Ditulis oleh Tim Konten Medis
Penyakit paru-paru basah adalah istilah yang menggambarkan kondisi paru-paru ketika terisi cairan, bukan udara. Kondisi ini dapat mengalami gejala, seperti sesak napas, denyut jantung cepat, batuk, kelelahan, bibir dan kuku kebiruan.

Gejala paru-paru basah berupa sesak napas.
Paru-paru basah sebenarnya bukan merupakan istilah medis, melainkan penyakit yang disebut efusi pleura. Ini termasuk kondisi yang berpotensi membahayakan dan membutuhkan penanganan segera mungkin.
Penderita efusi pleura bisa sembuh dengan menjalani pengobatan tertentu, mulai dari konsumsi obat-obatan medis, tindakan torakosentesis, hingga operasi bedah. Pengobatan ini berfokus untuk mengeluarkan cairan berlebih dan mencegahnya menumpuk kembali di paru-paru.
Mengenal Penyakit Paru-paru Basah
Paru-paru basah adalah istilah umum untuk sindrom gangguan pernapasan akut (ARDS). Kondisi ini berbeda dengan pneumonia.
Gangguan pneumonia adalah peradangan atau infeksi paru-paru yang terjadi akibat virus, bakteri, atau bahkan parasit. Sementara itu, paru-paru basah merupakan kumpulan cairan di sekitar paru-paru yang menyebabkan gejala nyeri dada, sesak napas, dan ketikdamampuan bernapas kecuali saat duduk atau berdiri.
Cairan dalam paru-paru basah bisa berupa nanah akibat infeksi, penyakit jantung, atau darah dari penyakit paru-paru dan jantung. Kondisi ini dapat menyerang semua kalangan usia, mulai dari anak-anak hingga orang dewasa.
Gejala Paru-paru Basah
Gejala dan tanda paru-paru basah cenderung bervariasi, tergantung pada penyebab yang mendasarinya. Adapun gejala paling umum yang dapat terjadi, antara lain:
- Gangguan pernapasan: Ini meliputi sesak napas yang parah, napas yang cepat dan dangkal, serta nyeri saat bernapas.
- Denyut jantung yang cepat: Sulit bernapas bisa membuat jantung bekerja lebih keras dari biasanya.
- Batuk: Ini bisa berupa batuk kering, berdahak, atau kombinasi keduanya.
- Suara pernapasan abnormal: Dalam istilah medis, kondisi ini memiliki sebutan rales atau crackles. Dokter dapat mendengarkan suara pernapasan abnormal saat memeriksa paru-paru dengan stetoskop.
- Mudah merasa lelah: Rendahnya kadar oksigen dalam darah akibat sulit bernapas bisa mengakibatkan kelemahan otot dan merasa lelah ekstrem.
- Sianosis: Ini adalah kondisi ketika bibir dan kuku berwarna kebiruan akibat rendahnya kadar oksigen dalam darah.
Baca Juga: 5 Komplikasi Bahaya Penyakit Paru Paru Basah
Penyebab Paru-paru Basah
Paru-paru basah disebabkan oleh cedera, infeksi, atau kondisi medis tertentu yang memicu penumpukan cairan di kantung udara. Ini menimbulkan pembengkakan yang terjadi di seluruh bagian paru-paru dan keluarnya cairan serta protein dari kapiler ke alveoli. Akibatnya, tubuh menjadi sulit bernapas hingga bisa mengakibatkan pendarahan pada kasus yang parah.
Pada kondisi ini, paru-paru juga tidak dapat bekerja dengan baik. Saat kadar oksigen menurun, organ vital berisiko mengalami kerusakan serius.
Ada berbagai penyakit dan kondisi yang dapat memicu paru-paru basah, seperti pneumonia, transfusi darah, dan tidak sengaja menghirup bahan kimia. Faktor yang dapat meningkatkan risiko terjadinya paru-paru basah meliputi:
- Memiliki kebiasaan merokok
- Penyalahgunaan atau konsumsi alkohol secara berlebihan
- Menjalani operasi atau kemoterapi
- Berat badan berlebih atau obesitas
- Memiliki protein darah rendah
- Penggunaan oksigen untuk kondisi paru-paru lainnya
Cara Mengetahui Terkena Paru-Paru Basah
Dokter dapat mendeteksi adanya cairan di paru-paru dengan beberapa pemeriksaan, sebagai berikut:
1. Riwayat Medis dan Pemeriksaan Fisik
Pada pemeriksaan riwayat medis, dokter akan bertanya mengenai kondisi medis dan keadaan yang bisa meningkatkan risiko paru-paru basah. Mereka juga menanyakan gejala-gejala yang dialami oleh penderita dan apakah memiliki riwayat penyakit jantung atau paru-paru.
Sementara pemeriksaan fisik yang dilakukan dapat berupa:
- Mendengarkan paru-paru dengan menggunakan stetoskop untuk memeriksa suara pernapasan yang tidak biasa atau ada masalah dengan pergerakan udara yang menjadi tanda paru-paru basah.
- Memeriksa kulit dan bibir untuk melihat perubahan warna kebiruan
- Mencari tanda-tanda pembengkakan tubuh atau cairan
2. Berbagai Tes dan Pencitraan
Ada berbagai tes yang dapat digunakan untuk mendeteksi adanya cairan di paru-paru, seperti:
- Oksimetri nadi: Pemeriksaan ini bertujuan untuk mengetahui kadar oksigen dalam darah. Dokter dapat memasang sensor pada kulit atau meletakkannya di tangan dan kaki pasien.
