasuk kejang. Dalam istilah medis, infeksi larva penyebab kista dikenal dengan sebutan sistiserkosis.
Ciri-Ciri Infeksi Cacing Pita
Terkadang, ciri-ciri orang terkena cacing pita dapat Anda kenali dengan kondisi, sebagai berikut:
- Sering merasa lapar atau nafsu makan menurun
- Sakit perut
- Merasa lemah dan kelelahan
- Mual dan muntah
- Diare
- Berat badan menurun
- Kekurangan nutrisi, seperti vitamin dan mineral
- Sulit tidur
- Telur, larva, atau segmen cacing pita terdapat dalam feses
- Radang usus
- Pusing
- Kejang (pada kasus yang parah)
Namun, penting Anda ingat bahwa cacing pita lebih sering tidak menimbulkan gejala. Satu-satunya gejala cacing pita yang paling umum adalah munculnya segmen cacing yang bergerak saat buang air besar.
Jarang terjadi, cacing pita bisa menyebabkan komplikasi serius, seperti penyumbatan di usus, saluran empedu, atau saluran pankreas. Ini dapat terjadi apabila infeksi cacing tidak tertangani dengan baik.
Bila infeksi cacing pita babi menyebar ke bagian tubuh lain, parasit ini bisa meningkatkan risiko kerusakan pada hati, jantung, mata, dan otak. Bahkan, infeksi cacing pita dapat mengancam nyawa, terutama sudah menimbulkan gejala kejang akibat kerusakan organ tubuh tertentu.
Baca Juga: Cara Minum Obat Cacing, Efek Samping, dan Pantangannya
Cara Mendeteksi Infeksi Cacing Pita
Seseorang dapat terkena infeksi cacing pita apabila minum air, mengonsumsi daging hewan, atau kontak dekat dengan hewan dan tanah yang terkontaminasi. Cara mengetahui apakah kita cacingan bisa dengan pemeriksaan medis.
Dokter dapat mendeteksi adanya infeksi cacing dengan memeriksa sampel feses pasien. Sampel ini akan dikirimkan ke laboratorium untuk mendapatkan pemeriksaan lebih lanjut.
Dokter juga akan memeriksa area anus pasien untuk mencari adanya telur atau larva. Berdasarkan jenis infeksi larva cacing pita, dokter dapat melakukan tes lanjutan agar mendiagnosis penyakit secara akurat.
Tes ini meliputi tes darah, pencitraan, dan tes organ. Pada tes darah, ini bertujuan untuk memeriksa antibodi yang sudah terinfeksi oleh cacing.
Sementara pemindaian pencitraan (rontgen dada, USG, CT atau MRI scan) dan tes organ untuk memeriksa fungsi organ apakah berfungsi dengan baik atau tidak. Pada beberapa kasus, infeksi cacing pita bisa sembuh sendiri karena dapat keluar dari tubuh melalui feses dengan sendirinya.
Meski demikian, penting untuk mendapatkan pengobatan segera mungkin agar terhindar dari risiko komplikasi. Dokter dapat meresepkan obat-obatan, seperti mebendazole, pyrantel pamoate, dan albendazole sebagai cara membunuh cacing pita.
Obat ini akan diberikan kepada pasien sebanyak satu dosis di awal dan dosis lain dari obat yang sama setelah 2 minggu kemudian. Pemberian obat setelah infeksi bertujuan untuk mencegah infeksi ulang karena obat-obatan tidak membunuh telur cacing.
Cara Mencegah Infeksi Cacing Pita
Anda bisa mengurangi risiko terkena infeksi cacing pita dengan cara-cara, seperti:
- Mencuci tangan sebelum dan sesudah menggunakan toilet
- Hindari mengonsumsi ikan dan daging mentah
- Masak daging hingga matang
- Bekukan daging hingga minus 4 derajat Fahrenheit setidaknya 24 jam untuk membunuh telur cacing pita
- Masak sayur dan buah dengan air matang
- Cuci tangan dengan sabun sebelum menyiapkan atau mengonsumsi makanan
Baca Juga: Apa itu Cacing Kremi dan Mengatasinya?
Itulah pembahasan mengenai ciri-ciri terkena cacing pita. Jika mengalami rasa gatal parah pada bagian anus atau munculnya segmen cacing pita di feses, sebaiknya segera periksakan diri ke dokter untuk mendapatkan perawatan yang tepat.
Anda bisa kunjungi rumah sakit Ciputra Hospital terdekat untuk konsultasi kesehatan. Yuk, jaga kesehatan tubuh dengan rutin melakukan medical check up di Ciputra Hospital.
Anda juga bisa konsultasi dan buat janji dengan dokter di Ciputra Hospital terdekat. Cek layanan rumah sakit Ciputra Hospital mulai dari rawat jalan hingga Medical Check Up (MCU) selengkapnya sekarang juga.
Telah direview oleh Dr. Sony Prabowo, MARS
Source:
- Cleveland Clinic. Tapeworm Infection. Juli 2025.
- WebMD. Tapeworms in Humans. Juli 2025.
- Medical News Today. Everything You Need to Know about Tapeworms. Juli 2025.