Ditulis oleh Tim Konten Medis
Gangguan pendengaran pada anak tidak boleh Anda abaikan begitu saja. Gejalanya berupa tidak terkejut ketika mendengar suara keras. Kondisi ini dapat ditangani sedari dini, seperti dengan bantuan alat bantu dengar untuk mengembalikan pendengarannya ke tingkat normal.

Gangguan pendengaran perlu diatasi.
Selama ini, banyak orang mengira gangguan pendengaran akibat kebisingan hanya terjadi pada orang dewasa saja, bukan anak-anak. Padahal, kondisi ini dapat terjadi pada siapa saja, termasuk bayi dan anak usia dini.
Bahkan, dilansir dari Better Health Channel, sekitar satu dari 5 anak remaja sering terpapar suara keras dengan desibel tinggi, seperti konsel musik rock dan sekitar tiga seperempat orang yang rutin pergi ke kelab malam mengalami tinnitus (telinga berdenging) sementara atau hanya sebelahnya. Tinnitus menjadi tanda awal dari gejala kerusakan telinga yang terjadi.
Apa Itu Gangguan Pendengaran pada Anak?
Gangguan pendengaran adalah masalah pada telinga anak yang ditandai dengan berkurangnya kemampuan untuk mendengarkan suara. Kondisi ini dapat memengaruhi satu atau kedua telinga dengan gejala ringan hingga berat.
Gangguan pendengaran pada anak, terutama usia balita membutuhkan penanganan medis segera mungkin. Sebab, gejala ringan sekalipun bisa mengganggu kemampuan anak dalam berbicara dan berbahasa.
Mengutip dari Children Hospital, ada sekitar 4 dari total 1.000 bayi lahir dengan gangguan pendengaran. Sementara pada usia 12 tahun, terdapat 20 persen anak mengalami masalah pada pendengarannya.
Kondisi ini bisa terjadi karena berbagai hal, seperti trauma kepala. Gangguan pendengaran bisa bersifat sementara atau permanen, tergantung pada jenis dan penyebabnya.
Jenis gangguan pendengaran terbagi atas beberapa tingkatan yaitu ringan, sedang, berat, atau sangat berat. Berikut penjelasannya:
- Gangguan pendengaran ringan: Anak sulit mendengar suara lembut.
- Gangguan pendengaran sedang: Sulit mengikuti percakapan pada tingkat normal, terutama jika ada ada suara bising di sekitarnya.
- Masalah pendengaran parah atau berat: Kondisi ini membuat anak sulit mendengar suara keras.
- Masalah pendengaran sangat berat: Pada kondisi ini, anak tidak dapat mendengarkan sebagian besar suara.
Penyebab Anak Mengalami Gangguan Pendengaran
Berikut ini adalah penyebab gangguan pendengaran pada anak yang perlu Anda ketahui:
1. Bersifat Bawaan
Masalah pendengaran bisa bersifat bawaan, artinya terjadi sejak lahir. Sebagian besar kondisi ini berasal dari resesif autosom atau dominan autosom.
Jarang terjadi, gangguan pendengaran akibat faktor genetik (bawaan) termasuk pola warisan terkait kromosom seks atau mitokondria. Selain itu, ada banyak sekelompok tanda dan gejala sindrom genetik yang menyertakan kehilangan pendengaran. Misalnya, sindrom Down, sindrom Usher, dan sindrom Alport.
Gangguan pendengaran bawaan juga berhubungan dengan komplikasi kehamilan atau kelahiran meliputi:
- Tidak adanya malformasi bagian telinga luar dan atau tengah
- Cedera saat lahir
- Berat badan lahir rendah
- Ibu hamil mengalami infeksi, seperti virus herpes simpleks, rubella, dan cytomegalovirus
- Mengalami toksemia selama kehamilan
- Terpapar racun, termasuk obat-obatan dan alkohol yang ibu hamil konsumsi selama kehamilan
- Gula darah tinggi pada ibu hamil
- Komplikasi yang berhubungan dengan faktor Rh dalam darah atau penyakit kuning
- Mengalami anoksia atau kekurangan oksigen
Baca Juga: Mengenal Sakit Telinga: Penyebab, Gejala, dan Pengobatan
2. Berkembang Setelah Lahir
Telinga anak tidak mendengar sebelah atau keduanya bisa terjadi karena kondisi, sebagai berikut:
- Infeksi telinga, seperti otitis eksternal dan media
- Radang otak
- Paparan suara keras atau kebisingan yang berlebihan
- Trauma kepala, termasuk cedera otak traumatis, kerusakan pada struktur telinga tengah atau dalam
- Radang selaput otak
- Adanya benda asing
- Infeksi virus, seperti campak, penyakit gondongan, dan cacar air
- Mengonsumsi obat ototoksik
Kapan Anak Sebaiknya Menjalani Skrining atau Tes Gangguan Pendengaran?
Semua bayi harus menjalani pemeriksaan gangguan pendengaran paling lambat pada usia 1 bulan. Sebaiknya pemeriksaan dilakukan sebelum bayi meninggalkan rumah sakit setelah lahir.
Jika bayi tidak lulus pemeriksaan pendengaran, sangat penting untuk menjalani tes pendengaran lengkap sesegera mungkin, tetapi paling lambat pada usia 3 bulan.
