Ditulis oleh Tim Konten Medis
Fungsi lambung sangat penting untuk menyimpan makanan sementara, mencampur dan memecah makanan, serta menghasilkan enzim dan sel khusus untuk mencerna makanan. Karena fungsinya signifikan, Anda perlu menjaga kesehatan lambung dengan baik untuk menghindari masalah kesehatan tertentu.

Sistem pencernaan adalah sekelompok organ yang bekerja untuk mencerna dan menyerap nutrisi dari makanan yang Anda konsumsi. Sistem ini juga berperan untuk mengolah sisa makanan menjadi feses, lalu mengeluarkan dari tubuh melalui anus.
Lambung termasuk salah satu bagian dari sistem pencernaan. Pada orang dewasa, lambung memiliki panjang sekitar 25 sentimeter dan bisa mengembang hingga menampung sebanyak 1 liter makanan.
Anatomi Lambung
Berikut ini adalah penjelasan anatomi lambung yang perlu dikenali:
1. Lokasi
Lambung terletak di bagian atas perut dan berada di sisi kiri tubuh. Bagian atas lambung terhubung langsung ke katup sfingter esofagus sedangkan bagian bawahnya menghubungkan usus halus.
Setiap orang memiliki kapasitas lambung yang berbeda-beda. Ukurannya cenderung bervariasi tergantung pada seberapa banyak Anda mengonsumsi makanan.
Baca Juga: Catat!12 Obat Asam Lambung Tradisional Paling Ampuh
2. Bentuk
Anatomi lambung berbentuk seperti huruf “J” yang berfungsi untuk mencerna makanan. Bagian tubuh ini menghasilkan enzim pada lambung dan asam yang dapat memecah makanan sehingga bisa masuk ke dalam usus halus.
Lambung termasuk bagian dari saluran pencernaan atau gastrointestinal (GI). Saluran GI ini menyerupai tabung panjang yang dimulai dari mulut dan membentang hingga ke anus.
3. Struktur dan Bagian-Bagiannya
Struktur lambung terbagi atas 5 bagian utama, yaitu:
- Kardia: Terletak di bagian atas lambung yang berisi sfingter kardiak untuk mencegah makanan naik kembali ke kerongkongan.
- Fundus: Berada di bawah diafragma, otot berbentuk kubah yang membantu Anda bernapas.
- Badan lambung atau korpus: Fungsi utama lambung ini untuk menyimpan dan mencampur makanan.
- Antrum: Berada di bawah tubuh untuk menampung makanan hingga lambung siap untuk mengirimkannya ke usus halus.
- Pilorus: Terletak di bagian bawah lambung yang terdiri dari sfingter pilorus. Fungsi pilorus pada lambung sebagai katup untuk mengendalikan pengosongan isi lambung.
Fungsi Lambung dalam Tubuh
Fungsi lambung dalam sistem pencernaan adalah untuk menyimpan makanan sementara sekaligus mencerna makanan secara kimiawi dan mekanik. Bagian atas lambung, seperti kardia, fundus, dan tubuh akan rileks saat ada makanan yang masuk sehingga perut bisa menampung lebih banyak makanan.
Sementara bagian bawah perut dapat berkontraksi secara teratur untuk menghancurkan makanan bersama dengan cairan lambung. Hasil dari proses ini disebut “chyme”.
Setiap gelombangnya, sfingter pilorus dapat terbuka untuk membiarkan sedikit “chyme” yang sudah cukup cair masuk ke usus kecil. Proses ini selanjutnya akan dicerna lebih lanjut di duodenum.
Cairan lambung adalah cairan alami yang dihasilkan oleh sel-sel di bagian atas lambung untuk mencerna makanan. Cairan ini mengandung asam klorida (HCL) dan enzim pepsin.
HCL diproduksi oleh sel parietal lambung sedangkan pepsin merupakan hasil pemecahan dari proenzim pepsinogen yang diproduksi oleh sel utama lambung. Pepsinogen dapat berubah menjadi pepsin setelah bercampur dengan HCL.
Selain HCL, lambung juga berfungsi untuk menghasilkan faktor-faktor lainnya, seperti glikoprotein dalam menyerap vitamin B12 di usus halus. Faktor ini sangat penting karena vitamin B12 bermanfaat untuk memproduksi sel darah merah dan menjaga fungsi saraf secara optimal.
Lambung juga memiliki sel-sel neuroendokrin yang dapat mengatur produksi asam dan gerakan lambung. Sel-sel mukosa di permukaan lambung dapat mengeluarkan lapisan lendir yang melindungi dinding lambung dari cairan asam. Fungsi utama dari asam lambung bisa membunuh banyak jenis bakteri dan mikroorganisme lain yang masuk ke tubuh melalui makanan. Hasilnya, tubuh dapat terhindar dari infeksi penyakit.
