Ditulis oleh Tim Konten Medis
Apakah Anda sering menyalakan kipas saat tidur? Banyak orang percaya bahwa kipas angin menyebabkan paru-paru basah sehingga perlu diwaspadai. Anggapan ini sudah lama beredar di kalangan masyarakat, tetapi masih menimbulkan banyak pertanyaan dan kebingungan.

Penyebabnya bisa karena sepsis.
Faktanya, tidur pakai kipas angin tidak menyebabkan paru-paru basah. Meskipun begitu, efek samping sering memakai kipas angin bisa menimbulkan alergi dan asma akibat debu atau kotoran yang menempel pada kipas angin.
Gangguan paru-paru basah atau efusi pleura disebabkan oleh banyak hal, seperti gagal jantung, radang paru-paru, dan tuberkulosis. Kondisi ini ditandai dengan sesak napas, nyeri dada, demam, dan batuk.
Apakah Kipas Angin Menyebabkan Paru-Paru Basah?
Mengutip dari laman Universitas Yarsi, penyebab paru-paru basah bukan karena mandi malam-malam atau terkena kipas angin. Sebab, tidak ada data ilmiah yang mendukung mitos belaka ini.
Paru-paru basah bukanlah istilah medis, melainkan penyakit yang disebut sebagai efusi pleura. Cairan akibat efusi pleura tidak berada di dalam paru-paru tetapi berada di antara selaput yang melapisis paru-paru (pleura viseral) dan bagian dalam dinding dada (pleura parietalis).
Istilah paru-paru basah juga berbeda dengan pneumonia. Gangguan pneumonia adalah peradangan atau infeksi pada paru-paru yang disebabkan oleh bakteri, virus, atau bahkan parasit.
Sementara itu, paru-paru basah atau efusi pleura merupakan kumpulan cairan di sekitar paru-paru yang menimbulkan gejala nyeri dada, sesak napas, dan tidak mampu bernapas kecuali saat duduk atau berdiri.
Baca Juga: 5 Komplikasi Bahaya Penyakit Paru Paru Basah
Penyebab Paru-Paru Basah
Penyebab paru-paru basah bisa terjadi karena adanya kerusakan pada kantung udara kecil (alveoli). Bagian tubuh ini berperan penting sebagai tempat pertukaran oksigen dan karbondioksida.
Jika fungsi alveoli terganggu, cairan seperti nanah atau darah dapat terkumpul di kantung-kantung tersebut sehingga paru-paru sulit terisi udara. Akibatnya, tubuh mengalami gejala paru-paru basah berupa sesak napas, denyut jantung cepat, dan batuk.
Selain itu, ada beberapa kondisi dan penyakit yang bisa menyebabkan paru-paru basah, seperti:
- Infeksi virus: Ini termasuk pneumonia, flu, dan Covid-19. Pada dasarnya, virus dan bakteri menyebabkan gejala yang sama, seperti demam, batuk, dan ruam.
- Sepsis: Merupakan kondisi medis serius dan berpotensi mengancam nyawa saat infeksi masuk ke dalam aliran darah. Saat infeksi menyebar, tubuh akan mengalami peradangan hebat dan memicu detak jantung serta pernapasan yang cepat.
- Cedera paru traumatis: Kondisi ini menyebabkan cairan dan darah terkumpul di sekitar paru-paru. Jika tidak diobati, cedera paru traumatis dapat menyebabkan komplikasi, seperti radang paru-paru, paru-paru basah, dan hipoksia.
- Pankreatitis akut: Ini adalah peradangan pankreas yang terjadi secara mendadak dan sembuh dalam waktu seminggu. Pankreatitis akut membutuhkan penanganan segera mungkin agar terhindar dari komplikasi serius.
- Menghirup bahan kimia: Terkadang, orang tidak sengaja menghirup sesuatu, seperti cairan, bubuk, atau bahan kimia lainnya. Ini bisa menimbulkan gejala mengi dan batuk secara terus-menerus.
