Ditulis oleh Tim Konten Medis
Detak jantung cepat pada anak bisa menjadi respons normal tubuh atau pertanda adanya gangguan irama jantung, seperti takikardia. Pada bayi, gejalanya bisa meliputi mudah berkeringat, tidak mau menyusu, hingga rewel. Sedangkan pada anak-anak, gejala detak jantung terlalu cepat bisa menyebabkan tubuh mudah lelah, sesak napas, hingga nyeri dada.

Detak jantung cepat pada anak adalah kondisi yang sering membuat orang tua khawatir. Meski terkadang bersifat sementara dan tidak berbahaya, kondisi ini juga bisa menandakan adanya gangguan pada sistem elektrik jantung yang bernama aritmia.
Dalam beberapa kasus, detak jantung cepat bisa menjadi tanda awal penyakit takikardia pada bayi atau anak-anak, yang memerlukan penanganan medis. Mengenali penyebab detak jantung tidak normal, terutama detak jantung cepat pada anak saat tidur sangat penting untuk menentukan langkah penanganan yang sesuai.
Penyebab Detak Jantung Cepat pada Anak
Denyut nadi normal anak berbeda tergantung usia, tetapi jika denyut jantung meningkat secara tiba-tiba dan tidak sesuai aktivitas fisik atau emosionalnya, kondisi ini bisa mengarah pada takikardia. Berikut adalah beberapa jenis takikardia yang menjadi penyebab detak jantung cepat pada anak:
1. Sinus Takikardia
Sinus takikardia adalah peningkatan detak jantung yang berasal dari simpul sinus, yaitu pusat pengatur irama jantung alami. Kondisi ini umum terjadi pada anak-anak dan biasanya merupakan respons normal terhadap aktivitas fisik, stres emosional, atau olahraga.
Namun, dalam beberapa kasus, sinus takikardia juga bisa muncul akibat demam, kelebihan hormon tiroid, atau anemia. Jenis takikardia ini umumnya tidak membutuhkan perawatan khusus jika bukan karena penyakit yang mendasari.
2. Supraventricular Tachycardia (SVT)
SVT adalah salah satu bentuk takikardia yang paling sering terjadi pada anak-anak. Kondisi ini melibatkan gangguan pada sistem kelistrikan jantung, terutama di bagian atrium (ruang atas jantung).
Gangguan ini menyebabkan sinyal listrik berjalan abnormal dan mengganggu kerja simpul sinus, yang membuat jantung berdetak terlalu cepat.
Baca Juga: Penyebab Jantung Berdebar, Apakah Berbahaya?
3. SVT pada Bayi
SVT juga dapat terjadi pada bayi, muncul dengan detak jantung lebih dari 220 kali per menit saat istirahat. Gejalanya antara lain napas cepat, sulit menyusu atau minum susu botol, banyak berkeringat saat menyusu, rewel, atau tampak lebih mengantuk dari biasanya.
Kondisi ini bisa menjadi tanda awal bahwa detak jantung anak cepat pertanda adanya masalah pada irama jantung yang perlu diperhatikan. Penting bagi orang tua memahami bahwa bahaya detak jantung bayi cepat tidak boleh diabaikan, karena pada beberapa kasus penyakit takikardia bahkan sudah bisa terdeteksi sejak dalam kandungan.
4. SVT pada Anak dan Remaja
Sebagian besar kasus SVT pada anak bersifat jinak, namun tetap memerlukan evaluasi oleh dokter karena bisa menimbulkan gejala berat atau komplikasi jika Anda biarkan. Namun, kondisi ini bisa menyebabkan detak jantung antara 180 hingga 220 kali per menit.
Gejala yang terjadi secara umum antara lain:
- Jantung berdebar atau terasa tidak teratur
- Pusing atau terasa melayang
- Rasa ingin pingsan atau benar-benar pingsan
- Nyeri dada
- Sesak napas
- Mudah lelah
SVT yang tidak terdeteksi dan menetap dalam waktu lama dapat menyebabkan pembesaran jantung dan penurunan fungsi pompa jantung (kardiomiopati takikardi)
Baca Juga: Penyebab Detak Jantung Lambat (Bradikardia) & Pengobatan
Cara Mengatasi Takikardia pada Anak
Menentukan cara mengatasi detak jantung cepat pada anak tergantung pada jenis dan penyebab takikardia yang penderita alami. Setelah dokter mendiagnosis jenis aritmia pada anak, berikut beberapa metode pengobatan yang umum digunakan:
1. Pemberian Obat SVT
Untuk anak yang mengalami SVT, dokter bisa meresepkan obat-obatan yang membantu memperlambat detak jantung. Beberapa jenis yang umum digunakan termasuk beta blocker, digoxin, serta obat penghambat saluran natrium dan kalsium.
Obat-obatan ini bertujuan mengurangi frekuensi dan durasi episode SVT, serta menjaga ritme jantung tetap stabil. Pemilihan jenis obat akan disesuaikan dengan kondisi kesehatan dan respons anak terhadap terapi.
2. Kateter Ablasi
Bila pengobatan tidak efektif atau SVT terjadi cukup sering, kateter ablasi bisa menjadi solusi jangka panjang yang sangat efektif. Prosedur ini dilakukan dengan memasukkan kateter (tabung fleksibel) ke dalam ruang jantung saat anak dalam kondisi tertidur penuh.
Kateter dilengkapi dengan sensor untuk mendeteksi jalur listrik abnormal yang menjadi penyebab detak jantung cepat. Setelah jalur tersebut ditemukan, kateter khusus digunakan untuk menghancurkan jalur listrik yang tidak normal tersebut.
Baca Juga: Tanda Sakit Jantung yang Penting Diwaspadai
Jika anak Anda mengalami detak jantung cepat, segera konsultasikan ke dokter. Kunjungi Ciputra Hospital, dapatkan kemudahan untuk konsultasi dan membuat janji dengan dokter pilihan Anda.
Cek informasi lengkap mengenai layanan Ciputra Hospital, mulai dari rawat jalan hingga Medical Check Up (MCU), hanya di situs resmi atau kunjungi langsung fasilitas terdekat sekarang juga.
Telah Direview oleh Dr. Cristopher Tan
Source:
- American Heart Association. Types of Arrhytmia in Children. Oktober 2025
- Pediatric Cardiology Associates of Houston. Tachycardia. Oktober 2025
- Riley Children’s Health. Supraventricular Tachycardia (SVT) in Children. Oktober 2025