Gangguan pada Fungsi Lambung
Gangguan pada fungsi lambung terdiri dari beberapa jenis, di antaranya:
- Gastritis: Merupakan peradangan pada lapisan lambung, bisa akut atau kronis. Kondisi ini bisa terjadi karena berbagai faktor, seperti penggunaan obat antiinflamasi nonsteroid (NSAID) dalam jangka panjang. Gejalanya meliputi perut kembung, mual, dan muntah.
- Gangguan Dispepsia: Termasuk gangguan fungsional lambung yang melibatkan gejala, seperti nyeri perut bagian atas, mual atau bersendawa, dan perut kembung.
- Gastroparesis: Sering dikenal sebagai kelumpuhan lambung karena tidak bisa berkontraksi secara normal. Hal ini bisa terjadi ketika saraf ke lambung rusak atau berhenti bekerja.
- Tukak lambung: Merupakan luka terbuka pada lapisan lambung atau duodenum. Kondisi ini dapat terjadi akibat penggunaan obat NSAID dalam jangka waktu lama dan infeksi bakteri.
- Hernia hiatus: Terjadi ketika bagian atas lambung menonjol ke dada melalui robekan atau kelemahan diafragma.
- Limfoma atau kanker kelenjar getah bening: Kondisi ini dapat menimbulkan gejala demam, keringat malam, dan kelelahan.
- Kanker lambung: Kondisi ketika sel-sel kanker tumbuh dan berkembang tidak terkendali di lambung. Gejalanya dapat berupa nafsu makan menurun, sulit menelan, mual, dan muntah.
Baca Juga: Kenali 10 Ciri-Ciri Lambung Luka yang Perlu Diwaspadai
Cara Menjaga Kesehatan Lambung
Berikut ini adalah beberapa cara menjaga kesehatan lapisan lambung:
- Mengelola stres: Tingkat stres yang tinggi dan kronis bisa berdampak buruk bagi kesehatan, termasuk usus. Cara mengurangi stres bisa dengan berlatih yoga, meditasi, dan meluangkan waktu bersama orang-orang terdekat.
- Tidur yang cukup: Cobalah untuk memprioritaskan waktu tidur sekitar 7-8 jam dalam sehari. Hal ini sangat penting untuk menjaga kesehatan tubuh secara menyeluruh.
- Makan secara perlahan: Mengunyah makanan secara perlahan dapat menurunkan risiko terkena obesitas. Ini juga bisa mengurangi rasa tidak nyaman pada saluran pencernaan.
- Menjaga tubuh tetap terhidrasi: Minum banyak air bisa meningkatkan keberagaman bakteri dalam usus. Penelitian membuktikan bahwa minum lebih banyak dapat mengurangi risiko infeksi saluran pencernaan.
- Konsumsi suplemen prebiotik atau probiotik: Jenis suplemen ini dapat meningkatkan kesehatan dan pertumbuhan bakteri baik di dalam usus. Sebelum konsumsi suplemen, pastikan untuk berkonsultasi dengan dokter terlebih dahulu.
- Kenali intoleransi makanan: Gejala intoleransi makanan meliputi perut kembung, diare, dan mual.
- Mengubah pola makan: Mengurangi konsumsi makanan olahan, tinggi gula, dan tinggi lemak dapat meningkatkan kesehatan pencernaan secara optimal.
Kapan Harus ke Dokter?
Jika mengalami tanda-tanda gangguan pada lambung, seperti nyeri perut parah, sering mual atau muntah, dan perut kembung yang tidak kunjung sembuh dalam waktu lama, sebaiknya segera periksakan diri ke dokter untuk mendapatkan penanganan yang tepat. Anda bisa kunjungi rumah sakit Ciputra Hospital terdekat untuk konsultasi kesehatan.
Yuk, jaga kesehatan tubuh dengan rutin melakukan medical check up di Ciputra Hospital. Anda juga bisa konsultasi dan buat janji dengan dokter di Ciputra Hospital terdekat.
Cek layanan rumah sakit Ciputra Hospital mulai dari rawat jalan hingga Medical Check Up (MCU) selengkapnya sekarang juga.
Telah direview oleh dr. Bryan
Source:
- Froedtert & Medical College of Wisconsin. Stomach Disease and Disorder Treatment. Maret 2025.
- Healthline. Signs of an Unhealthy Gut and What to Do About It. Maret 2025.
- Macmillan Cancer Support. The Stomach. Maret 2025.
- National Library of Medicine. Anatomy, Abdomen and Pelvis: Stomach. Maret 2025.