Faktor Risiko Paru-Paru Basah yang Perlu Diwaspadai
Ada beberapa kebiasaan dan kondisi yang menyebabkan paru-paru basah, di antaranya:
- Usia: Anda bisa saja terkena paru-paru basah seiring bertambahnya usia. Hal ini bisa terjadi karena fungsi paru-paru dan respons imun yang lemah pada lansia.
- Konsumsi alkohol: Minum alkohol secara berlebihan dapat meningkatkan risiko terjadi sepsi dan menurunkan sistem kekebalan tubuh. Ini juga bisa memicu terjadinya paru-paru basah.
- Kebiasaan merokok: Kebiasaan butuk ini dapat merusak alveoli yang membuat paru-paru sulit mengeluarkan cairan. Selain paru-paru basah, merokok juga meningkatkan risiko terjadinya pneumonia.
- Peradangan pada pembuluh darah: Dalam istilah medis, kondisi ini disebut sebagai vaskulitis yang dapat terjadi pada bagian tubuh mana pun, termasuk paru-paru. Peradangan pada pembuluh darah juga menghambat kapiler di paru-paru dan sulit melakukan pertukaran oksigen.
- Faktor lingkungan: Terkena paparan bahan kimia beracun atau polusi dalam jangka waktu lama bisa menyebabkan kerusakan paru-paru seiring berjalannya waktu. Selain itu, paru-paru juga bisa terjadi akibat paparan asam kimia berbahaya secara tiba-tiba, seperti pemutih dan amonia.
- Operasi paru-paru: Paru-paru basah menjadi salah satu komplikasi dari berbagai jenis operasi paru-paru, terutama saat mengangkat organ tubuh ini.
Baca Juga: Cek Fakta Mandi Malam Bisa Menyebabkan Paru-Paru Basah
Kapan Harus ke Dokter?
Cara menyembuhkan paru-paru basah berfokus untuk mengeluarkan cairan berlebih dan mencegahnya menumpuk kembali. Dokter dapat merekomendasikan berbagai perawatan medis berdasarkan kondisi yang menjadi penyebab paru-paru basah.
Perawatan ini meliputi:
- Obat medis: Dokter merekomendasikan obat diuretik dan gagal jantung untuk mengatasi efusi pleura akibat gagal jantung kongestif atau penyebab kondisi medis lainnya. Pada beberapa kasus, penderita memerlukan antibiotik untuk meredakan gejala yang terjadi.
- Tindakan torakosentesis: Ini adalah prosedur tabung dada untuk mengeluarkan cairan di paru-paru yang menyebabkan gangguan pernapasan. Tindakan torakosentesis mampu mencegah efusi pleura terjadi kembali sekitar 50 persen.
- Operasi bedah: Penderita memerlukan operasi pedah apabila pemberian obat medis dan tindakan torakonsentesis tidak mampu mengatasi gejala yang terjadi. Ada dua jenis pembedahan yang dilakukan yaitu operasi VATS dan torakotomi.
Jika mengalami ciri-ciri paru-paru basah, seperti sesak napas, denyut jantung cepat, dan batuk yang tidak kunjung sembuh dalam waktu lama, sebaiknya segera periksakan diri ke dokter untuk mendapatkan penanganan yang tepat. Anda bisa kunjungi rumah sakit Ciputra Hospital terdekat untuk konsultasi kesehatan.
Yuk, jaga kesehatan tubuh dengan rutin melakukan medical check up di Ciputra Hospital. Anda juga bisa konsultasi dan buat janji dengan dokter di Ciputra Hospital terdekat.
Cek layanan rumah sakit Ciputra Hospital mulai dari rawat jalan hingga Medical Check Up (MCU) selengkapnya sekarang juga.
Telah direview oleh dr. Surya Seftiawan Pratama
Source:
- Cleveland Clinic. Pleural Effusion. April 2025.
- Penn Medicine. About Pleural Effusion. April 2025.
- Universitas Yarsi. Pneumonia and “Wet Lungs”. April 2025.
- Very Well Health. What Is Wet Lung?. April 2025.