Ditulis oleh Tim Konten Medis
Buta warna parsial adalah kondisi ketika seseorang tidak mampu membedakan jenis warna tertentu. Kondisi ini membuat seseorang sulit untuk mengenali beberapa corak atau warna dan melihat kecerahan warna tertentu. Tidak ada perawatan medis yang bisa mengatasi orang dengan buta warna bawaan.

Buta warna parsial sulit membedakan corak warna.
Ada perbedaan buta warna parsial dan buta warna total. Buta warna parsial tidak bisa membedakan jenis warna tertentu saja sedangkan buta warna total (monokrasi) tidak dapat mengenali warna sama sekali.
Sampai saat ini, belum ada cara menyembuhkan buta warna parsial. Jika kondisi ini disebabkan oleh penggunaan obat-obatan atau masalah mata tertentu, dokter dapat mengatasi penyebabnya untuk mendapatkan hasil penglihatan warna yang baik.
Mengenal Buta Warna Parsial
Defisiensi penglihatan atau buta warna parsial adalah ketidakmampuan mata dalam membedakan corak warna. Kondisi ini bukan berarti Anda tidak bisa melihat warna sama sekali, melainkan hanya terbatas pada warna-warna tertentu
Misalnya, merah dan hijau atau biru dan kuning. Keterbatasan dalam membedakan warna ini jarang terjadi pada banyak orang sehingga perlunya pengecekan secara khusus dengan bantuan dokter.
Buta warna sering dialami oleh pria daripada wanita. 1 dari 12 pria dapat mengalami buta warna sedangkan hanya 1 dari 200 wanita yang menderita buta warna.
Penglihatan buta warna parsial dapat terjadi akibat kurangnya pigmen warna dalam mata sehingga ada beberapa jenis warna yang tidak mampu ditangkap oleh mata. Di dalam mata, terdapat fotoreseptor berbentuk kerucut yang berisikan pigmen-pigmen peka cahaya guna mengenali warna.
Masing-masing kerucut memiliki kepekaan terhadap cahaya merah, hijau, atau biru. Kerucut dapat mengenali warna dengan cara menangkap gelombang panjang yang masuk dalam mata.
Kebanyakan seseorang yang memiliki buta warna parsial sulit membedakan warna merah dan hijau daripada biru dan kuning. Di sisi lain, penderita buta warna parsial biru dan kuning cenderung jarang terjadi dan jika terjadi dapat lebih parah daripada penderita buta warna merah dan hijau.
Hal ini disebabkan karena seseorang yang buta warna biru dan kuning biasanya juga memiliki buta warna merah dan hijau sehingga warnanya akan terlihat netral atau abu-abu. Buta warna parsial juga menyebabkan seseorang mengalami kesulitan dalam membedakan warna yang masuk, tergantung pada tingkat kegelapan dan kecerahan warna.
Selain faktor bawaan, buta warna dapat terjadi akibat cedera atau penyakit. Anda bisa memeriksakan diri ke dokter apabila kesulitan dalam membedakan warna.
Penyebab Buta Warna Parsial
Berikut ini adalah beberapa penyebab dan faktor risiko yang memicu buta warna parsial:
1. Faktor Genetik
Faktor genetik menjadi salah satu penyebab buta warna parsial. Hal ini bisa terjadi akibat perubahan (mutasi) gen yang memicu buta warna diturunkan.
Bentuk paling umum, seperti buta warna merah dan hijau biasanya mengikuti pola pewarisan resesif terkait kromosom X. Sebagai contoh, bayi laki-laki dapat mewarisi buta warna merah dan hijau apabila ibunya memiliki kondisi serupa.
Baca Juga: Gangguan Mata Astigmatisma
2. Paparan Bahan Kimia
Buta warna biru dan kuning dapat terjadi karena paparan bahan kimia. Kondisi ini bisa membahayakan sistem saraf, seperti pelarut organik, campuran pelarut, dan logam berat.
Bahkan, paparan las dalam jangka panjang juga memicu buta warna. Penting untuk mengenakan pakaian pelindung agar menjaga kesehatan tubuh secara menyeluruh.
3. Kondisi Medis Tertentu
Buta warna akibat kondisi medis tertentu cenderung lebih jarang terjadi daripada bentuk buta warna yang diwariskan dari gen orang tua. Kondisi medis ini meliputi degenerasi makula terkait usia, penyakit glaukoma, dan katarak.
Tidak hanya itu, kondisi yang memengaruhi otak atau sistem saraf, seperti diabetes, penyakit Alzheimer, dan multiple sclerosis. Dokter dapat mendiagnosis buta warna dengan beberapa tes berbeda, termasuk tes ishihara.
Jenis Buta Warna Parsial
Adapun jenis buta warna parsial terbagi atas 2 jenis utama, yaitu:
1. Buta Warna Merah Hijau
Secara umum, penderita buta warna tidak dapat melihat warna merah hijau. Hal ini terjadi akibat hilangnya atau rusaknya satu atau lebih kerucut dalam retina mata.
