Ditulis oleh Tim Konten Medis
Chikungunya disebabkan oleh apa? Anda mungkin pernah mendengar tentang penyakit chikungunya. Ini merupakan penyakit yang dapat membuat Anda mengalami demam dan nyeri sendi yang parah. Gejala lain seperti, sakit kepala, mual, kelelahan, dan ruam mungkin juga dapat Anda alami. Namun, apa sebenarnya penyebab dari penyakit chikungunya ini? Artikel ini akan membahas penyebabnya penyakit chikungunya secara khusus di bawah ini. Simak terus bacaan ini sampai akhir.
Chikungunya disebabkan oleh akibat gigitan nyamuk terinfeksi virus chikungunya.
Baca Juga: Apakah Chikungunya Menular?
Penyebab Penyakit Chikungunya
Anda tentu pernah mendengar tentang penyakit chikungunya. Penyakit ini umum di wilayah Asia. Apa sebenarnya penyebab penyakit ini? Chikungunya disebabkan oleh akibat gigitan nyamuk terinfeksi virus chikungunya.
Gejala yang paling umum setelah Anda digigit nyamuk pembawa virus chikungunya adalah, Anda akan merasa demam dan nyeri di bagian persendian Anda.
Penyakit ini mungkin jarang berakibat fatal atau menimbulkan komplikasi, namun dalam beberapa kasus gejalanya dapat bertahan lama dan melemahkan kondisi penderitanya. Oleh karena itu, sebisa mungkin hindari sumber utama penyakit ini, yaitu gigitan nyamuk. Sebab tanpa Anda sadari, gigitan nyamuk kecil dapat membawa virus chikungunya.
Dalam sejarahnya, penyakit chikungunya pernah dianggap sebagai penyakit tropis. Akan tetapi, sejak tahun 2004 silam beberapa negara seperti Afrika, Amerika, Eropa, Karibia, dan area di Samudra Hindia serta pasifik pernah mengalami penyakit ini. Wabah penyakit chikungunya dapat menyebar dengan sangat cepat. Penularan dapat terjadi, apabila ada pelancong yang terinfeksi lalu kembali ke wilayahnya yang sebelumnya tidak terinfeksi virus.
Baca Juga: Pencegahan Chikungunya, Simak 11 Caranya di Sini!
Penularan Virus Penyakit Chikungunya
Meskipun manusia dapat menularkan virus penyebab penyakit chikungunya, penyakit ini utamanya bersumber dari gigitan nyamuk yang telah terinfeksi. Terutama nyamuk jenis Aedes aegypti dan Aedes albopictus. Ini merupakan dua jenis nyamuk yang dapat membawa virus lain seperti demam berdarah dan virus Zika. Tak hanya manusia yang dapat tertular dari nyamuk. Nyamuk juga dapat terinfeksi ketika mereka menggigit orang yang sudah terinfeksi virus. Tubuh manusia merupakan inang utama virus chikungunya selama periode epidemi.
Selain dari gigitan nyamuk, penularan virus chikungunya juga dapat terjadi melalui media lain seperti darah dan ibu yang sedang mengandung. Darah dapat dengan mudah menular untuk mereka yang bertugas mengambil atau memeriksa darah pasien yang terinfeksi. Untuk ibu mengandung, meskipun kasus ini jarang, penularan tetap dapat terjadi terlebih pada trimester kedua.
Sedangkan untuk ibu menyusui, pemberian ASI masih dapat diberikan walaupun sedang sakit chikungunya. Hal ini dikarenakan belum ada kasus atau penelitian yang menyebutkan bila bayi tertular chikungunya setelah menyusu dari ibu penderita chikungunya. Akan tetapi, jika Anda merasa ragu mengenai hal ini, coba untuk mengkonsultaskan terlebih dahulu dengan dokter untuk keamanan Anda dan buah hati.
Tanda awal yang dirasakan adalah, demam secara mendadak dan muncul nyeri sendi.
Baca Juga: Mengobati Chikungunya dan Meredakan Gejala
Kapan Risiko Penularan Virus Penyakit Chikungunya Paling Tinggi?
Risiko penularan tertinggi virus chikungunya ke nyamuk yang menggigit atau penularan melalui darah terjadi pada periode minggu pertama sakit atau saat pasien mengalami viremia. Viremia merupakan istilah medis untuk virus yang sedang hidup di dalam aliran darah.
Setelah gigitan nyamuk yang terinfeksi, penyakit akan timbul dalam waktu 4 sampai 8 hari setelahnya, atau juga dapat berkisar antara 2 sampai 12 hari kemudian. Tanda awal yang dirasakan adalah, demam secara mendadak dan muncul nyeri sendi. Hal yang perlu diperhatikan, gejala nyeri ini dapat sangat melemahkan penderitanya, sebab bisa terjadi selama beberapa hari hingga berminggu-minggu, atau bahkan lebih lama sampai tahunan.
Itulah mengapa, virus chikungunya dapat menyebabkan penyakit akut, subakut atau kronis. Pada pasien dengan kondisi akut, penyakit chikungunya dapat sembuh dengan cepat setelah melakukan istirahat, minum cukup cairan, dan melakukan jenis perawatan pereda gejala lainnya. Sedangkan pada mereka yang mengalami gejala sub akut, penyakit dapat bertahan lebih lama dan perubahan dari sakit ke sembuh cenderung lambat. Terakhir, untuk pasien kronis, kondisi ini dapat menyebabkan mereka mengalami sakit dengan jangka waktu yang tidak dapat ditentukan, dan minum perubahan atau bahkan tidak ada sama sekali.
Baca Juga: Infeksi Virus Chikungunya
Tanda dan gejala umum lain yang juga dialami pasien chikungunya biasanya, termasuk nyeri di bagian otot, terjadi pembengkakan sendi, sakit kepala, merasa mual, kelelahan, pembengkakan kelenjar getah bening, dan muncul ruam di beberapa area tubuh. Jika Anda mengalami gejala serupa, jangan ragu untuk segera memeriksakan diri ke dokter supaya mendapatkan perawatan yang tepat.
Nah untuk mencegah penyakit ini hindari gigitan nyamuk, dan untuk orang yang selesai bepergian dari wilayah dengan risiko tinggi virus chikungunya sebaiknya melakukan isolasi mandiri terlebih dahulu. Langkah-langkah ini dapat dilakukan untuk menyelamatkan Anda dari penularan virus chikungunya. Sebab walaupun penyebaran virusnya terjadi sangat cepat, sampai saat ini belum ada obat ataupun vaksin yang dapat mengatasi virus chikungunya.
Chikungunya disebabkan oleh gigitan nyamuk jenis Aedes aegypti dan Aedes albopictus. Pencegahan infeksi dengan menghindari gigitan nyamuk adalah perlindungan terbaik untuk saat ini. Sebab belum ada obat khusus maupun vaksin yang dapat digunakan untuk mencegah penyakit chikungunya. Kesimpulan ini menutup artikel mengenai penyebab penyakit chikungunya. Semoga informasi ini bermanfaat bagi Anda. Jangan lupa bagikan artikel ini ke orang-orang di sekitar Anda. Tetap jaga kesehatan diri dan sampai jumpa kembali di informasi kesehatan menarik lainnya.
Telah direview oleh dr. Stanislaus Hatta
Source: