Ditulis oleh Tim Konten Medis
Cara meningkatkan konsentrasi bayi cukup beragam, seperti mengajaknya berbicara, membacakan buku, bermain sensory play, dan hindari paparan gadget. Jika anak sulit berkonsentrasi, penyebabnya bisa karena kurang tidur, asupan nutrisi tidak seimbang, dan distraksi di lingkungan sekitarnya.

Membacakan buku dapat meningkatkan konsentrasi.
Konsentrasi tidak hanya dikhususkan bagi orang dewasa saja. Namun, hal ini sangat penting dalam perkembangan anak sejak usia dini.
Meskipun terlihat sederhana, kemampuan bayi untuk fokus saat bermain, mendengarkan suara, atau menatap wajah kedua orang tuanya menjadi tanda awal dari keterampilan kognitif yang akan terus berkembang. Oleh sebab itu, penting bagi orang tua untuk memahami cara menstimulasi dan meningkatkan konsentrasi bayi sejak dini.
Kapan Bayi Mulai Bisa Fokus Konsentrasi?
Jawabannya, cenderung bervariasi. Sebab, lama bayi bisa mulai fokus konsentrasi tergantung pada masing-masing anak dan tidak hanya bergantung pada usianya.
Saat baru lahir, bayi biasanya mulai fokus pada hal-hal, seperti wajah atau suara dari kedua orang tuanya. Seiring bertambahnya usia, anak mulai belajar untuk mengabaikan gangguan dan mulai mengendalikan perhatiannya. Setiap bayi berkembang dengan kecepatan berbeda, namun secara umum :
- 0–12 bulan: Mulai memperhatikan wajah, suara, dan benda mencolok di sekitar.
- 1–2 tahun: Fokus pada aktivitas yang mereka sukai, namun mudah teralihkan.
- 2–3 tahun: Mulai bermain sendiri dalam waktu singkat dan merespons perintah.
- 3–4 tahun: Mampu mengalihkan perhatian secara mandiri.
- 4–5 tahun: Bisa fokus lebih lama dan mengikuti arahan saat bermain.
- 6 tahun ke atas: Dapat berkonsentrasi pada tugas yang kurang menarik sekalipun.
Tips Meningkatkan Konsentrasi Bayi
Berikut ini adalah beberapa cara meningkatkan konsentrasi anak tanpa paksaan yang bisa Anda lakukan sehari-hari:
1. Menerapkan Rutinitas yang Konsisten
Salah satu cara melatih konsentrasi bayi yaitu menerapkan rutinitas yang konsisten. Misalnya, mengajak anak bermain bersama di ruangan yang sama setiap hari. Ini dapat membantu mengembangkan daya ingat jangka pendek bayi.
Baca Juga: 12 Cara Melatih Anak Berjalanan yang Efektif dan Cepat
2. Istirahat yang Cukup
Bayi perlu istirahat yang cukup dengan total jam tidur sekitar 14 jam pada usia 6-9 bulan. Ini sangat penting untuk mendukung pertumbuhan fisik dan perkembangan otak mereka secara optimal.
Anda dapat membantu bayi untuk tidur apabila mereka menunjukkan tanda-tanda, seperti menguap, memalingkan mata, dan seolah-olah menggosok mata. Bila terbangun di malam hari, tenangkan bayi dengan cara menepuk-nepuk bagian tubuhnya dan hindari mengangkatnya dari tempat tidur.
3. Mengajak Bayi Bicara
Cara melatih anak agar fokus bisa mengajaknya berbicara. Hal ini dapat mengaktifkan fungsi penting di bagian otak yang mengatur bahasa.
Semakin banyak kata yang mereka dengar, ini dapat memperkuat keterampilan bahasa anak. Seiring waktu, anak cenderung lebih banyak berbicara, mengetahui lebih banyak kata, dan mudah fokus.
4. Memenuhi Kebutuhan Gizi
Berbagai riset membuktikan bahwa asupan gizi yang cukup dapat membantu perkembangan penglihatan yang baik agar anak bisa lebih fokus. Saat usia bayi mencapai 6 bulan, Anda bisa memberikan makanan pendamping ASI (MPASI) untuk mencukupi kebutuhan nutrisinya.
Bayi dapat mengonsumsi telur, ikan berlemak, dan sayuran berdaun hijau. Jenis makanan ini kaya akan vitamin dan mineral, seperti asam lemak omega-3, protein, dan zat besi untuk mendukung perkembangan otak secara optimal.
5. Membacakan Buku
Cara meningkatkan konsentrasi bayi berikutnya adalah dengan membacakan buku. Cara ini dapat mengajarkan bayi tentang komunikasi, mengenalkan konsep angka, huruf, warna, dan bentuk, serta membangun keterampilan memori dan kosakata.
Pada bayi usia 4-6 bulan, mereka akan menunjukkan minat pada buku dengan meraih dan memegang objek tersebut. Terkadang, anak tidak sengaja menggigit dan menjatuhkan buku.
