Ditulis oleh Tim Konten Medis
Ablasi jantung adalah perawatan untuk mengatasi detak jantung tidak teratur (aritmia). Perawatan ini sangat penting apabila obat-obatan tidak dapat mengelola aritmia dan menimbulkan gejala serius lainnya.

Ablasi jantung termasuk prosedur minimal invasif.
Jantung adalah organ vital berukuran satu kepalan tangan orang dewasa yang berperan untuk memompa darah ke seluruh tubuh. Organ ini terdiri dari 4 bagian otot (bilik) yang membawa oksigen dan nutrisi ke sel-sel tubuh, serta membuang karbon dioksida.
Jika fungsinya tidak bekerja dengan baik, dokter dapat merekomendasikan tindakan ablasi jantung untuk mengetahui penyebabnya dan memperoleh penanganan yang tepat. Pemeriksaan ini melibatkan kateter (tabung) untuk mengetahui masalah kesehatan pada jantung.
Pengertian Ablasi Jantung
Terapi ablasi jantung atau ablasi kateter adalah prosedur minimal invasif untuk mengatasi adanya gangguan irama jantung (aritmia). Pada prosedur ini, dokter akan memasukkan kateter berbentuk tabung melalui pembuluh darah ke jantung.
Ablasi jantung juga menggunakan ablasi frekuensi radio (bersuhu panas) atau krioablasi (bersuhu dingin). Ini berperan penting untuk membuat jaringan parut di area jantung, menghambat gangguan impuls listrik, dan mencegah detak jantuk tidak teratur. Selama prosedur berlangsung, pasien dapat menerima sedasi atau anestesi umum.
Baca Juga: 14 Tanda Sakit Jantung yang Penting Diwaspadai
Fungsi Ablasi Jantung
Fungsi ablasi jantung adalah untuk mengatasi sebagian besar jenis gangguan detak jantung. Namun, prosedur ini bukanlah perawatan pertama yang direkomendasikan oleh tim medis.
Dokter biasanya meresepkan obat-obatan terlebih dahulu guna mengurangi gejala ritme jantung abnormal. Jika pengobatan tidak berhasil, maka pasien akan menerima tindakan ablasi jantung.
Prosedur ini dapat mengobati jenis aritmia, sebagai berikut:
- Fibrilasi atrium dan atrial flutter: Atrium (bilik atas jantung) tidak berdetak secara teratur. Ini bisa menyebabkan gumpalan darah dan risiko terkena stroke.
- Takikardia supraventrikular: Kondisi ini ditandai dengan detak jantung yang terlalu cepat dan tidak teratur, seperti 300 detak dalam 1 menit. Gejalanya bisa terjadi berulang atau berlangsung dalam waktu lama hingga merusak jantung.
- Takikardia ventrikel: Bilik bawah jantung mulai berdetak terlalu cepat. Ini berpotensi berbahaya karena bisa memicu serangan jantung.
- Fibrilasi ventrikel: Detak jantung cenderung tidak efektif dan tidak teratur, terutama pada bilik jantung bagian bawah (ventrikel).
- Henti jantung mendadak: Kondisi ketika jantung berhenti secara tiba-tiba dan memerlukan penanganan medis segera mungkin.
Jenis-Jenis Ablasi Jantung
Tim medis dapat melakukan ablasi jantung dengan dua prosedur utama yaitu ablasi kateter dan ablasi bedah. Ablasi kateter merupakan prosedur yang umum dengan memasukkan tabung tipis (kateter) dan fleksibel ke dalam pembuluh darah di kaki atau leher, serta mengarahkannya ke jantung.
Ketika sudah mencapai area detak jantung abnormal, kateter bisa menghancurkan sel-sel tertentu untuk mengembalikan detak jantung normal. Prosedur ini terdiri dari dua jenis, di antaranya:
- Ablasi frekuensi radio: Dokter menggunakan kateter yang melibatkan energi frekuensi radional untuk membuat jaringan parut melingkar di area setiap atau kelompok vena.
- Krioablasi: Sebuah kateter tunggal, di mana tim medis menggunakan suhu rendah untuk membekukan jaringan dan menyebabkan bekas luka.
Sementara itu, ablasi bedah perlu dilakukan dengan menyanyat bagian dada pasien. Prosedur ini terbagi atas 3 jenis, seperti:
- Teknik labirin: Pasien dapat menjalani prosedur ini saat operasi jantung terbuka, terutama saat bypass jantung atau penggantian katup.
- Labirin mini: Dokter dapat membuat sayatan kecil di antara tulang rusuk dan menggunakan kamera untuk melakukan ablasi kateter.
- Prosedur konvergen: Ini mengombinasikan prosedur ablasi kateter dengan labirin mini. Dokter menggunakan ablasi frekuensi radio di vena pulmonalis dan membuat sayatan kecil di bawah tulang dada.
