Buat janji Ciputra HospitalWhatsapp Ciputra Hospital

Rumah Sakit Terbaik Berstandarisasi Internasional | Ciputra Hospital

  • Home
  • Rumah Sakit
    • CitraRaya Tangerang
    • CitraGarden City Jakarta
    • Ciputra Mitra Hospital Banjarmasin
    • Ciputra Hospital Surabaya
  • Fasilitas & Layanan
  • Center of Excellence
  • Cari Dokter
  • Artikel
  • Home
  • Artikel Kesehatan
  • Amfisema: Penyebab, Gejala, Cara Mengatasi, & Pencegahan
Defara
Jumat, 13 Oktober 2023 / Published in Artikel Kesehatan

Amfisema: Penyebab, Gejala, Cara Mengatasi, & Pencegahan

Ditulis oleh Tim Konten Medis

Emfisema adalah penyakit paru-paru kronis yang terjadi saat kantong udara (alveoli) di paru rusak, sehingga pertukaran oksigen terganggu. Gejala utamanya meliputi sesak napas, batuk berkepanjangan, dan mudah lelah saat beraktivitas.

emfisema adalah

Kondisi ini menyebabkan sesak napas akibat kerusakan alveoli.

Emfisema umumnya karena kebiasaan merokok dalam jangka panjang, namun paparan polusi udara, debu, atau bahan kimia tertentu juga bisa menjadi pemicunya. Kerusakan alveoli bersifat permanen dan bisa memburuk seiring waktu jika tidak tertangani.

Meski tidak bisa disembuhkan, penyakit paru-paru ini dapat dikendalikan dengan pengobatan yang tepat. Perawatan biasanya mencakup berhenti merokok, obat-obatan untuk melegakan saluran napas, terapi oksigen, dan program rehabilitasi paru.

Daftar Isi

Toggle
  • Apa Itu Emfisema?
  • Jenis Emfisema
  • Penyebab Emfisema
  • Faktor Risiko Penyebab Emfisema
  • Gejala Emfisema
  • Diagnosis Penyakit Emfisema
  • Komplikasi Emfisema
  • Cara Mengatasi Emfisema
    • 1. Berhenti Merokok
    • 2. Bronkodilator
    • 3. Kortikosteroid Inhalasi
    • 4. Kortikosteroid Oral
    • 5. Antibiotik
    • 6. Obat Anti-inflamasi
    • 7. Terapi Oksigen
    • 8. Operasi Pengurangan Volume Paru
    • 9. Pengurangan Volume Paru dengan Bronkoskopi
    • 10. Transplantasi Paru
  • Cara Mencegah Emfisema
  • Pengobatan Emfisema ke Dokter
    • Artikel Terkait

Apa Itu Emfisema?

Emfisema adalah penyakit yang merusak organ paru. Penderita emfisema dapat merasakan sesak napas akibat kantung udara di paru (alveoli) yang awalnya rusak sehingga membuat bagian dalam kantung udara akan menjadi lemah dan pecah.

Kondisi tersebut menciptakan banyak ruang udara yang lebih besar, dimana normalnya ruang udara harusnya kecil. Kemudian berdampak pada pengurangan luas permukaan paru, serta berakibat pada kurangnya jumlah oksigen yang mencapai aliran darah.

Ketika penderita emfisema menghembuskan nafas, alveoli yang rusak tidak bekerja dengan baik dan udara yang seharusnya keluar menjadi terperangkap sehingga tidak ada lagi tempat untuk udara segar dan kaya oksigen untuk masuk ke dalam. Penderita emfisema kebanyakan juga memiliki masalah bronkitis kronis.

Penyakit yang menyebabkan peradangan pada tabung pembawa udara menuju paru Anda (tabung bronkial), akibatnya pasien akan mengalami batuk yang terjadi secara terus menerus (persistent).

