Ditulis oleh Tim Konten Medis
Apa itu karakter pada anak? Menurut para ahli, karakter adalah sifat, gaya, atau ciri yang dimiliki oleh seseorang yang terbentuk melalui lingkungan sekitar. Contoh karakter anak usia dini terdiri dari integritas, gotong royong, dan mandiri yang perlu Anda ketahui.

Karakter anak setidaknya ada 12.
Setiap anak memiliki karakter unik yang berbeda-beda. Sebagai orang tua, penting untuk mengenali karakter anak agar proses pembelajaran mereka bisa berjalan dengan baik sehingga anak menjadi lebih cerdas.
Karakter anak adalah sifat alami yang memengaruhi pikiran, perilaku, dan budi pekerti anak. Sifat ini terlihat dari sikap anak dalam menerapkan nilai-nilai kebaikan melalui perbuatannya.
Macam-Macam Karakter Anak Usia Dini
Berikut ini adalah macam-macam karakter anak yang perlu Anda kenali:
1. Integritas
Integritas dapat membentuk karakter anak sehingga tidak ada salahnya untuk mulai menanamkan sifat ini sejak dini. Karakter ini ditandai dengan rasa tanggung jawab, jujur, dan baik dalam perkataan maupun tindakan.
Karakteristik anak usia dini ini membantu memiliki dasar etika yang kuat dalam pengambilan keputusan dan tindakan. Contoh integritas, seperti selalu mengerjakan tugas sekolah, merasa bersalah apabila terlambat sekolah, dan rajin menabung.
Baca Juga: Disleksia pada Anak
2. Gotong Royong
Gotong royong termasuk salah satu contoh pendidikan karakter anak usia dini. Jenis karakter ini meliputi tolong menolong, toleransi, dan solidaritas.
Contoh karakter gotong royong, seperti:
- Berbagi mainan baru dengan teman sebayanya
- Mengajak teman bermain bersama
- Membantu orang tua melakukan pekerjaan rumah, seperti memasak, mencuci, atau menjemur pakaian
- Berbagi makanan dengan orang lain
3. Mandiri
Anda bisa mengajarkan anak untuk mandiri supaya mereka bisa mengurus dirinya sendiri saat dewasa nanti. Mandiri berarti anak tidak bergantung pada orang lain dan bisa menyelesaikan tugasnya sendiri.
Contohnya seperti, membereskan mainan setelah bermain, merawat hewan peliharaan, atau menyelesaikan masalah dengan saudara atau teman sebayanya. Selain itu, biarkan anak membuat kesalahan dan gagal agar mereka belajar untuk terus mencoba.
Cara ini akan membantu mereka untuk lebih merasa percaya diri.
4. Religius
Menanamkan karakter religius pada anak perlu Anda lakukan sejak dini. Sebab, anak yang terbiasa tumbuh dalam lingkungan agama yang baik akan meningkatkan rasa empati dan toleransi.
Misalnya, membaca doa harian, bersahabat dengan teman yang berbeda agama, dan selalu ikut beribadah dengan orang tua.
5. Nasionalisme
Nasionalisme adalah ajaran untuk mencintai bangsa dan negara sendiri. Sikap ini terdiri dari cara berpikir dan tindakan yang menunjukkan kepedulian, kesetiaan, dan menghormati bahasa, bangsa, serta negara Indonesia.
Ikut berpartisipasi dalam upacara termasuk salah satu bentuk nasionalisme di sekolah. Selain itu, Anda bisa mengajarkan anak untuk menghafal lagu Indonesia Raya, mengikuti lomba 17 Agustus, dan mengunjungi tempat bersejarah.
6. Rasa Ingin Tahu
Sejak usia dini, anak-anak cenderung tertarik dengan lingkungan sekitarnya. Hal ini ditandai dengan meraih atau memasukkan benda ke dalam mulut dan membongkar pasang mainan.
Bahkan, anak juga memiliki pertanyaan yang dimulai dengan kata “apa” atau “mengapa”. Ketika anak bertanya, Anda bisa merangsang rasa ingin tahunya dengan mengajukan pertanyaan balik sehingga terjadi percakapan yang menyenangkan.
Baca Juga: Apa Itu Kesehatan Mental Anak? Jenis dan Tips Menjaganya
7. Suka Berimajinasi
Anak sangat suka berimajinasi atau membayangkan hal-hal yang tidak nyata. Misalnya, pesawat kertas yang bisa terbang di langit, berbicara dengan boneka, dan berpura-pura menjadi tentara atau koki restoran.
