Buat janji Ciputra HospitalWhatsapp Ciputra Hospital

Rumah Sakit Terbaik Berstandarisasi Internasional | Ciputra Hospital

  • Home
  • Rumah Sakit
    • CitraRaya Tangerang
    • CitraGarden City Jakarta
    • Ciputra Mitra Hospital Banjarmasin
    • Ciputra Hospital Surabaya
  • Fasilitas & Layanan
  • Center of Excellence
  • Cari Dokter
  • Artikel
  • Home
  • Artikel Kesehatan
  • Gangguan Depresi Persisten Begini Bahayanya!
Devi
Senin, 28 Maret 2022 / Published in Artikel Kesehatan

Gangguan Depresi Persisten Begini Bahayanya!

Ditulis oleh Tim Konten Medis

Pada tahun 2001-2003 data National Comorbidity Survey Replication (NCS-R) menunjukkan bahwa 1,5% orang dewasa di AS memiliki gangguan depresi persisten pada usia lebih dari 18 tahun. Pada tahun yang sama, prevalensi gangguan depresi persisten pada wanita (1,9%) lebih tinggi dibandingkan pria (1,0%). Diperkirakan 49,7% orang dengan gangguan depresi persisten memiliki gangguan serius, 32,1% memiliki gangguan sedang, dan 18,2% memiliki gangguan ringan. Lalu, seberapa bahaya depresi persisten pada seseorang?

Gangguan Depresi Persisten

Depresi persisten lebih cocok dijelaskan sebagai gangguan psikotik non-suasana hati.

Baca Juga: Tanda-Tanda Depresi yang Mengejutkan

Daftar Isi

Toggle
  • Gangguan Depresi Persisten
  • Kriteria Depresi Persisten
  • Bahaya Depresi Persisten

Gangguan Depresi Persisten

Gangguan depresi persisten atau biasa dikenal sebagai distimia, dalam DSM-V. Kemunculan depresi persisten sering ditandai dengan gangguan depresi berat kronis dan bertahan lebih lama dibandingkan depresi mayor. Gangguan depresi persisten dapat timbul akibat kombinasi gejala depresi lainnya selama lebih dari dua tahun. Pada awalnya, penyakit depresi persisten dianggap sebagai suatu keadaan tertekan dan merupakan penyakit medis, bukan gangguan kepribadian.

Kondisi ini sulit untuk dipahami dan diklasifikasikan, karena sifat nosologinya yang rumit serta terus berkembang. Perkembangan gangguan ini terlihat dari diagnosis awal penyakit yang tergolong dalam DSM-II kemudian menjadi DSM-III. Diketahui pula, bahwa asal usul kata distimia sendiri diambil dari bahasa Yunani yang mengacu pada psikiatri CF Fleming sekitar tahun 1844.

Baca Juga: Depresi dan Kecemasan: Gangguan Kesehatan Mental yang Perlu Kita Waspadai

Kriteria Depresi Persisten

Kriteria depresi persisten yang umum dialami adalah munculnya perubahan suasana hati, perubahan nafsu makan, insomnia, mudah merasa lelah, tingkat percaya diri rendah, dan sering merasa putus asa. Kriteria gejala yang muncul disebabkan oleh banyak faktor pemicu. Faktor pemicu gangguan mental ini adalah hubungan interpersonal yang kurang baik, tingkah laku buruk, kognitif dan emosional tidak stabil, lingkungan, dan faktor biologis.

Kriteria gejala yang ditimbulkan setidaknya bertahan dan berkembang selama lebih dari 1-2 tahun. Penderita cenderung tidak memiliki riwayat mania atau hipomania. Depresi persisten lebih cocok dijelaskan sebagai gangguan psikotik non-suasana hati. Gangguan depresi persisten tidak ditimbulkan karena efek fisiologis suatu zat atau kondisi medis lainnya.

Gangguan Depresi Persisten

Perubahan nafsu makan akibat depresi juga dapat menyebabkan obesitas.

Baca Juga: Mengatasi Stres Karena Sekolah

Bahaya Depresi Persisten

Bahaya yang ada, munculnya pemikiran melukai diri sendiri atau bahkan bunuh diri. Penderita merasakan gangguan yang sangat nyata pada dirinya. Penderita gangguan ini yang tidak segera diobati akan mengalami beberapa hal berikut:

  1. Kerusakan kardiovaskular
    Sebuah penelitian menemukan bahwa seorang penderita depresi persisten akan lebih rentan mengalami kerusakan kardiovaskular. Mereka akan lebih tinggi memiliki risiko terkena serangan jantung dan masalah medis lainnya. Penyakit yang mereka derita akan jauh lebih sulit untuk pulih dibandingkan penderita lainnya.
  2. Kekurangan gizi
    Depresi seringkali dapat menyebabkan perubahan nafsu makan. Penderita depresi persisten mungkin akan merasa sulit untuk makan apa pun, atau mungkin makan terlalu banyak makanan yang salah. Jika pola makan seseorang tidak konsisten baik dari segi nutrisi maupun jadwal akan sangat mudah untuk mengalami kekurangan gizi dari waktu ke waktu.
  3. Obesitas
    Perubahan nafsu makan akibat depresi juga dapat menyebabkan obesitas. Depresi persisten dapat menyebabkan perilaku makan yang tidak memadai dan dapat menyebabkan orang menambah berat badan dalam jumlah besar. Penggunaan antidepresan jangka panjang dapat memicu penambahan berat badan. Olahraga teratur menjadi salah satu solusi untuk penderita depresi. Hal ini dapat meningkatkan kesehatan secara holistik.
  4. Isolasi sosial
    Banyak orang yang mengalami depresi persisten melaporkan bahwa mereka kehilangan minat pada aktivitas dan hal-hal yang pernah mereka nikmati. Kurangnya minat maupun kurangnya energi dapat berkontribusi pada ketidaktertarikan untuk pergi ke acara sosial. Penderita akan merasa bosan berbicara dengan teman-teman yang selalu menanyakan apa hal terkait cerita hidupnya, sehingga penderita memutuskan untuk tidak menjalin hubungan sosial lagi. Tetapi, ada strategi yang sehat dan efektif untuk melawan jenis pemikiran ini, termasuk menjangkau profesional kesehatan mental.
  5. Kinerja di tempat kerja
    Kinerja penderita depresi persisten sering terganggu. Banyak penelitian menunjukkan bahwa kinerja penderita depresi di tempat kerja sering menurun secara signifikan. Hal ini secara tidak langsung juga akan berdampak secara finansial bagi penderita. Sesi terapi dapat membantu penderita menangani depresi yang dideritanya. Kinerja penderita juga akan meningkat dengan beberapa minggu sesi perawatan tersebut.

Bahaya kondisi ini juga dapat dikaitkan dengan adanya komplikasi penyalahgunaan zat, kualitas hidup yang rendah, gangguan psikologis lainnya, penyakit medis yang kronis, disabilitas, kurangnya dukungan sosial, dan lebih responsif terhadap stress. Menurut DSM-V, efek dari depresi persisten pada fungsi setiap individu dapat bervariasi dan cenderung lebih parah dibandingkan gangguan depresi mayor.

Gangguan ini lebih dikenal sebagai distimia merupakan penyakit psikologis yang dapat ditimbulkan akibat banyak faktor. Faktor-faktor tersebut adalah hubungan interpersonal, tingkah laku, kognitif, emosional, lingkungan, dan faktor biologis. Bahaya depresi persisten atau distimia ini dapat sampai menimbulkan sikap atau perilaku ingin bunuh diri.

Gangguan ini dapat menyerang tidak hanya pada orang dewasa, tetapi juga pada anak-anak dan remaja. Ada beberapa pengobatan yang dapat dilakukan, yaitu psikoterapi, farmakoterapi, dan terapi kombinasi. Namun, tidak semua jenis pengobatan cocok pada penderita, sebab itu diperlukan berbagai jenis pertimbangan. Penderita depresi persisten cenderung membawa gangguan ini selama lebih dari 2 tahun.

Telah direview oleh dr. Sony Prabowo

Source:

  • Gangguan Depresi Persisten
  • Efek Jangka Panjang Depresi
  • Schramm, E., Klein, D. N., Elsaesser, M., Furukawa, T. A., & Domschke, K. (2020). Review of dysthymia and persistent depressive disorder: history, correlates, and clinical implications. The Lancet Psychiatry, 7(9), 801–812. doi:10.1016/s2215-0366(20)30099-7

Diperbarui pada 17 Januari 2024

Artikel Terkait

  • Gangguan Panik dan Depresi
    Mengenal Gangguan Panik dan Bedanya dengan Depresi
  • Penyebab Orang Depresi
    Penyebab Orang Depresi
  • Gangguan Depresi Mayor
    Kenali Gangguan Depresi Mayor
Tagged under: depresi persisten, gangguan depresi persisten

Artikel Terkait

  • Gangguan Panik dan Depresi
    Mengenal Gangguan Panik dan Bedanya dengan Depresi
  • Penyebab Orang Depresi
    Penyebab Orang Depresi
  • Gangguan Depresi Mayor
    Kenali Gangguan Depresi Mayor

Ciputra Hospital

Ciputra Hospital menyediakan layanan kesehatan berkualitas tinggi dengan fasilitas teknologi canggih.

Unit Rumah Sakit:

Ciputra Hospital – CitraRaya Tangerang
Ciputra Hospital – CitraGarden City Jakarta
Ciputra Mitra Hospital Banjarmasin
Ciputra Hospital Surabaya

Unit Klinik:

Ciputra Medical Center
Ciputra SMG Eye Clinic
C Derma
Ciputra IVF

Lokasi Kami:

CitraRaya – Tangerang
CitraGarden – Jakarta
Banjarmasin
Surabaya

  • GET SOCIAL

© 2024 All rights reserved. Ciputra Hospital

TOP