Sedangkan tes atau pemeriksaan pendengaran pada anak yang lebih besar umumnya berbeda. Jika Anda menduga seorang anak mungkin mengalami gangguan pendengaran, mintalah dokter untuk melakukan tes pendengaran sesegera mungkin.
Anak-anak yang berisiko mengalami gangguan pendengaran yang didapat, progresif, atau tertunda harus menjalani setidaknya satu tes pendengaran pada usia 2 hingga 2 1/2 tahun. Gangguan pendengaran yang makin parah dari waktu ke waktu dikenal sebagai gangguan pendengaran progresif.
Gangguan pendengaran yang berkembang setelah bayi lahir disebut gangguan pendengaran yang tertunda atau didapat. Cari tahu apakah seorang anak mungkin berisiko mengalami gangguan pendengaran.
Jika seorang anak tidak lulus pemeriksaan pendengaran, sangat penting untuk menjalani tes pendengaran lengkap sesegera mungkin
Gejala Gangguan Pendengaran pada Anak
Menurut U.S Centers for Disease Control and Prevention, ciri-ciri gangguan pendengaran pada anak cenderung bervariasi. Namun, ada beberapa tanda awal dari kelainan pendengaran pada anak usia dini yang mudah Anda kenali, di antaranya:
- Tidak terkejut ketika mendengar suara keras
- Tidak menoleh ke sumber suara setelah berusia 6 bulan
- Seperti mendengar beberapa suasa, tetapi tidak mendengarkan suara lainnya
- Menolehkan kepala saat melihat Anda, tetapi tidak menyaut atau menoleh ketika namanya dipangil
- Tidak mengucapkan kata-kata tunggal, seperti “ayah” atau “ibu” pada usia 1 tahun
- Bicaranya tertunda atau ucapannya tidak jelas
- Tidak mampu mengikuti petunjuk dan sering disalahartikan sebagai tidak memperhatikan atau mengabaikan
- Sering berkata “hah”
- Menaikkan volume televisi atau radio terlalu tinggi
- Ucapan cenderung tidak jelas
Cara Mengatasi Gangguan Pendengaran pada Anak
Berikut ini adalah beberapa cara anak yang kurang pendengaran:
1. Tabung Ventilasi
Tabung ventilasi bertujuan untuk mengeluarkan cairan di belakang gendang telinga. Prosedur ini biasanya dilakukan sebagai cara menyembuhkan gangguan pendengaran pada anak usia 3 bulan.
Dokter dapat memasukkan tabung ventilasi melalui operasi bedah gendang telinga. Ini termasuk operasi kecil yang hanya berlangsung sekitar 15 menit. Meskipun hanya sebentar, operasi kecil membutuhkan anestesi umum untuk mencegah rasa sakit saat prosedur berlangsung.
Baca Juga: Apa Itu Geniculate Neuralgia? Ini Gejala dan Pengobatannya
2. Alat Bantu Dengar
Bila gangguan pendengaran terjadi karena kelainan pada telinga luar atau tengah, dokter dapat memasang alat bantu dengar utuk mengembalikan pendengaran ke tingkat normal atau mendekati normal. Namun, alat ini hanya akan berfungsi saat anak mengenakannya.
Sebagai orang tua, Anda harus memastikan alat bantu dengar selalu terpasang dan berfungsi dengan baik, terutama pada anak yang masih sangat kecil. Ini bertujuan untuk membuat mereka menyadari suara dan bahasa pada orang lain.
3. Implan Koklea
Gangguan pendengaran parah di salah satu atau kedua telinga tidak bisa diatasi dengan alat bantu dengar. Kondisi ini memerlukan prosedur implan koklea untuk mengembangkan kemampuan bicara dan pendengaran anak usia 1 tahun dan di atas 3 tahun.
Sebagian besar anak yang mengalami gangguan pendengaran mendapatkan implan koklea sejak dini bersama dengan terapi intensif setelah operasi. Hasilnya, hampir semua anak dengan implan koklea mampu mendengar lebih baik terhadap suara di lingkungan sekitar mereka.
Jika anak mengalami tanda-tanda gangguan pendengaran, seperti tidak merespons ketika dipanggil, mengalami keterlambatan bicara, dan tidak terkejut saat mendengar suara keras, sebaiknya segera periksakan diri ke dokter untuk mendapatkan penanganan yang tepat. Anda bisa kunjungi rumah sakit Ciputra Hospital terdekat untuk konsultasi kesehatan.
Yuk, jaga kesehatan tubuh dengan rutin melakukan medical check up di Ciputra Hospital. Anda juga bisa konsultasi dan buat janji dengan dokter di Ciputra Hospital terdekat.
Cek layanan rumah sakit Ciputra Hospital mulai dari rawat jalan hingga Medical Check Up (MCU) selengkapnya sekarang juga.
Telah direview oleh dr. Graciela
Source:
- American Speech-Language-Hearing Association (ASHA). Hearing Loss in Children. Mei 2025.
- Better Health Channel. Hearing Problems in Children. Mei 2025.
- Boston Children’s Hospital. Hearing Loss. Mei 2025.
- Healthy Children. Hearing Loss in Children. Mei 2025.