Terkadang, anak usia dini juga belum bisa membedakan dengan jelas antara imajinasi dan dunia nyata. Penting untuk mengarahkan anak agar mengetahui perbedaan khayalan dengan kenyataan secara perlahan.
8. Cenderung Egosentris
Egosentris berasal dari “ego” dan “sentris” yang berarti “berpusat pada aku”. Anak usia dini cenderung lebih fokus pada diri mereka sendiri dan belum bisa memahami sudut pandang orang lain.
Hal ini membuat mereka sering berpikir dan berbicara tentang diri mereka sendiri. Contoh egosentris dapat terlihat ketika anak menangis saat berebut mainan dengan teman.
Anda bisa mengurangi sikap egosentris pada anak dengan melatih mereka untuk peduli pada orang lain dan belajar empati. Misalnya, memberi bantuan pada korban bencana atau menonton film tentang konflik kemanusiaan.
9. Daya Konsentrasi Pendek
Anak usia dini mudah berpindah dari satu kegiatan ke kegiatan lain. Mereka memiliki rentang perhatian yang pendek sehingga mudah teralihkan pada kegiatan lain.
Menurut para ahli, anak usia 5 tahun hanya bisa duduk tenang sekitar 10 menit, kecuali sedang melakukan hal-hal yang disenangi.
10. Suka Meniru
Sebagai orang tua, penting untuk memberikan contoh yang baik karena anak-anak suka meniru. Semua kata, perilaku, dan kebiasaan orang dewasa akan diamati oleh anak dan kemudian akan menirunya.
Meniru atau imitasi adalah salah satu cara anak belajar di usia dini. Jadi, pastikan untuk memberikan sikap dan perilaku yang baik sebagai contoh dalam mendidik anak.
11. Senang Bermain
Bermain merupakan bagian penting dalam masa kanak-kanak. Ini membantu anak untuk meningkatkan keterampilan dan kreativitasnya di kemudian hari.
Saat bermain, anak dapat berlatih banyak hal. Misalnya, bereksplorasi, melatih pertumbuhan fisik dan imajinasi, serta interaksi dengan orang dewasa.
12. Suka Mencoba-coba
Pada dasarnya, anak usia dini suka mencoba hal-hal baru. Setiap kali gagal, mereka tidak mudah menyerah dan akan terus mencobanya lagi.
Oleh sebab itu, Anda bisa memberi anak kesempatan untuk mencoba berbagai aktivitas dengan cara mereka sendiri. Anda juga dapat mendukung anak agar mereka tidak mudah putus asa.
Bagaimana Cara Membangun Karakter Anak?
Ada beberapa cara yang bisa Anda lakukan untuk membangun karakter anak, antara lain:
- Menumbuhkan sikap empati, seperti menjenguk teman yang sakit, menghormati perbedaan, dan membantu teman yang kesulitan
- Melatih anak mandiri
- Mengajarkan rasa syukur pada anak
- Mendorong perilaku positif
- Memberikan kesempatan pada anak untuk mempelajari hal-hal baru
- Mengajarkan keterampilan dalam memecahkan masalah
- Memberikan contoh yang baik pada anak-anak
Baca Juga: Kapan Anak Boleh Pakai Gadget? Risiko dan Manfaatnya
Itulah pembahasan mengenai karakter anak usia dini yang perlu Anda ajarkan pada anak. Jika memiliki kendala dalam mengajarkan karakter pada anak, jangan ragu untuk berkonsultasi dengan psikolog atau dokter.
Anda bisa kunjungi rumah sakit Ciputra Hospital terdekat untuk konsultasi kesehatan. Yuk, jaga kesehatan tubuh dengan rutin melakukan medical check up di Ciputra Hospital.
Anda juga bisa konsultasi dan buat janji dengan dokter di Ciputra Hospital terdekat. Cek layanan rumah sakit Ciputra Hospital mulai dari rawat jalan hingga Medical Check Up (MCU) selengkapnya sekarang juga.
Telah direview oleh dr Jason
Source:
- Charity Change. Integrity for Kids: Tips for Parents and Teachers. Januari 2025.
- Cherish Academy. Knowing What Are the Characteristics of Children that Parents Must Know. Januari 2025.
- Dayton Children’s. 10 Tips for Raising Independent Kids. Januari 2025.