Hal yang Perlu Diperhatikan Sebelum Tindakan
Biaya ablasi jantung cenderung bervariasi, tergantung pada fasilitas dan layanan kesehatan yang Anda kunjungi. Secara umum, biaya prosedur ini berkisar mulai dari puluhan hingga ratusan juta.
Namun, Anda bisa melakukan prosedur radiofrekuensi ablasi (RFA) yang dapat ditanggung oleh BPJS Kesehatan sesuai dengan syarat dan ketentuan yang berlaku. Sebelum melakukan tindakan, ada beberapa hal yang perlu Anda perhatikan, di antaranya:
- Dokter akan meminta pasien untuk berpuasa (tidak makan dan minum ) pada waktu tengah malam sebelum prosedur
- Beri tahu dokter terkait obat-obatan yang Anda konsumsi sehari-hari
- Hindari penggunaan perhiasan selama prosedur
Prosedur Ablasi Jantung
Dokter dan tim medis lainnya dapat melakukan ablasi jantung di ruangan laboratorium elektrofisiologi (EP) atau kateterisasi rumah sakit. Berikut ini adalah prosedur yang dilakukan:
- Tim medis akan memasang infus ke pembuluh darah di lengan sehingga pasien bisa menerima anestesi untuk mencegah rasa sakit
- Kemudian, mereka dapat membersihkan atau mencukur area ablasi yang biasanya berada di selangkangan
- Dokter menusukkan jarum ke kulit dan ke pembuluh darah di selangkangan, lengan, leher, atau paha atas
- Selanjutnya, mereka akan memasukkan beberapa tabung panjang dan tipis yang disertai kabel (kateter elektroda) melalui selubung dan menghubungkannya ke arah jantung
- Dokter dapat mengetahui jaringan abnormal yang memicu aritmiia dengan mengirimkan impuls listrik kecil melalui kateter elektroda
- Dokter akan menempatkan kateter tepat di dalam jantung, lalu memberikan energi frekuensi radio ringan yang tidak menimbulkan rasa sakit
- Ablasi jantung kateter biasanya berrlangsung selama 4 jam atau lebih
Hal yang Perlu Diperhatikan Setelah Tindakan
Setelah prosedur, dokter memberikan tekanan pada lokasi kateter untuk mengurangi pendarahan. Pada kondisi ini, pasien dapat berbaring di tempat tidur selama minimal 1 jam, atau hingga 5-6 jam.
Anda dapat mengalami gejala, seperti kelelahan, nyeri dada, dan detak jantung cepat atau tidak teratur selama 2-3 hari setelah prosedur. Dokter akan meresepkan obat-obatan tertentu untuk membantu mengendalikan detak jantung. Pemulihan setelah ablasi jantung biasanya sekitar 1-2 minggu, tergantung kondisi kesehatan pasien.
Baca Juga: 14 Makanan dan Minuman Sehat untuk Jantung, Apa Saja?
Risiko Ablasi Jantung
Sama seperti prosedur medis lainnya, ada risiko dan efek samping ablasi jantung yang perlu Anda perhatikan. Risiko ini dapat berupa:
- Kerusakan pembuluh darah dan katup jantung
- Pendarahan atau infeksi pada lokasi pemasangan kateter
- Gejala stroke atau serangan jantung
- Denyut jantung melambat sehingga memerlukan alat pacu jantung untuk mengatasinya
- Detak jantung tidak teratur atau bahkan bertambah parah
- Terdapat gumpalan darah di tungkai atau paru-paru
- Penyempitan pembuluh darah vena yang memiliki sebutan stenosis vena pulmonalis
- Kerusakan ginjal akibat kontras yang digunakan selama prosedur berlangsung
Tidak hanya itu, prosedur ini juga memicu kenaikan berat badan yang biasanya bersifat sementara. Dokter dapat meresepkan obat diuretik untuk membantu mengeluarkan cairan yang tertahan setelah ablasi jantung.
Jika mengalami masalah pada jantung dan memerlukan prosedur ablasi jantung, konsultasikan ke dokter terlebih dahulu. Anda bisa kunjungi rumah sakit Ciputra Hospital terdekat untuk konsultasi kesehatan.
Yuk, jaga kesehatan tubuh dengan rutin melakukan medical check up di Ciputra Hospital. Anda juga bisa konsultasi dan buat janji dengan dokter di Ciputra Hospital terdekat.
Cek layanan rumah sakit Ciputra Hospital mulai dari rawat jalan hingga Medical Check Up (MCU) selengkapnya sekarang juga.
Telah direview oleh dr. Sony Prabowo, MARS
Source:
- American Heart Association. Ablation for Arrhythmias. Juni 2025.
- Cleveland Clinic. Cardiac Ablation. Juni 2025.
- Mayo Clinic. Cardiac Ablation. Juni 2025.
- MedlinePlus. Cardiac Ablation Procedures. Juni 2025.