- Pemeriksaan darah: Mampu menentukan kadar oksigen dengan menggunakan sampel darah dari arteri (biasanya di pergelangan tangan). Jika kadarnya rendah, ini bisa menjadi tanda adanya paru-paru basah.
- Sinar-X dan CT scan: Pemeriksaan ini dapat memberikan informasi seputar struktur jantung dan paru-paru yang bisa memicu paru-paru basah.
- Ekokardiogram dan elektrokardiogram: Kedua tes ini bertujuan untuk menyingkirkan kondisi jantung yang serupa dengan gejala paru-paru basah.
- Biopsi paru-paru: Mengambil sampel jaringan di paru-paru, lalu memeriksanya di bawah mikroskop.
Cara Mengatasi Paru-Paru Basah
Tidak ada obat khusus untuk mengatasi paru-paru basah. Namun, penderita bisa mengelola gejala dari kondisi ini dengan melibatkan bantuan pernapasan, pengobatan, atau terapi lainnya.
Perawatan paru-paru basah dapat berbeda-beda pada setiap orang sehingga perlu berkonsultasi dengan dokter terlebih dahulu. Berikut ini adalah cara mengatasi paru-paru basah yang umum dilakukan:
1. Bantuan Pernapasan
Perawatan ini sangat penting untuk meningkatkan aliran oksigen dan memudahkan pasien bernapas. Bantuan pernapasan dapat diberikan tergantung pada tingkat keparahan gejala paru-paru basah.
Pada kasus ringan, pasien hanya diberikan oksigen tambahan melalui masker yang menutupi hidung dan mulut. Sementara orang dengan gejala berat membutuhkan ventilasi mekanik untuk mendorong udara ke dalam paru-paru dan mengeluarkan sebagian carian dari alveoli.
2. Obat medis
Obat-obatan medis mampu meredakan gejala paru-paru basah dengan mengatasi penyebab yang mendasarinya dan mencegah komplikasi serius. Jenis obat ini dapat berupa:
- Antibiotik: Untuk mengatasi infeksi.
- Obat penenang: Mengeloal rasa cemas dan memudahkan pasien untuk bernapas dengan ventilasi atau sendiri.
- Pengencer darah: Mencegah dan menghentikan pembekuan darah.
- Obat pereda nyeri: Untuk mengatasi rasa nyeri sesuai kebutuhan dan kondisi kesehatan pasien.
- Obat penurun kadar asam lambung: Mengurangi risiko terjadinya ulkus stres yang memicu pendarahan usus.
Baca Juga: Kenalilah 8 Pantangan Paru-Paru Basah
3. Perawatan Lainnya
Dokter dapat merekomendasikan perawatan tambahan untuk mengatasi cairan di paru-paru. Perawatan ini meliputi:
- Mengelola kadar cairan: Untuk memantau dan menyeimbangkan cairan dalam tubuh untuk menjaga tekanan darah tetap teratur dan membantu oksigen mencapai organ-organ tubuh.
- Dukungan nutrisi: Memastikan pasien mendapatkan nutrisi yang tepat saat menggunakan ventilator.
- Terapi fisik: Menjaga kekuatan otot dan mencegah munculnya luka.
Apakah Paru-Paru Basah Berbahaya?
Paru-paru cenderung berbahaya apabila tidak mendapatkan pengobatan yang tepat. Penelitian membuktikan bahwa 30-40 persen dari kasus ARDS berpotensi fatal dan tingkat kematian berkisar antara 50-70 persen.
Jika berpotensi fatal, kondisi ini sering kali terjadi akibat komplikasi serius berupa gagal ginjal, kerusakan paru-paru, gangguan otot dan saraf. Bahkan, beberapa pasien dapat mengalami gangguan stres pascatrauma (PTSD) dan depresi saat mengalami paru-paru basah.
Oleh karenanya, pasien memerlukan terapi berkelanjutan, terutama bagi mereka yang telah mengalami kerusakan organ atau otot. Sebagian besar pasien yang sembuh, fungsi paru-parunya akan kembali normal sekitar 6-12 bulan.
Jika mengalami tanda-tanda paru-paru basah, sebaiknya segera periksakan diri ke dokter untuk mendapatkan penanganan yang tepat. Anda bisa kunjungi rumah sakit Ciputra Hospital terdekat untuk konsultasi kesehatan.
Yuk, jaga kesehatan tubuh dengan rutin melakukan medical check up di Ciputra Hospital. Anda juga bisa konsultasi dan buat janji dengan dokter di Ciputra Hospital terdekat.
Cek layanan rumah sakit Ciputra Hospital mulai dari rawat jalan hingga Medical Check Up (MCU) selengkapnya sekarang juga.
Telah direview oleh dr. Edwin Halim
Source:
- Cleveland Clinic. Pleural Effusion. Maret 2025.
- Medical News Today. What to Know About Acute Respiratory Distress Syndrome. Maret 2025.
- Universitas Yarsi. Pneumonia and “Wet Lungs”. Maret 2025.
- Very Well Health. What Is Wet Lung?. Maret 2025.