Baca Juga: 3 Gejala Utama Penyakit Emfisema, dan Cara Pengobatannya

Jenis Emfisema

Emfisema terdiri dari beberapa jenis, dan masing-masing menyerang bagian paru-paru yang berbeda. Berikut tiga jenis emfisema yang paling umum:

  • Centriacinar: Jenis ini paling sering terjadi dan biasanya karena kebiasaan merokok. Umumnya menyerang bagian atas paru-paru.
  • Panacinar: Ini lebih sering ditemukan di bagian bawah paru-paru. Penyebab utamanya bukan rokok, melainkan kelainan genetik langka yang disebut defisiensi alpha-1 antitrypsin.
  • Paraseptal: Jenis ini menyerang bagian luar paru-paru, seperti dekat selaput paru (pleura) atau dinding pembatas antar jaringan paru. Biasanya muncul bersamaan dengan jenis emfisema lainnya.

Penyebab Emfisema

Sebagian besar kasus emfisema dan penyakit paru obstruktif kronis (PPOK) karena kebiasaan merokok. Namun, sekitar 25% penderita PPOK ternyata tidak pernah merokok sama sekali.

Faktor lain yang bisa memicu emfisema adalah keturunan, seperti defisiensi alfa-1 antitrypsin, serta paparan iritan dari lingkungan seperti asap rokok orang lain, polusi udara, bahan kimia di tempat kerja, dan asap bahan bakar rumah tangga. Selain itu, orang yang memiliki saluran napas kecil daripada ukuran paru-parunya juga lebih berisiko terkena emfisema.

Faktor Risiko Penyebab Emfisema

Kerusakan paru-paru akibat emfisema terjadi secara bertahap dan biasanya mulai terasa setelah usia 40 tahun. Namun, ada beberapa faktor yang bisa meningkatkan risiko seseorang mengalami penyakit ini.

Berikut faktor-faktor risiko emfisema:

  • Merokok: Merokok adalah penyebab utama emfisema. Tak hanya rokok, perokok cerutu, pipa, dan ganja juga memiliki risiko yang sama, apalagi jika sudah merokok dalam waktu lama dan jumlahnya banyak.
  • Paparan asap rokok orang lain (perokok pasif): Menghirup asap dari rokok orang lain juga bisa meningkatkan risiko emfisema, meskipun tidak merokok langsung.
  • Lingkungan kerja dengan paparan bahan berbahaya: Pekerja yang sering terpapar asap kimia, uap beracun, atau debu dari bahan seperti kayu, kapas, tambang, atau gandum memiliki risiko lebih tinggi. Risiko ini akan makin besar jika juga disertai kebiasaan merokok.
  • Paparan polusi udara di dalam atau luar ruangan: Menghirup asap dari bahan bakar rumah tangga atau polusi udara luar seperti asap kendaraan dan asap industri juga bisa memicu emfisema.
  • Faktor genetik: Kelainan genetik langka seperti defisiensi AAT (alpha-1 antitrypsin) bisa membuat seseorang lebih rentan terkena emfisema. Selain itu, faktor genetik lain juga bisa meningkatkan risiko pada perokok tertentu.

Gejala Emfisema

Ada beberapa gejala yang timbul ketika seseorang terserang penyakit emfisema, berikut di antaranya:

  • Batuk jangka panjang
  • Mengi
  • Sesak napas, terutama selama latihan ringan atau melakukan langkah mendaki
  • Muncul perasaan seolah kesulitan mendapatkan cukup udara
  • Dada terasa kencang
  • Peningkatan produksi lendir
  • Warna lendir abnormal (kuning atau hijau)
  • Kelelahan berkepanjangan
  • Masalah jantung
  • Sulit tidur
  • Sering merasa cemas dan mengarah ke depresi
  • Penurunan berat badan

Diagnosis Penyakit Emfisema

Diagnosis emfisema tidak bisa dilakukan hanya dari gejala saja karena gejalanya mirip dengan penyakit paru lainnya. Dokter perlu melakukan pemeriksaan fisik dan beberapa tes untuk memastikan apakah benar ada emfisema.