Baca Juga: Kenali Umur Berapa Bayi Bisa Duduk dan Tanda-Tandanya
6. Hindari Paparan Gadget
Dilansir dari World Health Organization, ada banyak efek negatif telalu banyak menonton layan (screen time) pada bayi dan anak-anak. Salah satunya adalah memiliki rentang perhatian pendek dan empati lebih rendah.
Para ahli menyarankan untuk tidak memberikan waktu bermain gadget pada bayi di bawah usia 2 tahun. Sementara usia di atas 2-4 tahun hanya boleh menatap layar tidak lebih dari satu jam.
7. Bermain Sensory Play
Sensory play adalah aktivitas yang melibatkan berbagai indra tubuh, seperti sentuhan, penglihatan, pendengaran, perasa, dan penciuman. Aktivitas ini dapat membantu anak-anak untuk berinteraksi dan memahami lingkungan sekitar mereka.
Bahkan, sensory play bermanfaat untuk mendukung perkembangan otak, daya ingat, dan pemecahan masalah. Anda bisa mengajak untuk bermain pasir, air, dan melukis dengan tangan atau kaki mereka.
8. Stimulasi Secukupnya
Stimulasi adalah aktivitas untuk merangsang kemampuan dasar bayi, baik dalam berbahasa, bersosialisasi, emosional, dan intelegensi. Aktivitas ini melibatkan indra manusia, seperti mengajak mereka untuk bergerak aktif dan memijat bagian tubuh tertentu.
Namun, stimulasi berlebihan bisa membuat bayi kelelahan. Akibatnya, mereka mudah rewel dan menangis. Bahkan, kelelahan akibat stimulasi berlebihan dapat membuat bayi sulit fokus dan tidak mampu berkonsentrasi. Berikan waktu tenang dan hindari overstimulasi dengan suara keras atau mainan berlebihan.
9. Mengajak Bayi Bernyanyi
Musik terbukti efektif untuk mendukung kesehatan otak sejak masa kanak-kanak hingga dewasa. Ini dapat membantu mereka rileks, merasakan senang, dan berkomunikasi dengan Anda.
Bayi juga belajar cara membedakan bunyi dan melodi sejak dini sehingga merangsang perkembangan bahasanya. Cobalah untuk menyanyikan lagi pengantar tidur padi bayi guna mendukung perkembangannya.
10. Berikan Ruang untuk Eksplorasi
Sebagai orang tua, berikan kesempatan bagi anak untuk bermain dan menjelajahi lingkungan sekitarnya. Ini bermanfaat untuk mengembangkan keterampilan sosial, pemecahan masalah, dan mengundang rasa ingin tahu.
Pastikan ruangan cukup aman sehingga mengurangi risiko cedera pada bayi saat bayi. Jauhkan furnitur yang berbahaya, seperti stopkontak, ujung dan sudut tajam agar tidak melukai anak-anak.
Baca Juga: Catat, 7 Cara Menambah Nafsu Makan pada Ibu Hamil
Apa yang Membuat Anak Kehilangan Fokus?
Usia bukanlah satu-satunya hal yang memengaruhi lama fokus anak. Ada beberapa faktor yang membuat anak kehilangan fokus, di antaranya:
- Tidak tertarik pada hal tertentu: Anak sering kali fokus pada hal yang mereka minati.
- Merasa lapar: Penelitian membuktikan bahwa kondisi lapar membuat anak tidak dapat berkonsentrasi sehingga rentang perhatiannya cenderung pendek.
- Tidak cukup tidur: Jika anak tidak mendapatkan cukup tidur, mereka dapat mengalami gangguan ingatan, tidak mampu memecahkan masalah, dan sulit fokus.
- Stres: Pada stres kronis, kondisi ini bisa menghambat kemampuan anak untuk tetap fokus.
- Berada di lingkungan yang ramai: Berada di tempat atau ruangan yang banyak gangguan, seperti suara keras dan lampu menyala-nyala dapat mengganggu konsentrasi anak.
Jika anak sulit fokus dan berkonsentrasi, serta menunjukkan tanda-tanda kesulitan belajar, sebaiknya segera periksakan diri ke dokter untuk mendapatkan penanganan yang tepat. Anda bisa kunjungi rumah sakit Ciputra Hospital terdekat untuk konsultasi kesehatan.
Yuk, jaga kesehatan tubuh dengan rutin melakukan medical check up di Ciputra Hospital. Anda juga bisa konsultasi dan buat janji dengan dokter di Ciputra Hospital terdekat.
Cek layanan rumah sakit Ciputra Hospital mulai dari rawat jalan hingga Medical Check Up (MCU) selengkapnya sekarang juga.
Telah direview oleh dr. Sherly
Source:
- Action for Children. What is Sensory Play and Why is It Important?. Juni 2025.
- Sanford Health. Why Your Baby Needs to Play and Explore. Juni 2025.
- Stanford Medicine. What Are an Infant’s Sleep Needs?. Juni 2025.
- Unicef. Babies Need Humans, Not Screens. Juni 2025.