Buta warna merah hijau terbagi atas 4 jenis, di antaranya:
- Protanopia: Buta warna akibat seseorang tidak memiliki kerucut merah. Hal ini membuat seseorang susah membedakan warna merah.
- Protanomali: buta warna dengan masih adanya kerucut merah, tetapi hanya bisa melihat beberapa jenis warna merah tertentu.
- Deuteranopia: Jenis ini terjadi akibat seseorang tidak memiliki kerucut hijau. Hal ini membuat seseorang susah membedakan warna hijau dengan warna lainnya.
- Deuteranomal: Penderita yang mengalami kondisi ini hanya bisa melihat beberapa nuansa atau warna hijau tertentu.
Seseorang dengan buta warna merah hijau hanya melihat suatu objek berwarna hijau keruh dengan sedikit warna biru dan kuning. Cokelat, oranye, merah, dan warna pucat akan susah ditangkap serta dibedakan.
2. Buta Warna Biru Kuning
Jenis buta warna kedua adalah biru kuning. Kondisi ini jarang terjadi pada seseorang dan bisa menyulitkan penderita dalam membedakan warna biru, hijau, kuning, dan merah.
Buta warna biru kuning terbagi atas 2 jenis, yaitu:
- Tritanopia: Kondisi ini terjadi akibat seseorang tidak memiliki kerucut biru. Hal ini membuat seseorang susah menangkap dan membedakan warna biru.
- Tritanomali: Orang yang mengalami tritanomali hanya bisa melihat beberapa nuansa atau warna biru tertentu.
Tes untuk Mendeteksi Buta Warna Parsial
Dokter atau ahli medis profesional dapat mendeteksi buta warna parsial dengan beberapa metode, seperti:
1. Tes Ishihara
Tes ishihara mampu mendeteksi penderita buta warna merah hijau. Bentuk tes ini berupa kartu dengan titik-titik yang memiliki warna dan ukuran berbeda-beda.
Beberapa dari titik-titik tersebut membentuk satu atau dua digit angka. Seseorang dengan mata yang normal akan dapat melihat angka tersebut, sedangkan seseorang dengan buta warna tidak dapat melihatnya.
2. Cambridge Color Test
Tes ini sangat mirip dengan tes ishihara, bedanya adalah tes ini menggunakan layar komputer. Dokter dapat meminta penderita untuk mencari huruf “C” yang warnanya berbeda dari background warna aslinya.
Huruf ini muncul secara acak dan penderita perlu menekan salah satu tombol dari empat tombol yang tersedia apabila melihat huruf tersebut.
Baca Juga: 4 Risiko Penyebab Mata Buta yang Perlu Diwaspadai
3. Anomaloscope
Pada tes ini, seseorang akan melihat melalui kaca dan sebuah lingkaran. Setengah lingkaran berwarna kuning dan setengah lagi berwarna merah-hijau.
Orang tersebut perlu untuk menyamakan kedua potongan warna menjadi satu dengan kecerahan yang sama. Tes ini sangat penting untuk mengecek buta warna merah hijau.
4. Farnsworth-Munsell 100 Hue Test
Tes ini menggunakan balok-balok dengan gradasi warna yang berbeda. Orang tersebut hanya perlu menyusun warna balok dengan gradasi warna yang tepat.
Metode ini digunakan untuk beberapa perusahaan yang memerlukan ketelitian dalam penggunaan warna.
Pengobatan Buta Warna Parsial
Buta warna parsial tidak bisa sembuh total. Sebab, belum ada obat yang mampu mengatasi kondisi ini.
Jika penyebabnya karena penyakit atau cedera mata, dokter dapat merekomendasikan kacamata khusus atau kontak lena guna meningkatkan kemampuan penglihatan. Selain itu, ada banyak hal yang dapat Anda lakukan untuk menyesuaikan penglihatannya.
Misalnya, memberi label pada pakaian warna, mengingat urutan warna lampu lalu lintas, dan sebagainya. Perlu waktu, kesabaran, dan latihan supaya seseorang mampu beradaptasi dengan penglihatan mereka.
Jika Anda atau orang terdekat mengalami tanda-tanda buta warna, sebaiknya segera periksakan diri ke dokter. Anda bisa kunjungi rumah sakit Ciputra Hospital terdekat untuk konsultasi kesehatan.
Yuk, jaga kesehatan tubuh dengan rutin melakukan medical check up di Ciputra Hospital. Anda juga bisa konsultasi dan buat janji dengan dokter di Ciputra Hospital terdekat.
Cek layanan rumah sakit Ciputra Hospital mulai dari rawat jalan hingga Medical Check Up (MCU) selengkapnya sekarang juga.
Telah direview oleh dr. Febriani K. H.
Source:
- National Eye Institute. Color Blindness. Februari 2025.
- NHS. Colour Vision Deficiency (Colour Blindness). Februari 2025.
- WebMD. What You Need to Know About Color Blindness Tests. Februari 2025.