Biasanya, dokter akan mendengarkan suara napasmu dengan stetoskop dan mengetuk bagian dada. Bila terdengar suara kosong, bisa jadi ada udara yang terjebak di paru-paru yang jadi salah satu tanda emfisema.

Setelah itu, dokter akan meminta beberapa tes tambahan untuk memastikan diagnosis. Berikut ini beberapa tes yang biasanya dilakukan:

  • Rontgen dada (X-ray): Tes ini digunakan untuk melihat kondisi paru-paru. Biasanya efektif untuk melihat emfisema yang sudah cukup parah, tapi kurang akurat untuk tahap awal.
  • CT scan: Memberikan gambar paru-paru yang lebih jelas dan detail dibanding rontgen. Tes ini membantu dokter melihat kerusakan paru-paru secara menyeluruh.
  • Tes fungsi paru-paru: Tes ini mengukur seberapa baik paru-parumu bekerja saat bernapas. Salah satunya adalah spirometri, yaitu meniup ke alat khusus untuk melihat seberapa banyak dan seberapa cepat kamu bisa menghembuskan udara.
  • Tes gas darah arteri (ABG): Tes ABG mengukur kadar oksigen dan karbon dioksida dalam darah. Biasanya dilakukan jika kondisimu sudah memburuk, untuk melihat apakah kamu membutuhkan bantuan oksigen.
  • EKG (Elektrokardiogram): Tes EKG dilakukan untuk memastikan sesak napasmu bukan karena gangguan jantung. Karena gejala emfisema dan penyakit jantung kadang mirip, dokter perlu memastikannya.
  • Tes darah dan tes genetik: Tes ini dilakukan untuk melihat apakah kamu punya kelainan genetik tertentu, seperti kekurangan protein alpha-1 antitrypsin, yang bisa jadi penyebab emfisema walaupun kamu tidak merokok.

Baca Juga: Penyakit Jantung Bawaan: Penyebab, Gejala, dan Cara Mengatasi

Komplikasi Emfisema

Berikut ini adalah beberapa komplikasi yang bisa terjadi akibat emfisema. Meski tidak selalu terjadi pada semua penderita, kondisi-kondisi ini bisa cukup serius.

  • Tekanan darah tinggi di pembuluh paru-paru: Emfisema bisa menyebabkan tekanan darah tinggi di pembuluh yang mengalirkan darah ke paru-paru (hipertensi pulmonal). Jika Anda biarkan, kondisi ini bisa membuat sisi kanan jantung membesar dan melemah, yang dikenal sebagai cor pulmonale.
  • Masalah jantung lainnya: Emfisema juga dapat meningkatkan risiko penyakit jantung, termasuk serangan jantung, meskipun penyebab pastinya belum sepenuhnya dipahami.
  • Terbentuknya ruang udara besar di paru-paru: Saat dinding alveoli rusak, bisa terbentuk ruang udara besar yang disebut bulla. Bulla ini bisa tumbuh sangat besar hingga mengurangi ruang paru-paru untuk mengembang secara normal, bahkan bisa meningkatkan risiko paru-paru kolaps.
  • Paru-paru kolaps (pneumotoraks): Pada penderita emfisema berat, paru-paru bisa mengalami kolaps secara tiba-tiba. Meski jarang, kondisi ini sangat serius karena paru-paru sudah dalam keadaan rusak sebelumnya.
  • Kanker paru-paru: Penderita emfisema punya risiko lebih tinggi terkena kanker paru-paru, terutama jika masih merokok.
  • Gangguan kecemasan dan depresi: Sulit bernapas dan terbatasnya aktivitas fisik bisa membuat penderita merasa tertekan atau cemas. Selain itu, mengetahui bahwa emfisema adalah kondisi serius juga bisa berdampak pada kesehatan mental.

Cara Mengatasi Emfisema

Penyakit emfisema dapat memburuk dari waktu ke waktu sehingga perawatan akan berfokus pada memperlambat pengaruh penyakit emfisema dan memaksimalkan fungsi paru Anda yang masih sehat. Jenis pengobatan penyakit emfisema dapat bermacam-macam, tergantung pada tingkat keparahannya.

Pilihan pengobatannya termasuk:

1. Berhenti Merokok

Merokok adalah penyebab utama emfisema. Cara terbaik untuk memperlambat kerusakan paru adalah dengan berhenti merokok sepenuhnya.

Langkah ini penting agar paru tidak makin rusak dan gejala bisa lebih terkendali. Semakin cepat berhenti, semakin besar manfaatnya bagi kesehatan paru-paru.

2. Bronkodilator

Obat ini berfungsi untuk melemaskan otot di sekitar saluran napas agar udara bisa lebih mudah keluar dan masuk. Efeknya cukup cepat dan sangat membantu pernapasan.

Bronkodilator biasanya diberikan dalam bentuk inhaler dan bisa digunakan juga untuk asma atau masalah paru lainnya. Obat ini membantu meringankan sesak dan rasa berat di dada.

3. Kortikosteroid Inhalasi

Kortikosteroid hirup membantu mengurangi bengkak di saluran napas dan produksi lendir berlebih. Dengan begitu, pernapasan bisa lebih lega dan gejala berkurang.

Biasanya obat ini digunakan setiap hari secara rutin. Tujuannya agar gejala emfisema tidak sering kambuh.

4. Kortikosteroid Oral

Obat ini biasanya diberikan jika gejala emfisema tiba-tiba memburuk. Fungsinya untuk mengurangi peradangan dengan cepat saat serangan terjadi.

Tapi penggunaannya tidak boleh jangka panjang karena bisa menimbulkan efek samping. Obat ini harus sesuai petunjuk dokter.

5. Antibiotik

Jika terjadi infeksi bakteri seperti bronkitis atau pneumonia, dokter bisa memberikan antibiotik. Infeksi bisa memperparah emfisema, jadi harus segera Anda obati.

Antibiotik hanya digunakan bila memang ada infeksi yang terbukti, bukan untuk penggunaan rutin. Jangan mengonsumsinya tanpa anjuran dokter.

6. Obat Anti-inflamasi

Obat ini membantu meredakan peradangan di saluran napas akibat emfisema. Dengan mengurangi peradangan, napas jadi lebih lega dan tidak terlalu berat.

Obat ini bisa dalam bentuk pil atau obat hirup, tergantung kondisi pasien. Efeknya membantu mengurangi kekambuhan gejala.

7. Terapi Oksigen

Kalau kadar oksigen dalam darah terlalu rendah, dokter bisa menyarankan terapi oksigen. Alat bantu akan menyalurkan oksigen lewat selang kecil di hidung atau masker.

Tujuannya agar tubuh tetap mendapat oksigen yang cukup. Ini biasanya dilakukan di rumah untuk pasien dengan emfisema yang cukup berat.

8. Operasi Pengurangan Volume Paru

Operasi ini dilakukan dengan cara mengangkat bagian paru yang sudah rusak. Tujuannya agar bagian paru yang masih sehat bisa bekerja lebih baik.

Tekanan di otot pernapasan jadi berkurang, dan pasien bisa bernapas lebih lega. Tapi tidak semua penderita emfisema cocok untuk operasi ini.

9. Pengurangan Volume Paru dengan Bronkoskopi

Dalam prosedur ini, dokter memasukkan katup satu arah ke saluran napas. Katup ini membantu udara keluar dari paru-paru tapi tidak masuk lagi.

Cara ini bisa mengurangi tekanan dan membantu paru bekerja lebih efisien. Namun, hanya pasien tertentu yang bisa menjalani prosedur ini.

10. Transplantasi Paru

Kalau semua pengobatan sudah tidak membantu dan kondisi paru sangat rusak, transplantasi bisa jadi pilihan terakhir. Paru yang rusak akan diganti dengan paru dari donor.

Prosedur ini cukup besar dan hanya dilakukan jika kondisi sudah sangat berat. Hanya pasien dengan kondisi tertentu yang akan disarankan untuk menjalani transplantasi.

Cara Mencegah Emfisema

Cara mencegah seseorang terserang penyakit emfisema dengan menghindari rokok. Selain itu, lakukan beberapa langkah ini untuk mengurangi risiko pengembangan emfisema:

  • Hindari asap bakar, polusi udara, asap kimia, debu, serbuk sari, serta hewan peliharaan.
  • Gunakan masker ketika bekerja atau tinggal dalam wilayah dengan paparan bahan kimia serta lingkungan yang tercemar.
  • Uji radon di rumah Anda, radon merupakan gas radioaktif yang terjadi secara alami dan dapat menyebabkan kanker paru-paru.

Baca Juga: Kenalilah 8 Pantangan Paru-Paru Basah

Pengobatan Emfisema ke Dokter

Segera ke dokter jika gejala emfisema seperti sesak napas terus memburuk atau muncul nyeri dada saat bernapas. Anda bisa kunjungi rumah sakit Ciputra Hospital terdekat untuk konsultasi kesehatan.

Cek layanan rumah sakit Ciputra Hospital mulai dari rawat jalan hingga Medical Check Up (MCU). Yuk, jaga dan cek kondisi kesehatan Anda sekeluarga bersama Ciputra Hospital!

Telah direview oleh dr. Miqdad Arya Putra

Source:

  • Mayo Clinic. Emphysema. Juli 2025.
  • Cleveland Clinic. Emphysema. Juli 2025.
  • Medical News Today. What is Emphysema?. Juli 2025.

Diperbarui pada 23 November 2023

Artikel Terkait

  • Abses Paru adalah
    Abses Paru: Penyebab, Gejala, Pengobatan
  • Batuk Karena Kanker Paru-Paru Seperti Apa? Ini Gejalanya
    Batuk Karena Kanker Paru-Paru Seperti Apa? Ini Gejalanya
  • mandi malam penyebab paru-paru basah
    Cek Fakta Mandi Malam Bisa Menyebabkan Paru-Paru Basah
  • Fungsi Bronkus
    Ketahui Fungsi Bronkus pada Paru-Paru
Tagged under: Kesehatan Paru - Paru

Artikel Terkait

  • Abses Paru adalah
    Abses Paru: Penyebab, Gejala, Pengobatan
  • Batuk Karena Kanker Paru-Paru Seperti Apa? Ini Gejalanya
    Batuk Karena Kanker Paru-Paru Seperti Apa? Ini Gejalanya
  • mandi malam penyebab paru-paru basah
    Cek Fakta Mandi Malam Bisa Menyebabkan Paru-Paru Basah
  • Fungsi Bronkus
    Ketahui Fungsi Bronkus pada Paru-Paru

Ciputra Hospital

Ciputra Hospital menyediakan layanan kesehatan berkualitas tinggi dengan fasilitas teknologi canggih.

Unit Rumah Sakit:

Ciputra Hospital – CitraRaya Tangerang
Ciputra Hospital – CitraGarden City Jakarta
Ciputra Mitra Hospital Banjarmasin
Ciputra Hospital Surabaya

Unit Klinik:

Ciputra Medical Center
Ciputra SMG Eye Clinic
C Derma
Ciputra IVF

Lokasi Kami:

CitraRaya – Tangerang
CitraGarden – Jakarta
Banjarmasin
Surabaya

  • GET SOCIAL

© 2025 All rights reserved. Ciputra Hospital

TOP